Selasa, 18 Februari 2020

Kahona, Pantai Eksotis dari Pulau Lembeh

Sulawesi Utara punya banyak pantai eksotis untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Kahona di Pulau Lembeh. Ada hutan mangrove yang Instagramable juga lho!

Pulau Lembeh menyimpan alam bawah laut eksotis yang tidak ada di destinasi lain. Tak hanya itu, pantai-pantai di Pulau Lembeh juga tak kalah eksotis dengan isi bawah lautnya. Salah satunya adalah Pantai Kahona.

detikTravel bersama rombongan media dari Jakarta diajak Dinas Pariwisata Kota Bitung, Sulawesi Utara berkunjung ke Pantai Kahona pada Selasa (19/2) lalu. Perjalanan dari Pelabuhan Lembeh menuju ke sini ditempuh selama kurang lebih 45 menit naik mobil bak terbuka yang disulap jadi angkutan penumpang.

Sesampainya di destinasi ini, terik mentari langsung menyambut kami. Gapura sederhana bertuliskan 'Selamat Datang di Pantai Kahona Pasir Panjang Bitung' juga sudah siap menerima kedatangan kami bersepuluh.

Kami pun langsung menyusuri jalanan berdebu menuju ke areal Pantai Kahona. Rupanya sebelum sampai ke Pantai Kahona, kami harus melewati kawasan hutan mangrove yang hijau dan asri. Lumayan sebagai oase untuk sedikit meredakan panas matahari yang menyengat siang itu.

Pelan pelan kami meniti jembatan kayu melintasi hutan mangrove nan hijau ini. Sesekali diselingi berfoto di antara rerimbunan mangrove warnanya yang kontras. Instagramable kalau boleh dibilang!

Bahkan menjelang masuk ke area pantai, ada semacam gardu pandang dimana kita bisa naik ke atasnya untuk melihat pemandangan hutan mangrove dari atas ketinggian.

detikTravel pun mencoba untuk naik sampai ke lantai teratas (lantai 3). Namun sayang, angin yang bertiup cukup kencang membuat bangunan gardu pandang ini ikut bergoyang juga.

Untuk menghindari hal yang tidak-tidak, akhirnya detikTravel pun memutuskan untuk turun dari gardu pandang dan langsung menuju ke area Pantai Kahona. Dari gardu pandang ini, pantainya hanya berjarak kurang dari 100 meter saja.

Sesampainya di pantai, kami sudah ditunggu oleh Phillipus Marselamat, warga setempat yang mengelola sekaligus menjaga Pantai Kahona. Menurut cerita Philipus, Kahona ini dulunya adalah pemukiman warga.

Namun karena abrasi akhirnya warga memutuskan untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Karena ditinggalkan, lama-kelamaan kawasan ini berubah jadi hutan mangrove, berdampingan dengan kebun yang ditanami pohon kelapa.

Awal mula Kahona bisa terkenal berasal dari media sosial. Banyak anak-anak muda yang main ke sini dan mengunggahnya ke akun media sosialnya masing-masing. Jadilah banyak yang tertarik ke sini pula.

Warga pun awalnya tidak tahu bagaimana kawasan ini bisa diberi nama Kahona. Bahkan ketika ada wisatawan yang hendak bertanya dimana Pantai Kahona, tidak ada warga yang bisa menunjukkan ke mana arahnya.

"Pantai Kahona ini tidak ada yang tahu siapa kasih nama. Pernah ada wisatawan yang mau ke Pantai Kahona, tanya ke warga, tapi warga tidak ada yang tahu. Ternyata ini yang namanya Pantai Kahona," kisah Philipus.

Tapi itu dulu. Kini Pantai Kahona ramai dikunjungi orang, terutama saat hari libur atau akhir pekan. Pemkot Bitung juga sudah membangun kawasan ini dengan beberapa infrastruktur, termasuk jembatan kayu dan beberapa shelter untuk bernaung.

Sayang saat detikTravel berkunjung, Pantai Kahona sedang surut sehingga tidak bisa buat main air. Cuaca yang sangat panas juga menghalangi kami untuk sekadar berkecipak-cipuk air di pantai ini.

Yang disayangkan juga, ada beberapa bagian jembatan kayu di hutan mangrove pantai ini yang sudah lapuk dan cukup membahayakan pengunjung. Alangkah lebih baik jika kerusakan tersebut segera diperbaiki oleh pihak terkait.

Tapi kekurangan-kekurangan itu tidak mengurangi keeksotisan Pantai Kahona untuk dikunjungi wisatawan. Kamu bisa foto-foto sampai puas dengan latar hutan mangrove ataupun pantai berpasir putih yang dipenuhi pecahan karang yang eksotis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar