Selasa, 18 Februari 2020

Tempat Liburan yang Cocok Saat Musim Hujan

Musim hujan bukan berarti kita tidak bisa liburan. Destinasi berikut ini makin cantik saat hujan lho. Dimana saja ya?

Hujan tidak menentu menjadi alasan kita untuk tidak bisa keluar rumah dan menikmati liburan. Namun banyak lho destinasi wisata yang di kala musim hujan malah makin eksotis.

Dirangkum detikTravel, Rabu (6/3/2019) berikut 7 destinasi wisata yang bisa kamu kunjungi di musim hujan. Simak ya!

1. Tebing Keraton, Bandung

Siapa sih yang tidak tahu cantiknya pemandangan di Tebing Keraton, Bandung? Hamparan hijau yang menyejukan mata menjadi daya tarik tempat ini, apalagi saat pagi hari.

Namun di saat musim hujan, pemandangan di Tebing Keraton makin cantik lho. Hamparan hutan hijau diselimuti oleh kabut dan kemudian ujung pepohonan menyembul di balik kabut.

Jika kamu ingin lebih indah lagi, nikmati pagi yang eksotis dengan menikmati lautan kabut di antara pepohohnn yang disinari cahaya emas Sang Mentari. Sudah terbayang indahnya?

2. Ubud, Bali

Sedih kan liburan ke Bali namun nggak bisa menikmati pantainya karena hujan? Kamu bisa pergi ke Ubud, menikmati hijaunya pemandangan.

Tetesan hujan yang belum kering di saat pagi hari, menambah kesejukan udara. Pemandangannya juga semakin segar. Efek berkabut menambah kesan romantis pemandangan di Ubud.

3. Gunung Pancar, Bogor

Menangkal cuaca dingin memang pas dengan yang hangat-hangat. Nah salah satu yang menjadi favorit wisatawan adalah tempat wisata di Bogor berupa pemandian air panas. Kamu yang berada di Jabodetabek bisa ke Taman Wisata Alam Gunung Pancar, Bogor.

Terdapat tipe-tipe kolam yang bisa kamu pilih, termasuk kolam keluarga. Kamu yang pemalu karena mandi bersama orang asing juga bisa memilih kolam pribadi. Semua ada pilihan untuk liburan tenang.

4. Wisata air terjun atau curug

Sebenarnya saat musim hujan cukup berbahaya pergi dan bermain ke curug atau ke air terjun. Namun kalau sekedar menikmati pemandangan saja mungkin bisa kamu lakukan. Nikmati hijaunya tetumbuhan di sekitar air terjun https://www.detik.com/tag/air-terjun/ yang di tengahnya mengalir air dengan volume yang besar.

5. Puncak, Bogor

Puncak di hari biasa sudah dingin, apalagi di musim hujan begini. Namun di sinilah saat melihat Puncak menawarkan keindahan yang berbeda. Coba saja menginap di salah satu villa. Kalau bisa pilih yang berada di bukit sehingga menghadap ke lembah.

Duduk di teras sambil menikmati teh panas dan pemandangan di depan mata. Kabut akan perlahan turun ke lembah, menciptakan pemandangan yang tiada dua. Ditambah lagi, udara yang lebih dingin dari biasanya. Brrr, serasa bukan di Puncak!

6. Berkunjung ke museum

Saat weekend dan hujan, kenapa tidak berkunjung ke museum saja? Banyak museum di Jakarta yang bisa kamu kunjungi jika berdomisili di Jabodetabek. Seperti Museum Nasional, Museum Bahari, Museum Wayang, Museum Mandiri, Museum MACAN dan masih banyak algi.

Kamu bisa wisata murah, santai dan mendapatkan pengetahuan sejarah dan edukasi. Kenapa tidak?

7. Perpustakaan Nasional

Mengisi waktu luang dengan membaca beragam buku, bisa juga menjadi pilihan. Kamu berkunjung saja ke Perpustakaan Nasional yang berada di Jakarta Pusat. Gedung perpustakaan tertinggi di dunia ini menyimpan ragam koleksi untuk memuaskan candu membacamu.

Perpustakaan Nasional buka setiap hari kok. Di hari Senin-Jumat, perpustakaan buka pukul 08.30-18.00 WIB, sedangkan saat weekend buka pukul 09.00-16.00 WIB. 

Kahona, Pantai Eksotis dari Pulau Lembeh

Sulawesi Utara punya banyak pantai eksotis untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Kahona di Pulau Lembeh. Ada hutan mangrove yang Instagramable juga lho!

Pulau Lembeh menyimpan alam bawah laut eksotis yang tidak ada di destinasi lain. Tak hanya itu, pantai-pantai di Pulau Lembeh juga tak kalah eksotis dengan isi bawah lautnya. Salah satunya adalah Pantai Kahona.

detikTravel bersama rombongan media dari Jakarta diajak Dinas Pariwisata Kota Bitung, Sulawesi Utara berkunjung ke Pantai Kahona pada Selasa (19/2) lalu. Perjalanan dari Pelabuhan Lembeh menuju ke sini ditempuh selama kurang lebih 45 menit naik mobil bak terbuka yang disulap jadi angkutan penumpang.

Sesampainya di destinasi ini, terik mentari langsung menyambut kami. Gapura sederhana bertuliskan 'Selamat Datang di Pantai Kahona Pasir Panjang Bitung' juga sudah siap menerima kedatangan kami bersepuluh.

Kami pun langsung menyusuri jalanan berdebu menuju ke areal Pantai Kahona. Rupanya sebelum sampai ke Pantai Kahona, kami harus melewati kawasan hutan mangrove yang hijau dan asri. Lumayan sebagai oase untuk sedikit meredakan panas matahari yang menyengat siang itu.

Pelan pelan kami meniti jembatan kayu melintasi hutan mangrove nan hijau ini. Sesekali diselingi berfoto di antara rerimbunan mangrove warnanya yang kontras. Instagramable kalau boleh dibilang!

Bahkan menjelang masuk ke area pantai, ada semacam gardu pandang dimana kita bisa naik ke atasnya untuk melihat pemandangan hutan mangrove dari atas ketinggian.

detikTravel pun mencoba untuk naik sampai ke lantai teratas (lantai 3). Namun sayang, angin yang bertiup cukup kencang membuat bangunan gardu pandang ini ikut bergoyang juga.

Untuk menghindari hal yang tidak-tidak, akhirnya detikTravel pun memutuskan untuk turun dari gardu pandang dan langsung menuju ke area Pantai Kahona. Dari gardu pandang ini, pantainya hanya berjarak kurang dari 100 meter saja.

Sesampainya di pantai, kami sudah ditunggu oleh Phillipus Marselamat, warga setempat yang mengelola sekaligus menjaga Pantai Kahona. Menurut cerita Philipus, Kahona ini dulunya adalah pemukiman warga.

Namun karena abrasi akhirnya warga memutuskan untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Karena ditinggalkan, lama-kelamaan kawasan ini berubah jadi hutan mangrove, berdampingan dengan kebun yang ditanami pohon kelapa.

Awal mula Kahona bisa terkenal berasal dari media sosial. Banyak anak-anak muda yang main ke sini dan mengunggahnya ke akun media sosialnya masing-masing. Jadilah banyak yang tertarik ke sini pula.

Warga pun awalnya tidak tahu bagaimana kawasan ini bisa diberi nama Kahona. Bahkan ketika ada wisatawan yang hendak bertanya dimana Pantai Kahona, tidak ada warga yang bisa menunjukkan ke mana arahnya.

"Pantai Kahona ini tidak ada yang tahu siapa kasih nama. Pernah ada wisatawan yang mau ke Pantai Kahona, tanya ke warga, tapi warga tidak ada yang tahu. Ternyata ini yang namanya Pantai Kahona," kisah Philipus.

Tapi itu dulu. Kini Pantai Kahona ramai dikunjungi orang, terutama saat hari libur atau akhir pekan. Pemkot Bitung juga sudah membangun kawasan ini dengan beberapa infrastruktur, termasuk jembatan kayu dan beberapa shelter untuk bernaung.

Sayang saat detikTravel berkunjung, Pantai Kahona sedang surut sehingga tidak bisa buat main air. Cuaca yang sangat panas juga menghalangi kami untuk sekadar berkecipak-cipuk air di pantai ini.

Yang disayangkan juga, ada beberapa bagian jembatan kayu di hutan mangrove pantai ini yang sudah lapuk dan cukup membahayakan pengunjung. Alangkah lebih baik jika kerusakan tersebut segera diperbaiki oleh pihak terkait.

Tapi kekurangan-kekurangan itu tidak mengurangi keeksotisan Pantai Kahona untuk dikunjungi wisatawan. Kamu bisa foto-foto sampai puas dengan latar hutan mangrove ataupun pantai berpasir putih yang dipenuhi pecahan karang yang eksotis.