Minggu, 16 Februari 2020

Selamat Datang ke Dunia, MRT Jakarta!

MRT Jakarta bisa dicoba masyarakat mulai hari ini. Kelahirannya ditunggu-tunggu. Jakarta pun bergabung dengan kota destinasi dunia yang duluan memilikinya.

Pada Selasa (12/3/2019) moda raya terpadu (MRT) Jakarta mulai bisa dinikmati masyarakat dalam rangka uji coba atau trial run. Masyarakat yang bisa mencoba MRT Jakarta adalah yang sebelumnya telah mendaftar mulai Selasa (5/3) hingga 23 Maret 2019 atau satu hari sebelum uji coba terakhir.

"Mulai pagi ini MRT Jakarta mulai uji coba publik secara resmi," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar di kantor MRT Jakarta, Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2019).

Bagi masyarakat, ini adalah penantian panjang. Kelahiran moda transportasi ini begitu ditunggu-tunggu. Kajiannya sudah sejak 1980-an, dicanangkan tahun 2010 dan mulai dibangun tahun 2013.

Fase 1 dari Lebak Bulus ke Bundaran HI sepanjang 15,7 km dan 13 stasiun, termasuk 6 di bawah tanah, akhirnya mulai bisa melayani masyarakat. Bagi dunia pariwisata, beroperasinya MRT Jakarta juga merupakan kabar bahagia.

Sebagai ibukota negara, Jakarta juga merupakan destinasi wisata. Ada banyak tempat wisata di Jakarta yang menjadi tujuan liburan wisatawan Nusantara dan mancanegara.

Tidak dapat dihindarkan lagi kalau wisatawan asing akan selalu membandingkan konektivitas dan mobilitas di Jakarta dan ibukota negara-negara lain. Paris, Roma, Berlin, London, Beijing, New Delhi, Tokyo, Washington DC adalah ibukota negara dunia dengan jaringan MRT yang bisa diandalkan wisatawan.

Bahkan, ibukota negara-negara tetangga juga sudah punya MRT yang menjadi andalan wisatawan untuk ikut menjelajah kota berbaur dengan warga lokal. Singapura punya MRT Singapore, Kuala Lumpur punya Rapid KL, Bangkok punya MRT Bangkok, dan Manila punya Manila MRT System.

Jakarta pun kini menyejajarkan diri dengan ibukota Asia lainnya dan dunia. Ini adalah permulaan bagi kiprah MRT Jakarta. Pasti setelah ini wisatawan akan banyak berkomentar. Yang jelas mereka akan semakin mudah menjelajah Ibukota Indonesia. Selamat bertugas, MRT Jakarta!

Infrastruktur Diperbaiki, Wisatawan ke TN Alas Purwo Melonjak

Taman Nasional (TN) Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi kian diminati wisatawan. Setelah infrastruktur diperbaiki, wisatawan ke sana meningkat 53 persen.

Data Balai TN Alas Purwo menunjukkan, lonjakan kunjungan terasa terutama pada 2018. Pada 2016, jumlah wisatawan ke taman nasional seluas 44.000 hektar itu mencapai 134.130 orang. Lalu hanya naik 2,46 persen pada 2017 menjadi 137.430 orang. Kenaikan tajam terasa pada 2018, yaitu mencapai 53,5 persen menjadi 211.049 wisatawan.

Kasubag TU Balai TN Alas Purwo Muhamad Wahyudi mengatakan, kenaikan wisatawan didorong perbaikan akses serta penambahan fasilitas di taman nasional yang menjadi rumah bagi 700 jenis flora, 50 jenis mamalia, 320 jenis burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptile tersebut. Perbaikan infrastruktur itu dilakukan pada 2018, bahkan ditinjau langsung Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.

"Akses jalan utama di kawasan ini telah diaspal hingga pos pemberhentian terakhir. Sejumlah fasilitas juga telah dibangun untuk menambah kenyamanan pengunjung," kata Wahyudi kepada wartawan, Selasa (12/3/2019).

Pada Januari-Februari 2019, jumlah kunjungan sudah tembus 38.000 wisatawan, melonjak 26,6 persen dibanding Januari-Februari 2018.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, perbaikan aksesabilitas ke TN Alas Purwo adalah wujud dukungan pemerintah pusat bagi pengembangan pariwisata daerah. Tahun lalu, pemerintah pusat menggelontorkan Rp50 miliar untuk perbaikan infrastruktur tersebut.

"Kemarin kami diundang rapat, sudah laporan ke Pak Luhut tentang perkembangannya. Banyuwangi berterima kasih ke pusat karena perbaikan infrastruktur mampu menarik minat wisatawan dan otomatis menggerakkan ekonomi lokal," papar Anas.

Di TN Alas Purwo, wisatawan akan merasakan petualangan seru. Memasuki kawasan tersebut, pengunjung disambut rimbunan pohon mahoni. Di sana terdapat Situs Kawitan, pura umat Hindu. Dalam bahasa Jawa, Kawitan berarti 'awal mula'. Ini merujuk pada keyakinan bahwa Alas Purwo dipercaya sebagai tanah yang pertama kali ada saat penciptaan Jawa.

Wisatawan bisa menikmati padang rumput (sabana) luas untuk melihat burung merak, rusa, dan banteng. Juga ada deretan pantai eksotis, mulai Pantai Parang Ireng, Pantai Ngagelan, Pantai Pancur, hingga Pantai Plengkung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar