Jumat, 10 Januari 2020

Tambang Emas di Bukit Prabu Dekat Mandalika Akan Dihentikan

Galian tambang emas di Bukit Prabu, dekat kawasan wisata Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah akan segera ditutup. Penambangan liar menyebabkan kerusakan lingkungan.

Aktivitas penambangan liar yang berlokasi dekat dengan KEK Mandalika itu berlangsung sejak lebih dari 10 tahun lalu. Bukan hanya telah menyebabkan kerusakan lingkungan, tetapi juga korban jiwa.

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah pada Senin (22/7/2019) sore kemarin meninjau langsung lokasi penambangan liar di Bukit Prabu.

"Sudah saatnya kita menghentikan penambangan liar tanpa izin ini karena memang selain merusak keindahan alam juga sangat berbahaya bagi kelestarian lingkungan kita," ungkap Zul saat itu.

Menurut Zul, jika penambangan ilegal itu tidak dihentikan, maka akan mengganggu kesinambungan pembangunan pariwisata yang saat ini sedang gencar dilakukan pemerintah di kawasan Mandalika. Karena itu, Zul akan segera membentuk tim untuk mengehentikan penambangan itu.

"SK tim untuk penghentian penambangan liar di NTB ini segera saya tandatangani demi kesinambungan pembangunan kita," jelasnya.

Sebagaian besar penambang di Bukit Prabu jiga diduga telah menggunakan bahan kimia untuk proses penyulingannya. Pemda akan segera mencari solusi yang tepat untuk mengtasi persoalan itu.

"Pada saat yang sama mencari solusi segera agar lapangan pekerjaan segera tersedia bagi daerah-daerah yang dilarang penambangannya ini," ujarnya.

Liburan Naik Gunung, Ayo Nikmati Sunset di Papandayan

Mau liburan naik gunung, kamu bisa bertualang ke Gunung Papandayan. Menikmati sunset dengan udara sejuk, tentu jadi pengalaman yang seru di sana.

Kabupaten Garut kini sedang dingin-dinginnya. Suhu udara saat malam hari bisa sampai 14 derajat Celcius. Mendaki Gunung Papandayan cocok untuk menikmati pemandangan indah plus udara dingin seperti di Eropa.

Suhu udara di Garut saat ini dirasa penduduk sangat dingin setiap hari. Pada siang hari rata-rata suhu bisa mencapai 20-19 derajat celcius. Meskipun biasa saja, dan matahari bersinar terik setiap siang, namun angin yang bertiup sepoi-sepoi membuat udara cukup dingin.

Sedangkan pada malam hari, suhu udara bisa mencapai 16-14 derajat di kawasan perkotaan Garut. Hal tersebut juga terjadi di kawasan pegunungan seperti di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan, Kecamatan Cisurupan.

Di sana, suhu udara saat malam hari bisa mencapai 12 derajat Celcius. Terletak di dataran yang lebih tinggi dibanding perkotaan, menyebabkan suhu di Gunung Papandayan lebih menusuk tulang.

"Untuk cuaca sebenarnya normal, hanya sedikit lebih dingin dari biasanya. Justru itu yang jadi daya tarik wisatawan untuk datang," ujar Tri Kanan, pengelola TWA Papandayan saat dikonfirmasi detikcom, Senin (22/7/2019).

Tri mengatakan, banyak wisatawan yang sengaja datang ke Gunung Papandayan untuk berburu hawa dingin yang terjadi saat ini. Wisatawan kebanyakan berkemah dan berburu sunset di Gunung Papandayan.

"Memang tidak ada peningkatan jumlah wisatawan karena musim liburan sudah habis. Namun, setiap hari wisatawan selalu banyak datang ke Gunung Papandayan, khususnya yang berburu udara dingin," katanya.

Ada beragam spot berwisata yang bisa dimanfaatkan para wisatawan. Selain menikmati sunset di Gunung Papandayan, wisatawan juga disuguhkan berbagai wahana seperti taman bunga edelweis, kolam renang air belerang, hingga menara pandang dan sungai berwarna kuning.

Traveler bisa mengunjungi Gunung Papandayan untuk bersantai di akhir pekan melepas penat. Namun jangan lupa, diusahakan untuk membawa jaket dan baju hangat supaya enggak kedinginan.

Ada Festival Internasional, Pulau Banyak di Aceh Makin Dilirik Turis

Event Pulau Banyak International Festival 2019 resmi dibuka dengan tabuhan rapai dan tari kolosal. Pemekab Aceh Singkil optimistis wisatawan akan banyak datang.

Pembukaan Festival Pulau Banyak digelar di kompleks pelabuhan penyeberangan di Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil, Aceh, Senin (22/7/2019) malam. Bupati Aceh Singkil Dulmusrid resmi membuka kegiatan yang berlangsung hingga 27 Juli 2019 mendatang.

Pembukaan ditandai dengan menabuh rapai yang dilakukan Dulmusrid bersama unsur Forkopimda Aceh Singkil. Usai acara pembukaan, tamu undangan dan warga yang hadir disuguhkan dengan sejumlah hiburan.

Salah satunya yaitu tarian kolosal Basamo Kito Basatu (Bersama Kita Bersatu). Tarian yang ditarikan sejumlah remaja putra dan putri ini menyita perhatian. Mereka menari dengan apik di bawah kilauan cahaya lampu.

Masyarakat sekitar maupun wisatawan dari berbagai daerah ikut menikmati berbagai tarian. Selain itu, di lokasi acara para tamu undangan juga disuguhkan kuliner khas Aceh Singkil seperti ikan lobster, gulai rabu-rabu dan lainnya.

"Pengunjung yang datang ke Festival Pulau Banyak akan disajikan keeksotisan Kepulauan Banyak melalui fun surfing, camping pulau dan travel fam trip dan berbagai kegiatan lainnya," kata Dulmusrid dalam sambutannya.

Selama kegiatan berlangsung, Pemkab Aceh Singkil juga mengambil kesempatan untuk memberi edukasi kepada pelaku pariwisata. Di antaranya seperti pelatihan sumber daya wisaya dan pelatihan pemandu wisata.

Menurut Dulmusrid, festival ketiga kalinya ini digelar untuk menarik kunjungan wisatawan ke Pulau Banyak. Di pulau ini, traveler dapat menikmati keindahan setiap pulau serta kemping dan surfing.

"Saya sangat yakin ke depan sektor pariwisata Pulau Banyak akan memberi dampak besar bagi kemajuan Aceh Singkil. Sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah terbesar Aceh Singkil," ungkapnya.

Pemkab Aceh Singkil, membuka seluas-luasnya bagi investor yang ingin mengembangkan pariwisata Kepulauan Banyak seperti transportasi, hotel, penginapan ataupun sektor lainnya tanpa harus meninggalkan kearifan lokal setempat. Dulmusrid berharap Pemprov Aceh dan pemerintah pusat terus mengembangkan wisata Pulau Banyak.

"Kami juga berharap Pemprov dan pusat terus membantu pengembangan pariwisata dengan wujudkan bantuan kapal cepat atau menambah kapal feri sehingga rute perjalanan Singkil ke Pulau Banyak bisa setiap hari," jelas Dulmusrid.

Tambang Emas di Bukit Prabu Dekat Mandalika Akan Dihentikan

Galian tambang emas di Bukit Prabu, dekat kawasan wisata Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah akan segera ditutup. Penambangan liar menyebabkan kerusakan lingkungan.

Aktivitas penambangan liar yang berlokasi dekat dengan KEK Mandalika itu berlangsung sejak lebih dari 10 tahun lalu. Bukan hanya telah menyebabkan kerusakan lingkungan, tetapi juga korban jiwa.

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah pada Senin (22/7/2019) sore kemarin meninjau langsung lokasi penambangan liar di Bukit Prabu.

"Sudah saatnya kita menghentikan penambangan liar tanpa izin ini karena memang selain merusak keindahan alam juga sangat berbahaya bagi kelestarian lingkungan kita," ungkap Zul saat itu.

Menurut Zul, jika penambangan ilegal itu tidak dihentikan, maka akan mengganggu kesinambungan pembangunan pariwisata yang saat ini sedang gencar dilakukan pemerintah di kawasan Mandalika. Karena itu, Zul akan segera membentuk tim untuk mengehentikan penambangan itu.

"SK tim untuk penghentian penambangan liar di NTB ini segera saya tandatangani demi kesinambungan pembangunan kita," jelasnya.

Sebagaian besar penambang di Bukit Prabu jiga diduga telah menggunakan bahan kimia untuk proses penyulingannya. Pemda akan segera mencari solusi yang tepat untuk mengtasi persoalan itu.

"Pada saat yang sama mencari solusi segera agar lapangan pekerjaan segera tersedia bagi daerah-daerah yang dilarang penambangannya ini," ujarnya.