Jumat, 20 Desember 2019

Bagaimana Pria Ini Kunjungi 7 Keajaiban Dunia dalam 7 Hari?

Pria satu ini layak diacungi jempol. Dia berhasil mengunjungi 7 Keajaiban Dunia hanya dalam waktu 7 hari saja. Gokil!

Mari simak kisah Simon Wilson, traveler dari Wrexham, Inggris yang baru-baru ini melakukan hal cukup gila: mengunjungi 7 Keajaiban Dunia di 7 negara hanya dalam tempo waktu 7 hari saja, lebih tepatnya 6 hari 9 jam dan 3 menit.

Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Rabu (3/10/2019), Simon memulai perjalanannya dari Kota Manchester, Inggris dengan mengunjungi Collosseum di Roma, Italia. Dia berangkat pada Minggu (28/7) silam.

Di destinasi pertama ini, Simon tidak menghabiskan banyak waktu, cukup 2 jam saja. Selanjutnya, Simon bergegas menuju ke keajaiban dunia kedua yang akan dia kunjungi, yaitu Piramida di Mesir.

Di Piramida Mesir, Simon menghabiskan waktu 5 jam saja, sudah termasuk beristirahat sebentar di hotel. Di hari ketiga, dia lalu terbang menuju ke Petra, Yordania.

Petra jadi destinasi favorit bagi Simon, karena dia sempat merasakan bermalam di dalam gua. Bagi Simon, ini adalah pengalaman yang baru pertama kali dia rasakan.

Di hari keempat, dari Yordania Simon bertolak naik pesawat ke India untuk melihat keajaiban dunia berikutnya, apalagi kalau bukan Taj Mahal. Menuju ke Taj Mahal, Simon harus naik 2 penerbangan dan 4 jam naik taksi.

Di destinasi ini, Simon merasa sudah hampir menyerah. Cuaca panas yang menyengat hampir membuatnya tumbang dan merasa tidak enak badan. Simon hanya bertahan 1 jam di Taj Mahal, lalu melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya.

Dari India, Simon naik pesawat ke Beijing, China. Di China, Simon langsung menuju ke Tembok Besar China, keajaiban dunia ke 5 yang dia kunjungi. Dari Beijing, Simon mengejar penerbangan berikutnya ke Meksiko.

Di Meksiko, Simon akan melihat reruntuhan Chichen Itza, keajaiban dunia keenam dalam daftar kunjungannya. Dari Meksiko, Simon lalu menuju ke titik terakhir dalam kunjungannya. Keajaiban dunia ketujuh, Patung Christo Redentor di Rio de Janeiro, Brasil.

Akhirnya, setelah perjuangan panjang selama nyaris 7 hari, Simon berhasil menyelesaikan misinya. Dari Brasil, Simon pun pulang ke Manchester pada Minggu (4/8).

Selama perjalanan ini, Simon total menghabiskan dana sebesar 6.000 Poundsterling (setara Rp 104 jutaan). Tak lupa, dia menyempatkan selfie di setiap destinasi. Keren kamu Simon!

19 Larangan Baru buat Turis di Arab Saudi, Awas Kena Denda!

Arab Saudi sudah membuka diri buat turis. Tapi ingat, ada aturan mainnya ya!

Arab Saudi mengejutkan dunia. Baru-baru ini, pemerintah Arab Saudi mengeluarkan visa turis yang berlaku bagi 49 negara. Visa ini nantinya memudahkan kunjungan turis ke sana, tentu bagi turis yang bukan Muslim.

Melihat website Visit Saudi, Kamis (3/10/2019), Arab Saudi mengeluarkan berbagai kebijakan baru untuk turis. Kebijakannya berupa larangan dan denda.

Terdapat 19 larangan di Arab Saudi yang harus diketahui turis, bahkan disertai dengan dendanya. Jika melakukannya, bakal dikenai denda awal. Lalu jika melakukannya lagi, akan dikenai denda yang jumlahnya lebih besar.

Berikut daftar lengkapnya:

1. Perilaku tidak senonoh mencakup tindakan seksual (denda awal 3.000 Riyal sekitar Rp 11,3 juta, denda selanjutnya 6.000 Riyal sekitar Rp 22,7 juta)

2. Memutar musik dengan keras di dalam perumahan penduduk dan dikeluhkan oleh satu atau dua orang atau lebih penduduknya (denda awal 500 Riyal sekitar Rp 1,8 juta, denda selanjutnya 1.000 Riyal sekitar Rp 3,7 juta)

3. Memutar musik kala adzan berkumandang (denda awal 1.000 Riyal sekitar Rp 3,7 juta, denda selanjutnya 2.000 Riyal sekitar Rp 7,5 juta)

4. Tidak membersihkan kotoran hewan peliharaan (denda awal 100 Riyal sekitar Rp 378 ribu, denda selanjutnya 200 Riyal sekitar Rp 756 ribu)

5. Meludah dan mengotori lingkungan (denda awal 500 Riyal sekitar Rp 1,8 juta, denda selanjutnya 1.000 Riyal sekitar Rp 3,7 juta)

6. Duduk di kursi khusus bagi penyandang disabilitas dan orang tua (denda awal 200 Riyal sekitar Rp 756 ribu, denda selanjutnya 400 Riyal)

7. Melewati pagar/titik pembatas di tempat-tempat umum yang sudah disediakan (denda awal 500 Riyal sekitar Rp 1,8 juta, denda selanjutnya 1.000 Riyal sekitar Rp 3,7 juta)

8. Mengenakan pakaian yang tidak pantas di tempat umum atau tidak sesuai dengan aturan yang sudah diberikan pihak pemerintah Arab Saudi (denda awal 100 Riyal sekitar Rp 378 ribu, denda selanjutnya 200 Riyal sekitar Rp 756 ribu)

9. Memakai pakaian dalam dan pakaian tidur di tempat umum (denda awal 100 Riyal sekitar Rp 378 ribu, denda selanjutnya 200 Riyal sekitar Rp 756 ribu)

10. Memakai pakaian dengan tulisan cabul atau bernada ofensif menyerang agama di tempat umum (denda awal 100 Riyal sekitar Rp 378 ribu, denda selanjutnya 200 Riyal sekitar Rp 756 ribu)

Sanghyang Kenit, 'Surga' di Balik Pembangunan PLTA Rajamandala (2)

Saat ini pengelolaan Sanghyang Kenit berada di tangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Cisameng, Rajamandala Kulon. Kehadiran PLTA Rajamandala juga memberikan energi baru untuk memutar roda ekonomi warga setempat.

Doddy Aang Satibi (24), pengelola Sanghyang Kenit, mengatakan bahwa saat ini ada puluhan warga di Kampung Cisameng yang mengais rezeki dengan hadirnya wisata baru ini.

"Sangat terasa bagi masyarakat, walau nilainya belum besar karena masih merintis. Tapi bisa menjadi sampingan di kala pemuda yang masih sulit bekerja, ibu-ibu membuka warung dan ibu PKK menjadi penyedia nasi liwet pesanan para pengunjung," ujar Doddy ketika berbincang dengan detikcom belum lama ini.

Ia menilai, warga menjadi kompak dan bergotong royong dalam usaha mengembangkan wisata Sanghyang Kenit. Ia dan warga lainnya pun terus berkomitmen untuk menjaga keasrian wisata ini.

"Kami juga selalu mengimbau kepada pengunjung untuk selalu menjaga kebersihan, ini yang akan masyarakat Cisameng pertahankan," ujarnya.

Rencananya, pihak pengelola akan menambah fasilitas lainnya. Seperti wisata water line, panjat tebing, dan hammocking.

"Perlahan, tapi kita akan benahi dulu soal akses jalan dari parkiran ke lokasi Sanghyang Kenit, meski baru beberapa bulan sudah ada ribuan wisatawan di akhir pekan, bahkan ada dari Mancanegara seperti dari Cina dan Singapura," tuturnya.

Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan

Kehadiran PLTA Rajamandala yang baru beroperasi pada Mei 2019 itu menyerap tenaga kerja dari warga setempat. Di samping itu fasilitas jalan untuk menunjang wisata daerah pun dikembangkan.

"Menurut saya dampak positifnya PLTA yang baru salah satunya adalah infrastruktur jalan kampung yang jadi bagus, juga lapangan pekerjaan buat warga ada, terus PLTA baru memberi fasilitas olahraga buat masyarakat," ujar Doddy.

PLTA ini merupakan program Renewable Energy PLN sesuai dengan Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2019 - 2028.

"Air yang tadinya kotor di kota Bandung, masuk ke Saguling dan di Saguling kita manfaatkan menjadi listrik yang hemat lingkungan," ujar Komisaris Utama PT PLN, Ilya Novanti di sela kunjungannya ke PLTA Saguling di sela kunjungannya 24 Juli 2019 lalu.

PLTA Rajamandala mulai beroperasi sejak 12 Mei 2019 dengan kapasitas 47 MW. Proyek yang dimulai pada tahun 2012 ini memasok ke sistem kelistrikan Jawa - Bali melalui transmisi 150 kV Cianjur - Cigereleng.

"Untuk membangun pembangkit ini, kita mengalami tiga kali kegagalan, tapi putra putri Indonesia ini tidak menyerah dan melakukan investigasi kenapa proyek ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, akhirnya bisa ditemukan solusinya," kata Ilya.

Ilya pun mengatakan, selain harga Kwh yang lebih murah dan ramah lingkungan, PLTA Rajamandala juga berpotensi dijadikan objek wisata, yakni Sanghyangkenit.

"Bila lingkungannya bagus, perekonomiannya juga bagus. Mungkin di tempat lain mungkin ini bisa dijadikan percontohan tenaga listrik yang ramah lingkungan," tutur Ilya.

Plt Dirut PT Indonesia Power M Ahsin Sidqi mengatakan, proyek ini merupakan kerja sama patungan dengan Kansai Electric Power Corp Japan (KEPCO), yakni PT Rajamandala Electric Power. Pembiayaan Pembangunan tersebut menggunakan loan dari Bank JBIC dan Mizuho. Serta dari Equity PT Indonesia Power dan KEPCO Japan. PT PLN Persero juga menggandeng perusahaan lain sebagai penjamin dari proyek ini Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA).

"Air yang masuk ke PLTA ini lebih jernih, karena sudah tersaring. Tailing Saguling ini memang tersohor di dunia, dan kami persembahkan listrik terbarukan untuk masyarakat di Jawa-Bali," ujarnya.