Rabu, 11 Desember 2019

Kaus 'Setan' dan Pakaian Seksi Jadi Masalah di Pesawat

Seorang penumpang dapat masalah di pesawat karena memakai kaus bertuliskan 'Hail Satan'. Masalah pakaian memang begitu diperhatikan dalam penerbangan.

Diberitakan Buzzfeed dan NYPost, kejadian itu dialami oleh Swati Runi Goyal dalam sebuah penerbangan dari Key West ke Las Vegas. Penerbangan itu sebenarnya terjadi pada saat Halloween tanggal 30 Oktober lalu, tapi kisah ini menjadi ramai baru-baru ini.

Nah, dikisahkan bahwa perempuan 49 tahun itu mendapat ultimatum dari awak kabin untuk mengganti kausnya atau didepak dari pesawat. Semua karena kaus bertuliskan 'Hail Satan' yang ia pakai.

Menurut awak kabin tersebut, kaus yang dipakai Goyal bernuansa ofensif. Goyal sebenarnya sempat bersikeras kaus yang dipakainya tidak seperti yang dinilai awak kabin itu. Tapi pada akhirnya ia memilih untuk bersalin dengan kaus ekstra yang dipakai suaminya. Penerbangan tersebut sempat tertunda keberangkatannya akibat urusan 'kaus Setan' ini.

Dalam catatan detikcom, masalah pakaian memang amat diperhatikan dalam penerbangan. Seorang pegawai penerbangan Inggris menjelaskan aturan penumpang mengenai pakaian yang bisa dipakai saat penerbangan dan mengapa ada beberapa pakaian yang sebaiknya tidak dipakai.

Meskipun aturan ini tak resmi berlaku di seluruh maskapai, menurut pegawai maskapai penerbangan tersebut, ada satu jenis pakaian yang hampir pasti akan membuat kamu diberhentikan di depan gerbang keberangkatan.

"Jangan mengenakan baju dengan kata-kata cabul. Kami tidak bisa membiarkan Anda naik ke pesawat dengan baju yang mengandung kata yang buruk. Anda akan diminta berganti baju karena mungkin akan menyinggung penumpang lain," katanya seperti dilansir dari Mirror.

Bukan hanya pakaian dengan nada ofensif atau cabul, pakaian yang terlalu seksi pun bisa membuat penumpang diturunkan dari pesawat. Hal ini pun kerap kali terjadi.

Pada bulan Juli 2019 kemarin, wanita berinisial HO naik pesawat EasyJet dengan rute penerbangan dari Malaga di Spanyol ke London, Inggris. Dia memakai pakaian yang terlalu seksi.

Bagian atas pakaiannya terlalu menerawang, sehingga payudaranya terlihat menyembul. Beberapa penumpang mengeluhkan hal tersebut, apalagi bagi penumpang yang membawa anak-anak kecil.

HO diminta memakai sweater oleh awak kabin. Dia pun mengiyakan dan memakainya. Hanya saja, setelahnya HO berkata kasar hingga mengancam awak kabin dan dinilai mengganggu kenyamanan penerbangan. Akhirnya, dia diturunkan dari pesawat.

Kejadian lainnya dialami seorang penumpang bernama Emily O'Connor (21), turis asal Inggris. Dia dipermalukan di pesawat karena menggunakan atasan yang terlalu terbuka.

Kejadian ini terjadi pada penerbangan Birmingham ke Tenerife di tanggal 2 Maret lalu di maskapai Thomas Cook. Emily dan teman-temannya baru saja pulang liburan dari Kepulauan Canary.

Saat memasuki pesawat, pramugari pun mengingatkan Emily bahwa bajunya kurang pantas dan menyarankan untuk menutup tubuhnya. Kepala pramugari bersama pramugari lainnya pun menghampirinya mengatakan hal yang sama, bahwa bajunya kurang pantas. Mereka mengatakan jika tidak mengenakan jaket sekarang, dia akan diturunkan dari pesawat.

Tidak hanya itu, Emily juga diteriaki secara kasar oleh penumpang di barisan depan. Dia diteriaki sebagai wanita yang menyedihkan, dan pihak maskapai hanya diam saat dia diteriaki seperti itu.

Luhut Mau Semua Menteri Ikut 'Kuliah' di Lemhannas

Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI sejak pagi hingga siang hari ini mengadakan pertemuan para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non kementerian. Pertemuan tersebut diisi dengan agenda pemaparan teori presencingoleh Profesor Otto Scharmer, asal Jerman.

Layaknya kuliah, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju sangat fokus mendengarkan pemaparan dari Otto. Usai pertemuan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan bahwa agenda semacam ini sangat penting untuk para menteri hadir.

Menurut Luhut, menteri-menteri juga harus belajar mendengar, tak hanya mau didengar saja.

"Kita kan menteri belajar mendengar juga kan. Jangan menteri maunya hanya didengar saja," tutur Luhut di kantor Lemhannas, Jakarta, Rabu (11/12/2019)

Ia pun akan mengusulkan program ini kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, kegiatan belajar bersama dan mendengarkan teori dari pakar-pakar keilmuan pun perlu untuk menyamakan pandangan para menteri.

"Saya sudah melakukan semacam ini supaya menyatukan, jangan kita terkotak-kotak. Mungkin nanti disisipkan lagi mengenai hal lain seperti Pancasila. Nanti saya kira dilihat dengan topik-topik tertentu sambil membangun kebersamaan, tinggal cari pakarnya. Siapa yang akan hadir," jelas Luhut.

Meski begitu, menurut Luhut, Jokowi sudah punya program sejenis untuk para menteri. Hanya saja, di tengah agenda yang padat, program tersebut belum bisa direalisasikan.

"Presiden punya program ini hanya mungkin karena masih sibuk," imbuh dia.

Menurut Luhut, dengan program semacam ini dapat menyegarkan kembali pikiran para menteri. Ia mengibaratkan seperti baterai yang perlu diisi ulang.

"Idenya bagaimana kita diisi. Karena kalau kita tidak di-charge juga baterainya lama-lama low-batt juga," tutup Luhut.

Sebagai informasi, dalam acara di Lemhannas ini, turut hadir juga Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

PLN Gelar RUPS Jumat Pekan Ini, Rudiantara Jadi Dirut?

Komisaris Independen PT PLN Sumiyati menyatakan bahwa kemungkinan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan dilaksanakan pada Jumat ini (13/12/2019). Hal itu disebutkan Sumiyati sesuai kabar yang beredar di internal perusahaan.

Meski begitu, wanita yang juga menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan ini mengatakan bahwa sudah ada permintaan siap-siap untuk melakukan RUPS.

"Belum terima undangan resmi, tapi di dalam di internal udah dikabarkan hari Jumat ini siap-siap untuk RUPS. (Tanggal 13) Iya," ucap Sumiyati di Tennis Indoor Senayan, Rabu (11/12/2019).

"Tapi hanya disuruh siap-siap aja, tapi kebenarannya belum tahu," tambahnya.

Kabarnya, RUPS ini akan menunjuk Rudiantara dan Darmawan Prasodjo menjadi Dirut dan Wadirut PLN. Namun, Sumiyati sendiri justru belum mendapatkan informasi tersebut.

Bahkan dia mengaku tahu dua nama tersebut dikaitkan dengan PLN dari media massa.

"Kami nggak dapatkan info itu, tahunya juga dari berita-berita aja. Belum tahu juga saya, belum ada yang ngasih tahu, belum ada informasi secara resmi," kata Sumiyati.

Soal RUPS menurut Sumiyati memang dijadwalkan di bulan Desember. Nantinya jajaran direksi, komisaris, dan pemilik saham akan berkumpul bersama di Kantor Kementerian BUMN.

"Itu terjadwal memang di bulan Desember. Kalau tempatnya biasanya di Kementerian BUMN. Kalau RUPS, owner sama jajaran direksi dan komisaris yang hadir," ucap Sumiyati.