Selasa, 07 Januari 2020

Wisata Singkat di Kota Inspiratif, Putrajaya Malaysia

Malaysia punya kota yang inspiratif dan wajib dikunjungi. Inilah Putrajaya di Malaysia.
Pengalaman seru dan luar biasa dalam hidup saya yaitu saat bisa keluar negeri dalam rangka Program Kuliah Kerja Lapang 3 negara yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand.

Pengalaman keluar negeri pertama itu seakan menjadi kado terindah dihari ulangtahun saya waktu itu, karena hari keberangkatan kami bertepatan dengan hari ulangtahun saya yang ke 21.

Dari Kampus rombongan kamipun berangkat menuju Bandara Sultan Hasauddin Makassar. Kami tiba di bandara dan segera check in pesawatAir Asiapukul 16:15 WITA dengan negara tujuan pertama kami yaitu Malaysia.

Kami tiba di bandara LCC (Low Cost Carrier) Terminal Kuala Lumpur. Pertama kali menginjakan kaki di negara ini, hari sudah mulai petang perlahan-lahan matahari mulai tenggelam diufuk barat langit Malaysia.

Segera kami mengurus keperluan imigrasi yang memakan waktu cukup lama, maklumlah rombongan kami jumlahnya tidak sedikit dan kami harus menunggu sampai semuanya selesai. Perjalanan malam melalui Plaza Tol Putrajaya dengan menggunakan bus tetap menyenangkan karena gemerlapan lampu tidak mengurangi keindahan kota ini.

Akhirnya malam hari kami tiba di Hotel Swiss Inn Kuala Lumpur, tempat kami akan beristirahat. Hotel bintang tiga ini terletak di China Town, hotel yang tidak terlalu besar ini, kira-kira hanya seukuran dua ruko jika digabungkan. Suasana Lobby hotel terlihat penuh sesak saat kami akan check in kamar. Setelah pembagian kamar selesai, saatnya istirahat untuk perjalanan besok yang pasti akan seru, menyenangkan sekaligus melelahkan.

Pagi harinya setelah sarapan di hotel kamipun segera berjalan-jalan ke Kota Putrajaya dengan menggunakan bus. Perjalanan kami dipandu jasaTravel Guide, yang banyak menjelaskan mengenai Kota Putrajaya.

Putrajaya merupakan daerah baru sebagai Ibukota negara Malaysia menggantikan Kuala Lumpur.
Suasana di kota Putrajaya begitu lengang, sepi, hanya satu dua kendaraan yang melaju, bangunan-bangunannya megah bernuansa mediterania, jalanan lebar dan mulus, tata kotanya sangat teratur, taman serta tumbuhan ada di sana sini dan selalu ada bendera negara Malaysia di mana-mana walaupun saat itu bukan hari perayaan kemerdekaan negara ini.

Putrajaya memang kota modern yang ditata apik dan wajar saja jika menjadi kota tujuan wisata.
Bukan hanya rombongan kami yang berfoto-foto mengabadikan keindahan kota ini, banyak kerumunan turis lainnya yang juga berfoto hingga ke Jembatan Wawasan.
Menurut penjelasan TG kami, Jembatan Wawasan merupakan salah satu kebangaan Putrajaya yang Jumlahnya ada sembilan buah yang tersebar di Kota ini. Sedikit sejarah mengenai Putrajaya, Wilayah Putrajaya dibangun pada tahun 1999, dimulai dari nol di bekas ladang sawit seluas 46 hektar are. Jaraknya 25 km dari Kuala Lumpur, yang tetap menyandang predikat sebagai Ibukota. Jarak yang makin terasa pendek karena didukung sistem transportasi yang baik, kereta api dan bus yang menghubungkan daerah sekitar. Dengan pusat-pusat kerajaan yang berkumpul, semakin memudahkan urusan. Di sini juga tidak ada macet seperti di Kuala Lumpur. Meski juga ada yang menganggap pembangunan Putrajaya adalah pemborosan.

Sebagai mahasiswa dengan jurusan Tata Kota, sekilas pikiran saya melayang jauh ke negara tercinta Indonesia, Wacana mengenai pemindahan ibukota Indonesia sering timbul tenggelam, berkali-kali menjadi wacana kemudian mereda. Dibutuhkan ketegasan dari pemerintah kita untuk paling tidak hanya memindahkan Ibu kota walaupun hanya untuk urusan administrasinya saja, seperti halnya Kota Putrajaya. Soal Putrajaya, Malaysia punya alasan yang kuat untuk mengambil keputusan itu. Putrajaya hanya untuk ibukota pemerintahan dan steril dari kegiatan perekonomian.

Setelah puas berjalan-jalan dan berfoto di banyak spot yang ada di Putrajaya, akhirnya kamipun harus bergegas kembali ke hotel tempat kami menginap. Karena keesokan harinya kami akan melanjutkan perjalanan ke negara selanjutnya yaitu Singapura.

Pengalaman bisa keluar negeri walaupun dalam rangka tugas kuliah tidak mengurangi keseruan dan kebahagiaan saya bersama teman-teman kuliah, karena hal tersebut menjadi pengalaman pertama saya naik pesawat bolak-balik dari Malaysia-Singapura-Thailand dalam waktu seminggu saja dan juga bisa merasakan naik kereta kommuter line atau Light Rapid Transit (LRT) yang ada di Singapura dan Thailand.

Saya sangat dibuat takjub dengan kota modern yang saya kunjungi saat berada di ketiga negara tersebut. Dan kota modern berikutnya yang menjadi destinasi impian saya yaitu Kota Dubai di Uni Emirat Arab. Hal yang sangat ingin saya lakukan saat berada di Dubai yaitu bisa mengunjungi Menara Burj Khalifa yang sangat fenomenal dan terkenal itu. Keunikannya membuat saya sangat takjub dan terkagum-kagum saat menyaksikan pemberitaannya di televisi, karena menurut saya Menara Burj Khalifa itu merupakan perpaduan antara Keterampilan, Kecerdasan, Kecanggihan dan Kemustahilan yang menjadi satu menghasilkan karya Masterpiece yang Luar biasa dan merupakan sesuatu yang tidak akan kita jumpai di tempat lain.

Weekend Ini, Ajak si Kecil Main ke Museum Modern Yuk!

Bingung ajak liburan si kecil ke mana weekend ini? Coba deh ke Museum MACAN. Banyak seni interaktif yang seru banget.
Jika traveler menacari referensi tempat menghabiskan waktu liburan, dimana traveler bisa menghabiskan menikmati berbagai karya seni kontemporer menarik, namun bisa sambil mengajak anak bermain, maka museum MACAN menjadi jawabannya. Walaupun bertajuk museum, namun pada salah satu instalasi seni, terdapat zona interaktif yang memungkinkan bagi si kecil untuk bermain.

Rubberscape atau main getah namanya, sebuah ruangan yang disulap menyerupai suasana perkebunan karet yang alami.Rubberscape merupakan hasil karya dari Shooshie Sulaiman seorang perupa asal negeri jiran, Malaysia, yang karyanya terinspirasi dari minatnya dalam mengeksplorasi karet dari perspektif nilai budaya, dan tidak sekedar komoditas. Tanaman karet sendiri lazim ditemui di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia.Saat memasuki rubberscape, pengunjung diminta untuk melepas alas kaki, dan saat pertama memasuki instalasi seni ini, terdapat dedaunan yang berserakan di lantai, seakan daun yang baru gugur dari pohon karet, dan ada juga gundukan tanah berbentuk bukit yang ditanami pohon karet yang masih muda.Rubberscape tentu menarik bagi si kecil, karena terdapat berbagai permainan tradisional yang mungkin sudah jarang ditemukan di era gadget saat ini, seperti congklak, adu biji karet, merangkai karet gelang, membuat gambar dari cap, dan memanjat bukit buatan.

Bahkan diadakan juga workshop membuat balon dari lateks alami.Di rubberscape si kecil bisa bermain sambil belajar sekaligus mengasah indra sensorik anak. Pastinya saat si kecil asyik bermain, diharapkan bisa melepaskan dari kecanduan gadget yang dialami selama ini. Untuk memasuki ruangan ini tidak dibatasi jumlah pengunjung nya ya traveler.Berbicara soal museum, ada satu museum di Dubai yang menjadi destinasi impian saya, sebuah museum bernama Etihad Museum. Koleksi di Etihad Museum menceritakan sejarah detail dari Uni Emirat Arab.

Namun pengunjung tidak akan merasa bosan dengan sejarah yang diceritakan, sebab digunakan teknologi canggih dan modern untuk menampilkan kisah dibalik koleksi yang ada di museum, sehingga pengunjung merasakan pengalaman yang berbeda dan sangat berkesan.

Wisata Singkat di Kota Inspiratif, Putrajaya Malaysia

Malaysia punya kota yang inspiratif dan wajib dikunjungi. Inilah Putrajaya di Malaysia.
Pengalaman seru dan luar biasa dalam hidup saya yaitu saat bisa keluar negeri dalam rangka Program Kuliah Kerja Lapang 3 negara yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand.

Pengalaman keluar negeri pertama itu seakan menjadi kado terindah dihari ulangtahun saya waktu itu, karena hari keberangkatan kami bertepatan dengan hari ulangtahun saya yang ke 21.

Dari Kampus rombongan kamipun berangkat menuju Bandara Sultan Hasauddin Makassar. Kami tiba di bandara dan segera check in pesawatAir Asiapukul 16:15 WITA dengan negara tujuan pertama kami yaitu Malaysia.

Kami tiba di bandara LCC (Low Cost Carrier) Terminal Kuala Lumpur. Pertama kali menginjakan kaki di negara ini, hari sudah mulai petang perlahan-lahan matahari mulai tenggelam diufuk barat langit Malaysia.

Segera kami mengurus keperluan imigrasi yang memakan waktu cukup lama, maklumlah rombongan kami jumlahnya tidak sedikit dan kami harus menunggu sampai semuanya selesai. Perjalanan malam melalui Plaza Tol Putrajaya dengan menggunakan bus tetap menyenangkan karena gemerlapan lampu tidak mengurangi keindahan kota ini.

Akhirnya malam hari kami tiba di Hotel Swiss Inn Kuala Lumpur, tempat kami akan beristirahat. Hotel bintang tiga ini terletak di China Town, hotel yang tidak terlalu besar ini, kira-kira hanya seukuran dua ruko jika digabungkan. Suasana Lobby hotel terlihat penuh sesak saat kami akan check in kamar. Setelah pembagian kamar selesai, saatnya istirahat untuk perjalanan besok yang pasti akan seru, menyenangkan sekaligus melelahkan.