Selasa, 31 Desember 2019

Menjalin Keakraban Bersama Suku Anak Dalam Jambi

Jambi, identik dengan Candi Gedong dan Sungai Batanghari serta kulinernya yang khas dan lezat. Sungguh bikin betah berlama-lama di sana bahkan saya sudah dua kali ke sana masih ingin balik lagi. Jangan lupa menikmati sekitar Jembatan Gentala Arasy di senja dan malam hari. Tak lupa ngobrol bersama Suku Anak Dalam untuk saling berbagi inspirasi.

Paling suka traveling ke tempat yang jarang dikunjungi orang lain. Seperti mengunjungi sebuah desa terpencil. Saat saya ke Jambi, sudah tergambar bahwa tempat wisata di sana yang terkenal adalah Candi Gedong dan Jembatan Gentala Arasy yang ikonik membelah sungai Batanghari. Sempat saya singgah di sana sambil menikmati suasana dan kulineran Pempek Terang Bulan dan tak lupa mencoba Kwetiau Rusa yang lezat dan unik.

Destinasi utama saya di Jambi adalah ingin mengenal suku Anak Dalam. Maka saya dan beberapa teman pergi ke Muaro Bungo lalu menuju Merangin. Perjalanan 8 jam kalau dari Bandara. Kami menggunakan mobil sewaan yang direferensikan teman. Oh ya, di Merangin ini kebetulan ada teman yang bekerja di sebuah LSM dan mengajak saya untuk mengetahui kegiatannya. Jadi tanpa pikir panjang saya menyetujuinya karena goal saya ingin bersua dengan suku anak dalam.

Jambi memiliki pesona wisata yang tiada dua. Salah satunya adalah unsur budaya yang kental. Kali ini, saya bertemu dengan suku anak dalam di Jambi.

Sesampainya di Merangin, membentang perkebunan sawit yang mendominasi pandangan mata. Tak ada yang lain selain perkebunan sawit yang dibelah oleh jalan yang kami lalui, sesekali babi dan monyet melintas dan ini benar-benar extraordinary!

Kami sampai di rumah warga, untuk menginap selama semalam. Dayung bersambut, saya mendapatkan makanan khas Jambi yang saya inginkan yaitu Ikan Patin bumbu tempoyak. Sungguh lezat, unik dan membekas hingga hari ini.

Suku anak dalam yang saya temui adalah suku anak dalam yang sudah mampu menerima budaya dari luar, mereka menyekolahkan anak-anaknya dan berpakaian rapi layaknya penduduk biasa. Saya ngobrol banyak hal dan mengikuti kegiatan mereka hari itu, seperti berladang dan berdagang. Mayoritas berkebun sawit dan karet. Buat saya, piknik itu bisa ikut menyadap karet bersama mereka sambil ngobrol banyak hal setelah itu makan lesehan dan menikmati suasana kekeluargaan di sana.

Saya pun ingin ke Dubai untuk berinteraksi dengan warga lokal di sana sambil menyelami kegiatan dan budayanya karena Dubai sangat menarik dari berbagai aspek, makanya saya ingin sekali ke Dubai.

5 Hal Unik Saat Berwisata ke Telaga Ngebel Ponorogo

Ponorogo punya destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi. Dengan pemandangan alam yang indah, inilah Telaga Ngebel Ponorogo.
Telaga Ngebel? Saya nggak pernah terpikirkan untuk mengunjungi tempat ini sebelumnya, terkejut juga dengan beberapa hal menarik yang ada di sana. Itulah mengapa bagi saya, bisa berkunjung dan menikmati sejuk nyaman suasana di Telaga Ngebel membuat saya merasa luar biasa.

Telaga Ngebel sebenarnya sudah cukup populer sebagai tempat wisata di Ponorogo, walau memang belum jadi tempat wisata yang terlalu mainstream. Maka, kali ini saya akan membagikan pengalaman luar biasa saya saat mengunjungi kawasan wisata Telaga Ngebel di Ponorogo.

Datanglah di Musim Kupu-Kupu

Perjalanan untuk menuju Telaga Ngebel rasanya paling asik dinikmati dengan mengendarai kendaraan roda dua. Kenapa? Padahal jalanan menanjaki bukitnya sudah cukup nyaman untuk dilalui dengan mobil. Sensasinya ada di saat kamu melakukan perjalanan menuju Telaga Ngebel di musim Kupu-Kupu, sekitar bulan Desember. Berbagai Kupu-Kupu yang kebanyakan merupakan Kupu-Kupu Sayap Kuning akan berterbangan di sekitarmu sepanjang perjalanan. Lakukan pula perjalanan di pagi hari sehingga udara masih cukup segar dan matahari tidak terlalu terik.

Saya menikmati perjalanan saya menuju Telaga Ngebel dan mendapatkan pengalaman luar biasa, dimana sepanjang jalan, seolah Kupu-Kupu Sayap Kuning turut mengitari saya. Sayangnya sebab sedang berada dalam posisi duduk diam diboncengan dengan beberapa barang bawaan, saya kala itu kesulitan untuk mengabadikan momen luar biasa tersebut. Walhasil, hanya video dengan resolusi sekedarnya, dan foto Kupu-Kupu seadanya yang saya bawa pulang. Tapi, pengalaman itu tetap sangat luar biasa dan begitu membekas di ingatan.

Kalau Jember Punya Event JFC, Bojonegoro Punya TIFF

 Indonesia memiliki banyak atraksi wisata yang dapat menggaet turis lokal maupun internasional. Salah satunya adalah event budaya yang beragam di setiap wilayah.
Apa kabar sekalian. Saya mau berbagi informasi mengenai kota kelahiran tercinta yaitu Bojonegoro. Bojonegoro merupakan sebuah kabupaten kecil di Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di era kepemimpinan bupati perempuan pertama yakni ibu Anna Muawanah, Kabupaten Bojonegoro berhasil menorehkan prestasi yang sangat membanggakan. Prestasi tersebut berupa Rekor Muri Tari Thengul Bojonegoro.

Bagi sebagian orang tentu asing dengan nama tari Thengul. Oleh karena itu, gebrakan pun dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk mengenalkan tari Thengul sebagai ikon daerah kepada khalayak umum dengan mengemasnya dalam sebuah event bertajuk Pergelaran Bojonegoro Thengul International Folklore Festival (TIFF) 2019 yang berlangsung Minggu (14/7/2019).

Tari Thengul merupakan tarian khas Bojonegoro yang menggambarkan wayang Thengul dan diperagakan oleh manusia dengan kostum dan tata rias muka putih serta garis hitam di rambut seperti boneka. Mereka menampilkan gerakan kaku siku pada gerakan tangan, gerakan tegas pada gerakan kepala, dilengkapi tata rias muka putih dengan cunduknya, seperti boneka, ekspresi senyumnya menampakan hubungan sosial yang akrab.

Selain berhasil menyabet rekor muri, ada hal menarik dalam festival tersebut yakni kegiatan ini diikuti pula peserta dari Bulgaria, Thailand, Poland & Mexico yang akan menunjukkan tarian tradisionalnya. Semoga event seperti ini nantinya semakin berkembang dari tahun ke tahun seperti halnya event dari daerah lain seperti Jember Fashion Carnaval (JFC) sehingga meningkatkan perkembangan Pariwisata di Kabupaten Bojonegoro.

Selain event tersebut, Bojonegoro juga memiliki beragam destinasi wisata, mulai dari wisata edukasi, wisata alam hingga wisata religi, budaya dan sejarah. Bagiamana, kamu tertarik untuk menjelajah Bojonegoro? Saya tunggu kedatangan dtraveller sekalian di Bumi Angling Darma tercinta ini. Yuk, Pinarak Bojonegoro!

Oh ya, sebagai seorang blogger, saya mempunyai keinginan untuk menjelajah sampai ke luar negeri, misalnya ke Dubai. Amiin. Ya, selama ini untuk menikmati keindahan Dubai dari media sosial. Semoga kelak, kaki ini bisa meninggalkan jejak di Kota yang sangat moderen itu. Jika saya berkesempatan berwisata ke Dubai, akan saya eksplor setiap sudutnya dan kubagikan ceritanya ke teman-teman melalui blog dan akun media sosial yang saya punya. Semoga mimpiku ini bisa terwujud. Amiin

Menjalin Keakraban Bersama Suku Anak Dalam Jambi

Jambi, identik dengan Candi Gedong dan Sungai Batanghari serta kulinernya yang khas dan lezat. Sungguh bikin betah berlama-lama di sana bahkan saya sudah dua kali ke sana masih ingin balik lagi. Jangan lupa menikmati sekitar Jembatan Gentala Arasy di senja dan malam hari. Tak lupa ngobrol bersama Suku Anak Dalam untuk saling berbagi inspirasi.

Paling suka traveling ke tempat yang jarang dikunjungi orang lain. Seperti mengunjungi sebuah desa terpencil. Saat saya ke Jambi, sudah tergambar bahwa tempat wisata di sana yang terkenal adalah Candi Gedong dan Jembatan Gentala Arasy yang ikonik membelah sungai Batanghari. Sempat saya singgah di sana sambil menikmati suasana dan kulineran Pempek Terang Bulan dan tak lupa mencoba Kwetiau Rusa yang lezat dan unik.

Destinasi utama saya di Jambi adalah ingin mengenal suku Anak Dalam. Maka saya dan beberapa teman pergi ke Muaro Bungo lalu menuju Merangin. Perjalanan 8 jam kalau dari Bandara. Kami menggunakan mobil sewaan yang direferensikan teman. Oh ya, di Merangin ini kebetulan ada teman yang bekerja di sebuah LSM dan mengajak saya untuk mengetahui kegiatannya. Jadi tanpa pikir panjang saya menyetujuinya karena goal saya ingin bersua dengan suku anak dalam.