Senin, 10 Februari 2020

Jalur Pendakian Gunung Rinjani Masih Disurvei Demi Kelayakan

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menyatakan menunda rencana dibukanya pendakian Gunung Rinjani pada awal April 2019. Jalur pendakian masih disurvei.

Sebanyak 72 orang anggota tim yang diterjunkan untuk melakukan survei di dua jalur pendakian melalui jalur Senaru, Lombok Utara dan jalur Pelawangan Sembalun, Lombok Timur.

"Sembalun 44 orang. Senaru 28 orang," ucap Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Sudiyono kepada detikcom, Sabtu (30/3/2019).

Tim survei itu berasal dari unsur BTNGR, TNI-Polri, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Anggota tim survei juga berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pariwisata, perwakilan trecking organizer, pemandu wisata gunung (guide-porter) serta unsur lainnya.

Dari hasil diskusi di saat rapat yang digelar pada hari Rabu (27/3) kemarin, disepakati bahwa di jalur pendakian Sembalun akan dilakukan survei kembali guna memastikan kelayakan jalur untuk aktivitas pendakian.

Sebelumnya akan diadakan koordinasi teknis sebelum survei dilakukan dengan tata waktu yang akan ditentukan kemudian sesuai dengan rekomendasi dari BMKG.

Jalur yang ada saat ini berada di daerah rawan pergerakan tanah, sehingga perlu dipindahkan melalui daerah yang relatif aman dari pergerakan tanah.

Pendakian melalui pintu masuk Sembalun harus memiliki beberapa jalur alternatif sebagai upaya antisipasi bencana yang terjadi.

Banyaknya longsoran yang terjadi pada jalur pendakian Sembalun yang menyebabkan berkurangnya luasan lokasi bermalam, perlu dikaji ukang daya dukung dan daya tampungnya sebagai dasar penentuan kuita pendakian.

Semua guide harus menggunakan alat komunikasi handy talky (HT) yang bisa terhubung dengan pusat informasi. Perlu dilakukan penanaman pohon berakar kuat di sekitar jalur pendakian.

Selain pemasangan papan informasi, perlu adanya imbauan dan larangan pada titik-titik rawan bencana dan pemagaran pada lokasi yang tidak boleh dilewati.

"Kegiatan pendakian direkomendasikan untuk sementara ditutup mengingat masih terjadinya pergerakan tanah dan gempa hingga kondisi memungkinkan," kata Sudiyono.

Aturan Baru Disney, Tak Ada Lagi Area Merokok di Taman Rekreasinya

Disney memiliki beberapa aturan baru untuk taman rekreasi mereka. Salah satunya tidak ada lagi area merokok di dalam taman rekreasinya.

Beberapa taman rekreasi Disney seperti Walt Disney World dan Disneyland terdapat di banyak negara. Mulai 1 Mei 2019 mendatang, ada beberapa aturan baru yang bertujuan untuk membuat pengunjung tetap nyaman.

Dilihat detikcom dari website resmi Disney, Sabtu (30/3/2019) Disney melarang merokok di dalam area taman rekreasi. Serta, seluruh area merokok di dalam taman rekreasinya akan ditiadakan. Jadi bagi pengunjung yang mau merokok, silakan sebelum masuk ke taman-taman rekreasinya.

Aturan lainnya adalah stroller atau kereta bayi yang masuk ke taman rekreasi Disney, ukurannya tidak boleh lebih dari 78 cm x 132 cm. Sebab jika lebih dari ukuran itu, dinilai terlalu besar dan akan membuat kemacetan atau menganggu pengunjung lain.

Disney begitu menjaga dan memperhatikan kenyamanan pengunjung selama di taman rekreasi mereka. Diharapkan, aturan baru akan lebih membuat turis makin betah jalan-jalan di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar