Jumat, 10 Januari 2020

Naik Roller Coaster, Wanita Ini 'Terbang' & Jatuh ke Tanah

Sebuah kecelakaan terjadi di suatu taman rekreasi di Amerika Serikat. Ada wanita jatuh dari roller coaster, terlempar seperti terbang dan jatuh ke tanah.

Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Selasa (23/7/2019) peristiwa tersebut terjadi di Plainfield Fest, Illinois. Seorang wanita dilaporkan terlempar dari kursi roller coaster dan menghempas tanah.

"Saat berputar, kami sudah merasa tidak stabil. Rasanya mau jatuh, dan wanita itu terlihat terbang dari kursinya," kata seorang saksi mata, Justin Williams.

Wanita yang terjatuh itu diperkirakan berusia 45 tahun. Dia terlempar dari kursinya dan jatuh dari ketinggian 2 meter. Pihak keamanan langsung mengevakuasi ke rumah sakit terdekat.

Dilaporkan, wanita itu hanya cedera ringan. Namun, banyak anak-anak dan penumpang lain yang merasa trauma.

"Dia jatuh sangat cepat, seperti terbang," ujar seorang saksi mata lain yang enggan disebutkan namanya.

Insiden ini sedang diselidiki oleh Illinois Department of Labor, Amusement Ride and Attraction Safety Division (semacam departemen ketenagakerjaan yang menangangi taman-taman rekreasi di negara bagian Illinois). Pihak Plainfield Fest sendiri, tidak memberikan komentar lebih lanjut.

Ini Destinasi Favorit Kalau ke Kota Kyoto Jepang

Kota Kyoto, Jepang memiliki destinasi wisata favorit. Kamu sudah tahu lokasinya? Adalah di Distrik Arashiyama, Kyoto yang memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Salah satu yang terfavorit adalah Tenryu-ji Temple, Kuil Zen yang menjadi situs warisan dunia.
Tenryu-ji Temple merupakan kuil yang didedikasikan oleh Shogun Ashikaga Takauji untuk Kaisar Go-Daigo yang telah meninggal. Dibangun pada tahun 1339, kuil ini bertujuan untuk memberi ketenangan bagi roh sang kaisar.

Bangunan-bangunan di Tenryu-ji selama berabad-abad mengalami kebakaran dan hancur akibat perang sehingga bangunan yang ada saat ini merupakan bangunan yang dibangun kembali saat periode Meiji. Tetapi untungnya Taman Tenryu-ji yang merupakan tujuan utama di sini masih bertahan dan tetap terjaga hingga kini.

Taman Tenryu-ji memang sangat indah. Taman ini didesain oleh Muso Soseki, yang juga mendesain berbagai taman dan kuil penting. Memiliki sebuah kolam utama yang dikelilingi oleh batuan hingga pohon pinus.

Taman ini dikenal juga dengan kecantikan pohon maplenya saat musim gugur. Pegunungan Arashiyama juga menambah kemegahan dari taman ini. Tenryu-ji Temple dijadikan salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1994. Kita bisa naik ke spot yang lebih tinggi untuk bisa melihat taman dengan warna-warni pepohonannya. Untuk mencapainya disediakan jalan setapak yang tentu saja menanjak.

Tidak jauh dari pintu keluar, pengunjung bisa mencoba keberuntungan dengan melemparkan koin di kolam katak. Pengunjung berusaha untuk melemparkan koin dan mengenai atas kepala katak.

Kuil ini dibuka setiap harinya dari pukul 8.30 pagi hingga 5.30 sore dengan tiket masuk taman dan bangunannya sebesar 300 yen. Tenryu-ji terletak 2 menit dari Keifuku Arashiyama Station yang terhubung dengan kereta Keifuku dengan area Ryoanji/Kinkakuji dan Omiya Station sepanjang Jalan Shijo-dori. Kamu bisa mencapai pula dengan 5-10 minute berjalan kaki dari JR Saga-Arashiyama Station, yang terhubung dengan Kyoto Station dengan kereta.

Kamis, 09 Januari 2020

Menggapai Puncak Tertinggi di Bali

Mendaki gunung tertinggi di Bali pastinya meninggalkan cerita tersendiri. Inilah kisah pengalaman mendaki Gunung Agung yang tak terlupakan.

Kali ini saya ingin berbagi cerita pengalaman seru di Bali. Bali merupakan destinasi favorit bagi para wisatawan dan pastinya banyak cerita atau pengalaman berlibur di Bali. Selain banyak pantai yang eksotis serta banyak Pura yang bagus, Bali memiliki titik tertinggi yaitu Gunung Agung.

Kami bertiga berencana ke Bali dikarenakan ada salah satu rekan kami yang mendapatkan job di Bali dan kami diajak untuk menemaninya. Awalnya tidak terpikirkan bagi kami untuk mendaki gunung, karena yang terlintas di pikiran kami adalah berwisata di pantai dan mungkin menyelam.

Namun suatu hari ada seorang rekanan di Bali yang mengetahui bahwa kami akan ke Bali dan memberikan ide untuk mendaki ke Gunung Agung. Dan kami pun langsung menyetujui ide tersebut.

Saat kami mau melakukan packing ternyata perlengkapan mendaki kami masih dipinjam, alhasil kami langsung membatalkan niat untuk mendaki Gunung Agung tetapi berwisata ke Bali tetap berlanjut. Waktu tempuh Surabaya-Bali -/+ 12 jam naik mobil. Setibanya di Bali rekanan kami pun menelpon dan menanyakan lokasi kami.

Kami lupa memberitahu bahwa mendaki gunung urung dilakukan karena keterbatasan alat. Namun rekanan kami tetap ngotot untuk mendaki gunung (sudah meluangkan waktu untuk kami) dan seketika itu juga kami langsung panik untuk mencari perlengkapan seadanya. Di Bali kami menginap semalam di daerah Kuta baru esoknya kami lanjutkan perjalanan ke Karangasem Bali Utara setelah job selesai.

Rekanan kami memiliki hotel di Karangasem sehingga dia menyuruh kami untuk menginap di sana. Selain itu Gunung Agung juga terletak di daerah Bali Utara. Selama perjalanan menuju Karangasem kami berhenti ke Pasar Sukawati untuk membeli selendang agar kami tetap hangat saat mendaki gunung mengingat kami tidak membawa perlengkapan mendaki.

Setibanya di hotel kami dijamu setelahnya kami berkeliling di daerah Karangasem untuk mencari senter. Karangasem ini merupakan daerah yang jauh dari hinar binar kota sehingga agak sulit untuk mencari minimarket saat itu. Tepat pukul 12 malam kami memulai perjalanan ke Gunung Agung dengan perlengkapan seadanya.

Tiba di pos parkir di daerah Pura Besakih dan pukul 2 subuh kami melakukan pendakian. Sepanjang perjalanan kami bertemu dengan beberapa pendaki, kami kira hanya kami saja yang mendaki.

Jalur pendakian cukup berat karena jalurnya menanjak terus meskipun ada sedikit bonus. Sayang kami tidak bisa menikmati matahari terbit di puncak. Saat matahari terbit kami masih berada di tengah-tengah jalur menuju puncak. Dan tepat pukul 8 pagi kami baru tiba di puncak. Dan boooooommm... Rasa lelah kami terbayarkan.

Walaupun tidak bisa menikmati matahari terbit di puncak setidaknya kami tetap bisa melihat keindahan pemandangan di atas ini. Bisa dikatakan inilah negeri di atas awan!

Selain itu banyak monyet di puncak ini serta ada pula sesajen dari warga sekitar. Tak lupa kami mengabadikan momen ini dan menikmati pemandangan di sekitar kami. Disini pula kami bisa melihat Gunung Rinjani.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan kami pun harus kembali ke titik poin awal. Sekitar jam 9 pagi kami pun turun dari puncak. Waktu kami turun kami hampir tersesat dan beruntung kami langsung menyadarinya.

Jam 3 sore akhirnya kami tiba di Pura Besakih dan langsung kembali ke hotel. Ini merupakan pengalaman yang tak akan terlupakan, karena pertama kalinya bagi kami untuk mendaki dengan peralatan seadanya dan juga pendakian yang langsung kembali tanpa berkemah. Sekian sharing pengalaman mendaki di Gunung Agung.

Melihat Rumah Bolon yang Khas dari Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara tidak hanya terkenal dengan Danau Toba, namun juga aneka ragam budaya. Yang paling menarik tentu saja Rumah Bolon yang bentuknya khas.

Daya tarik wisata di Sumatera Utara antara lain tempat perlindungan gajah sumatera di Tangkahan, rumah orang utan di Bukit Lawang, Istana Maimun yang merupakan kediaman raja-raja Melayu Deli di kota Medan, dan bangunan rumah ibadah dari masjid, gereja, vihara dan lainnya.

Bagi yang menyukai arsitektur, jangan sampai lupa mengunjungi desa-desa tradisional yang ada di sana dan melihat gaya bangunan rumah yang ada disana. Saat berkunjung ke Sumatera Utara kami mengunjungi rumah Bolon. Lokasinya tidak jauh dari air terjun Sipiso-piso yang terkenal sebagai air terjun tertinggi di Pulau Sumatera.

Hanya diperlukan berkendara selama 2 jam untuk tiba di Rumah Bolon. Rumah Bolon berlokasi di Kecamatan Purba, Simalungun sebagai kawasan wisata Rumah Bolon bisa dikatakan cukup terawat selain papan penunjuk arah yang ada di sepanjang jalan jalan menuju ke sana juga cukup bagus.