Rabu, 26 Februari 2020

Sejarah dan Peluang Wisata di Sungai Citarum yang Dipuji Jokowi

Saat debat kedua kemarin Minggu (17/2), Presiden Jokowi sempat memuji Sungai Citarum di Kabupaten Bandung. Ayo kita kenali sejarah dan potensi wisatanya.

Awalnya, Presiden Jokowi memuji program Citarum Harum yang dilakukan oleh segenap warga Jawa Barat. Diketahui, program itu lahir sebagai kepedulian untuk membersihkan Citarum yang dahulu tercemar.

"Citarum harum. Kami terima kasih ke masyarakat Jawa Barat yang sudah mendukung program ini," ujarnya.

Menilik ke belakang, Sungai Citarum telah memegang peranan vital semenjak zaman Kerajaan Tarumanegara yang disebut sebagai kerajaan tertua di Pulau Jawa. Nama sungai itu pun kerap disebut di sejumlah prasasti Abad ke-4 sampai Abad ke-7. Dihimpun detikTravel, Senin (18/2/2019), berikut perjalanan Sungai Citarum:

Masuk Salah Satu Sungai Paling Tercemar di Dunia Tahun 2013

Namun, pesona Sungai Citarum di zaman Kerajaan Tarumanegara jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Organisasi nirlaba asal New York yang berfokus di isu lingkungan, Blacksmith Institute mengeluarkan laporan "The Worlds Worst 2013: The Top Ten Toxic Threats' pada 2013.

Laporan itu menyebut air Citarum mengandung bahan kontaminasi industrial dan kontaminasi rumah tangga dengan level timbal 1.000 kali lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan USEPA (Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat) untuk air minum.

Perlahan, kabar itu pun mulai mencuat dan jadi perhatian Pemerintah Indonesia. Mengingat predikat Citarum sebagai sungai terbesar dan terpanjang di Tatar Pasundan. Citarum merupakan hilir dari sembilan anak sungai yang membelah Kota dan Kabupaten Bandung.

Presiden Jokowi pada 16 Januari 2018 menyebutkan, ada 3.000 industri yang membuang limbahnya di sungai ini. Padahal sungai ini merupakan sumber air bagi 27,5 juta penduduk di Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Revitalisasi Dimulai

Di era Pemerintahan Jokowi, program revitalisasi pun mulai dijalankan. Programnya pun dimulai pada awal Februari tahun lalu.

"Rehabilitasi sudah dimulai 1 Februari lalu. Insya Allah bisa diselesaikan selama tujuh tahun," kata Jokowi usai melakukan penanaman pohon di hulu sungai Citarum di Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/2) kemarin.

Pembersihan pun dimulai dari kawasan Situ Cisanti yang merupakan hulu Sungai Citarum. Prajurit Kodam Siliwangi III/Siliwangi turun ke kawasan hulu Citarum, yakni Situ Cisanti. Tujuh mata air juga sudah dibersihkan oleh para Maung Siliwangi lewat program bernama Citarum Harum.

Jadi Objek Wisata

Dalam perkembangannya, wajah Citarum memang pelan-pelan berubah dari sungai dengan reputasi kotor menjadi sungai yang pelan-pelan dipulihkan kondisinya. Kalau mau tahu seperti apa indahnya Sungai Citarum, bisa datang ke kawasan hulu sungainya yang bernama Situ Cisanti.

Dikenal sebagai 0 Km-nya Citarum, Situ Cisanti dapat dikunjungi traveler dengan lebih dulu pergi menuju Ciwedey. Dari situ, Situ CIsanti dapat diketahui lewat papan penandanya yang berukuran besar.

Traveler yang ingin melihat Situ Cisanti dengan lebih dekat juga bisa menyewa perahu dan menyusuri sungai. Jangan lewatkan petilasan Prabu Siliwangi dan juga mata air Citarum.

Akan Jadi Ruang Publik hingga 'Venice-nya' Indonesia

Program revitalisasi Sungai Citarum pun juga disambut baik oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil. Orang nomor satu di Jawa Barat itu pun berencana untuk membuat ruang publik di Sungai Citarum.

"Ini daerahnya sangat memungkinkan menjadi tempat budaya lingkungan dan ruang publik masyarakat. Kerja sama dimulai bersama seniman Tisna Sanjaya, mudah-mudahan dalam hitungan bulan dari tempat seperti ini menjadi luar biasa. Itu komitmennya," kata Emil di Sungai Citarum, Rabu (26/9/2019).

Seperti sungai Venice di Italia yang indah dan jernih, nantinya akan ada ruangan publik terbuka di Sungai Citarum seperti alun-alun kecil, perahu, pusat budaya sunda, hingga amfiteater untuk pertunjukan musik. Intinya, Citarum akan menjadi beranda depan Jawa Barat alias sama sekali berbeda dengan predikat sebelumnya yang kotor.

"Bikin jembatan romantis ada tiga, perahu-perahuan, bikin patung seni dari air, bikin amphiteather buat musik. Jadi yang tadinya Citarum daerah belakang; tempat buangan, menjadi daerah depan. Sehingga ini menjadi contoh. Mudah-mudahan beres akhir Maret, diharapkan Pak Presiden yang meresmikan," kata Emil usai usai rapat di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Sekiranya masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Citarum juga dapat lebih peduli dan mendukung program tersebut dengan menjaga dan tidak buang sampah sembarangan. Niscaya Sungai Citarum akan kembali indah dan bersih seperti dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar