Jumat, 28 Februari 2020

Promo Wisata dengan Wanita Seksi, Menteri Pariwisata Uganda Dikecam

Menteri Pariwisata Uganda, Godfrey Kiwanda tengah dikecam akibat pernyataannya. Dia ingin menggunakan wanita bertubuh seksi untuk memikat turis ke Uganda.

Menteri Pariwisata Uganda, Godfrey Kiwanda tengah menuai kontroversi di negaranya. Hal itu terjadi setelah Godfrey mengungkapkan rencananya untuk menggunakan wanita wanita berbadan 'curvy' sebagai materi promosi guna memikat turis.

Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Kamis (14/2/2019), sebagai bagian dari rencananya itu, Godfrey akan menggelar ajang 'Miss Curvy Uganda'. Ajang ini akan digelar pada bulan Juni 2019 mendatang.

"Uganda penuh dengan wanita cantik. Kecantikan mereka unik dan beragam. Itulah mengapa kita memutuskan untuk menggunakan kecantikan yang unik ini, lekuk-lekuk tubuh itu, untuk menjadikan kecantikan ini sebagai produk yang akan dipasarkan bersama dengan apa yang dimiliki negeri ini, dari alam, bahasa, dan kuliner, untuk menjadikannya sebagai atraksi turis," ungkap Godfrey seperti diberitakan AFP.

Namun sayang, rencana Godfrey tersebut ditentang oleh wanita-wanita Uganda. Mereka menuntut Godfrey untuk mundur dari jabatannya. Rita Aciro, Direktur Eksekutif Uganda Womens Network menyebut usulan itu sebagai pelecehan.

"Ini sungguh tak wajar. Berpikir wanita bisa digunakan sebagai obyek seksual di zaman sekarang sangat absurd, dan kita mengutuk itu," ujar Rita kepada AFP.

Primrose Nyonyozi Murungi, aktivis wanita Uganda pun mengajukan petisi online untuk menghentikan kampanye yang diluncurkan Godfrey. Menurutnya, kampanye tersebut tidak bisa diterima dan merendahkan wanita. Selain menuntut Godfrey mundur, mereka juga ingin pemerintah Uganda meminta maaf.

"Wanita di Uganda diserang di jalanan. Apa yang terjadi sekarang, pemerintah mengkonfirmasi stereotip bahwa wanita adalah objek seksual yang bisa disentuh dan kini, jadi produk pariwisata," kata Primrose.

Beragam komentar netizen di media sosial juga ramai membicarakan ini. Mereka juga menentang ide dari Menpar Uganda yang dianggap sebagai ide bodoh.

"Di Uganda, wanita berlekuk tubuh curvy sekarang jadi produk pariwisata seperti hewan di kebun binatang. Dari skala 1-10, seberapa bodoh Menteri Pariwisata kamu?" cuit Kakatshozi di Twitter.

"Uganda punya petualangan liar penuh adrenalin, dari Sungai Nil sampai danau menakjubkan. Tebak apa strategi mereka? Menggunakan wanita bertubuh curvy untuk mempromosikan negeri ini. Terkadang kenyataan memang lebih aneh dari fiksi," cuit Funmi Oyatogun.

Kisruh SJ Travel Pass, YLKI Jembatani Mediasi dengan Sriwijaya

Kisruh konsumen dan maskapai Sriwijaya Air berlarut-larut. Pihak YLKI memediasi kedua belah pihak terkait SJ Travel Pass untuk pertama kali.

Pihak YLKI dalam hal ini memang hanya sebagai penengah. Pun kemudian menyerahkan keputusan ke anggota SJ Travel jika ingin melaporkan Sriwijaya Air ke pengadilan.

"Ada konsumen yang melapor. Tapi maksimal YLKI hanya memediasikan. Terserah konsumen kalau tidak ada titik temu akan memfollow upnya ke lembaga lain seperti pengadilan atau apa. Ini mediasi tahap pertama. Kalau belum ketemu bisa jadi di titik berikutnya," kata Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi di sela-sela mediasi di kantornya, Kamis (14/2/2019).

Tulus menyebut ada perwakilan Sriwijaya Air dalam pertemuan kali ini. Pihak itulah yang akan menyampaikannya ke direksi maskapai.

"Karena ini kan ada dari corporate secretary. Kalau belum sepaham nanti akan dikonsultasikan lagi ke manajemen dan putusan manajemen itulah yang akan dibawa ke titik mediasi berikutnya," jelas Tulus.

"Jadi nanti pada titik terakhir bisa saja kita anjurkan dirut yang kemudian memcahkan persoalan itu," imbuh dia.

Tulus menyebut dirinya sudah sering mengonsultasikan permasalahan ini ke jajaran direksi. Namun mereka belum bisa hadir di pertemuan ini karena beberapa kepentingan lain.

"Saya sudah beberapa kali bertemu dirut dan saya sampaiakan persoalan-persoalan ini. Dan mediasi ini sendiri diinisiasi oleh dirut. Sebenernya dirut mau hadir, karena ada acara nggak bisa hadir," kata dia.

Tulus menjelaskan bahwa para konsumen menuntut dan meminta kejelasan soal aturan-aturan yang selalu berubah-ubah dari pihak Sriwijaya Air. Dia menghitung perubahan itu terutama setelah maskapai ini bergabung dengan Garuda Indonesia.

"Nah itu kemudian dia minta kejelasan status dia sebagai konsumen sangat tidak dipastikan," ucap Tulus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar