Jumat, 20 Desember 2019

Sanghyang Kenit, 'Surga' di Balik Pembangunan PLTA Rajamandala (2)

Saat ini pengelolaan Sanghyang Kenit berada di tangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Cisameng, Rajamandala Kulon. Kehadiran PLTA Rajamandala juga memberikan energi baru untuk memutar roda ekonomi warga setempat.

Doddy Aang Satibi (24), pengelola Sanghyang Kenit, mengatakan bahwa saat ini ada puluhan warga di Kampung Cisameng yang mengais rezeki dengan hadirnya wisata baru ini.

"Sangat terasa bagi masyarakat, walau nilainya belum besar karena masih merintis. Tapi bisa menjadi sampingan di kala pemuda yang masih sulit bekerja, ibu-ibu membuka warung dan ibu PKK menjadi penyedia nasi liwet pesanan para pengunjung," ujar Doddy ketika berbincang dengan detikcom belum lama ini.

Ia menilai, warga menjadi kompak dan bergotong royong dalam usaha mengembangkan wisata Sanghyang Kenit. Ia dan warga lainnya pun terus berkomitmen untuk menjaga keasrian wisata ini.

"Kami juga selalu mengimbau kepada pengunjung untuk selalu menjaga kebersihan, ini yang akan masyarakat Cisameng pertahankan," ujarnya.

Rencananya, pihak pengelola akan menambah fasilitas lainnya. Seperti wisata water line, panjat tebing, dan hammocking.

"Perlahan, tapi kita akan benahi dulu soal akses jalan dari parkiran ke lokasi Sanghyang Kenit, meski baru beberapa bulan sudah ada ribuan wisatawan di akhir pekan, bahkan ada dari Mancanegara seperti dari Cina dan Singapura," tuturnya.

Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan

Kehadiran PLTA Rajamandala yang baru beroperasi pada Mei 2019 itu menyerap tenaga kerja dari warga setempat. Di samping itu fasilitas jalan untuk menunjang wisata daerah pun dikembangkan.

"Menurut saya dampak positifnya PLTA yang baru salah satunya adalah infrastruktur jalan kampung yang jadi bagus, juga lapangan pekerjaan buat warga ada, terus PLTA baru memberi fasilitas olahraga buat masyarakat," ujar Doddy.

PLTA ini merupakan program Renewable Energy PLN sesuai dengan Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2019 - 2028.

"Air yang tadinya kotor di kota Bandung, masuk ke Saguling dan di Saguling kita manfaatkan menjadi listrik yang hemat lingkungan," ujar Komisaris Utama PT PLN, Ilya Novanti di sela kunjungannya ke PLTA Saguling di sela kunjungannya 24 Juli 2019 lalu.

PLTA Rajamandala mulai beroperasi sejak 12 Mei 2019 dengan kapasitas 47 MW. Proyek yang dimulai pada tahun 2012 ini memasok ke sistem kelistrikan Jawa - Bali melalui transmisi 150 kV Cianjur - Cigereleng.

"Untuk membangun pembangkit ini, kita mengalami tiga kali kegagalan, tapi putra putri Indonesia ini tidak menyerah dan melakukan investigasi kenapa proyek ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, akhirnya bisa ditemukan solusinya," kata Ilya.

Ilya pun mengatakan, selain harga Kwh yang lebih murah dan ramah lingkungan, PLTA Rajamandala juga berpotensi dijadikan objek wisata, yakni Sanghyangkenit.

"Bila lingkungannya bagus, perekonomiannya juga bagus. Mungkin di tempat lain mungkin ini bisa dijadikan percontohan tenaga listrik yang ramah lingkungan," tutur Ilya.

Plt Dirut PT Indonesia Power M Ahsin Sidqi mengatakan, proyek ini merupakan kerja sama patungan dengan Kansai Electric Power Corp Japan (KEPCO), yakni PT Rajamandala Electric Power. Pembiayaan Pembangunan tersebut menggunakan loan dari Bank JBIC dan Mizuho. Serta dari Equity PT Indonesia Power dan KEPCO Japan. PT PLN Persero juga menggandeng perusahaan lain sebagai penjamin dari proyek ini Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA).

"Air yang masuk ke PLTA ini lebih jernih, karena sudah tersaring. Tailing Saguling ini memang tersohor di dunia, dan kami persembahkan listrik terbarukan untuk masyarakat di Jawa-Bali," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar