Minggu, 02 Februari 2020

Cerita dari Banyuwangi, Dulu Tanah Tandus Kini Indah Berwarna-warni

Ini destinasi baru yang cantik di Banyuwangi. Sebuah kebun tandus yang disulap menjadi lokasi agrowisata yang instagramble. Seperti apa ya?

Ini di Banyuwangi. Lahan seluas 10 hektar yang berada di lereng Ijen ini disulap menjadi kebun berbagai tanaman yang hasil pertanian asli Banyuwangi. Tak hanya itu, tanaman mulai bunga hingga buah bisa menjadi objek yang instagrmable.

Lokasi ini bakal menjadi lokasi baru Banyuwangi Agroexpo yang bakal digelar pada 25 April hingga 1 Mei 2019. Salah satu agenda Banyuwangi Festival yang menampilkan kekayaan pertanian lokal. Ini bakal menjadi atraksi menarik karena memadukan pengembangan inovasi pertanian modern, edukasi sekaligus jadi destinasi wisata bagi masyarakat.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Agro Expo 2019 akan memberikan suasana berbeda karena digelar di lokasi baru seluas 10,6 hektar yang berada di kawasan lereng Gunung Ijen Kecamatan Licin. Sebelumnya Agro expo di gelar di areal persawahan di tengah kota.

"Kita ingin kegiatan agro expo ini bisa berkelanjutan menjadi destinasi pariwisata baru daerah. Makanya kita pindah agak ke atas di sekitar Lereng Ijen yang lokasinya lebih memadai. Lokasi baru ini cukup luas dan menawarkan pemandangan yang indah khas pegunungan. Bahkan kota Banyuwangi dan selat Bali juga terlihat, sangat pas untuk berwisata," kata Anas kepada detikcom, Sabtu (20/4/2019).

Selain menawarkan lokasi baru yang menawan, Agro Expo yang mengangkat tema creative agriculture ini, juga dipastikan tampil dengan lebih menarik. Beragam aneka tanaman pertanian unggulan daerah mulai hortikultura, tanaman pangan, perkebunan hingga peternakan dan semua produk olahannya di tampilkan di ajang ini.

Aneka tanaman dan buah eksotis asal Banyuwangi juga turut dipamerkan dalam expo tersebut. Mulai dari padi hitam, durian merah, nangka merah dan semangka merah dan kuning non biji. Juga ada hamparan bunga-bunga cantik warna-warni yang menjadi spot selfie instagrammable.

Selain menjadi ruang pamer pertanian, ajang ini juga ingin menunjukkan kepada khalayak beragam teknik tanam moderen yang bisa diadopsi masyarakat.

"Semua tanaman di lahan agro expo ini ditanam dari bibit hingga tumbuh besar bahkan berbuah sejak tiga bulan terakhir. Di sini, kami ingin menunjukkan bahwa dengan cara tanam dengan teknik yang tepat, berkebun dan bercocok tanam itu bisa bisa dilakukan siapapun dan kapan pun. Ayo, jangan ragu-ragu berkebun dengan mengoptimalkan lahan yang ada," ajak Anas.

Di pameran tersebut nantinya, semua proses penanaman bisa dipelajari langsung di sana. Pengunjung juga bisa langsung berkonsultasi ke tim yang sudah disiapkan.

"Misalnya mau bikin kebun di pekarangan rumahnya, bisa langsung konsultasi. Mau ternak lele, tanam padi, kembangkan jeruk atau buah naga, bisa langsung tanya. Termasuk kalau mau memeriksakan hewan peliharaan, kita siapkan dokter hewan," kata Anas.

"Sekaligus ini mengajak publik agar tidak ragu bisnis pertanian. Karena bidang ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan menguntungkan secara ekonomis, tidak kalah dari kerja kantoran," papar Anas.

Agro expo juga semakin menarik dilengkapi karena dilengkapi arena edukatif dan playground untuk anak-anak. Ada atraksi memberi makan untuk kelinci, sangkar burung raksasa, pameran aneka reptil.

Ditambahkan Kepala Dinas Pertanian Arief Setiawan salah satu keunikan dari agro expo tahun ini adalah lahan yang dipakai tersebut dulunya merupakan lahan pertanian yang sudah disklimaks alias tidak produktif lagi. Namun dengan diolah secara tepat dalam waktu tiga bulan lahan bisa kembali subur dan menjadi media subur bagi tumbuhnya aneka tanaman.

"Kami bahkan membuat sawah baru seluas 1500 meter persegi yang tumbuh subur. Masyarakat yang tertarik bisa belajar langsung kepada tim kami," ujarnya.

Di pameran ini juga bakal dipamerkan berbagai alat produksi pertanian mulai tradisional hingga modern sebagai edukasi bagi anak-anak muda.

Pionir Ayam Geprek di Bali: Pedasnya Nampol!

Jalan-jalan ke pulau Bali, jangan lupa pergi ke pantainya, kalau traveler makan di Bali, jangan lupa icip ayam geprek legendarisnya. Traveler mungkin sudah tak asing lagi dengan makanan ayam geprek, makanan favorit para pencinta pedas ini sekarang bisa ditemui di berbagai daerah. Namun, jika ingin mencari pelopor ayam geprek di Bali, traveler wajib singgah di Ayam Geprek Coobek di Denpasar, Bali.

Sebagai pemilik usaha Ayam Geprek Coobek, Intan mengaku dirinya membuka usaha ayam geprek pertama di Bali sebelum menjamurnya makanan yang digeprek lainnya. Kecintaannya akan makanan pedas menjadi awal berdirinya Ayam Geprek Coobek ini. Tak hanya dirinya, anaknya yang juga menyukai makanan pedas dan dicampur beraneka bahan seperti keju membuat Intan berani terjun dalam bisnis kuliner ini.

"Ya cerita awalnya ya karena saya suka pedas, suka makan dan makanan pedas jadi kalau makan tidak pedas itu rasanya kurang, di rumah juga pada suka makan pedas. Bahkan anak saya suka tuh minta ayam dipedesin dicampur ini lah keju lah dan akhirnya itu membuat saya jualan ayam geprek dikasih keju. Sebelum ada ayam geprek kita sudah buka duluan waktu itu tahun 2011," ungkap Intan kepada detikTravel.

Tak langsung terjun dalam dunia kuliner, Intan yang dulunya sebagai karyawan memiliki rencana sebelum dirinya menginjak umur 30 tahun harus memiliki usaha sendiri. Ia sadar, sebagai seorang wanita sudah seharusnya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga dan memiliki usaha sendiri.

"Awalnya saya jualan perhiasan-perhiasan gitu ya, tapi lama-lama kok tidak ada peningkatan di situ. Terus karena saya hobi makan apalagi pedas dan anak suka nambah bahan-bahan jadi dari situ kenapa saya tidak coba saja ya," ungkap wanita yang kini berumur 37 tahun.

Tempat makan miliknya kini sudah menginjak cabang ke-2 dan bulan Mei nanti akan dibuka cabang ke-3 di daerah Celuk, hal tersebut karena banyaknya permintaan terutama yang memesan dari GrabFood akan tempat makan Ayam Geprek Coobek di daerah timur Bali.

Intan mengaku dalam menyajikan makanan kepada pelanggan yang suka pedas, dirinya tak tanggung-tanggung dalam memberikan tingkatan level pedas. Walaupun level pedas dari 1 - 5 namun, bukan berarti level 1 cabainya hanya satu. Ia memiliki takaran sendiri, bahkan ia yang menyukai pedas pun mengaku tak sanggup jika harus makan ayam geprek miliknya dengan level 5.

"Level kita sampai 5 tapi bukan cabainya yang 5. Kita tidak pernah pelit dengan cabai, mungkin yang lainnya memiliki level 1 - 100 tapi kalau kita level 5 memiliki ratusan cabai kaliya makanya pedasnya nampol," tambah Intan lagi.

Bagi para traveler yang tidak terlalu menyukai ayam, Intan juga menyajikan pilihan menu lainnya yaitu tuna geprek. Selain digoreng crispy dan digeprek dengan sambal yang pedas, semua hidangan di sini dapat dinikmati dengan lelehan keju mozarella yang nikmat menggoda. Saat detikTravel menyicipi ayam geprek dan tuna gepreknya, bumbu yang dipakai benar-benar terasa berbeda, seperti racikan rumahan. Apalagi saat mengigit dan terasa keju mozarellanya menyatu di mulut membuat nikmatnya semakin terasa.

Tak heran dong banyak pelanggan yang datang, selain tempatnya yang nyaman karena juga disediakan ruang bebas asap rokok. Bahkan ketika masuk tempat makan ini terlihat beberapa driver GrabFood mengantre untuk membeli pesanan pelanggan. Omzet pun melonjak sejak bergabung dalam menjadi mitra GrabFood.

"Sudah satu tahun ya, bahkan dulu sebelum daftar sudah ada driver GrabFood yang datang. Jadi saya daftar dan makin banyak, bahkan sekarang ada mesin struk dari GrabFood sendiri jadi semakin terbantu dalam merekapnya. Bahkan sejak masuk GrabFood omzet naik hampir 50% lebih loh, karena yang di luar kota pun bisa melakukan pemesanan," ungkap wanita yang sudah memiliki 2 anak ini.

Dalam sehari Intan dapat menjual hampir 1.000 porsi di kedua outlet miliknya, wajar saja jika outlet-nya sangat ramai. Jika traveler belum sempat mampir ke outlet Ayam Geprek Coobek dan merasakan ayam geprek pertama di Bali, bisa memesan lewat GrabFood dalam aplikasi Grab. Untuk menu best seller ada ayam geprek mozarella, untuk pilihan topping lainnya juga ada keju parut, pete hingga sambal mangga dan minuman best sellernya ada produk olahan susu. Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau mulai dari Rp 17 ribu hingga Rp 22 ribu.

Intan juga berpesan kepada pelaku usaha kuliner lainnya yang belum bergabung dengan GrabFood agar segera menjadi mitra GrabFood. Menurutnya, banyak kemudahan yang didapat selain dari segi antar jemput makanan, namun usaha yang dijalankan juga semakin dikenal dan terbantu dengan fasilitas mesin struk untuk mempermudah dalam merekap.

Tunggu apa lagi? Yuk datang langsung ke outlet Ayam Geprek Coobek, untuk mempermudah bisa juga memesan melalui GrabFood, semua menu lengkapnya juga tersedia dalam aplikasi Grab kok. Jalan bareng, jajan bareng, dekat dengan Grab.