Rabu, 05 Februari 2020

Renyahnya Ayam Geprek Yogya Bakal Bikin Ketagihan Filipina

Restoran ayam geprek Chicken Crush menjadi salah satu restoran fenomenal di Yogyakarta. Betapa tidak, restoran ini sukses didirikan oleh pemuda 24 tahun, Stevanus Roy Saputra, yang kini sudah membuka 23 cabang di seluruh Indonesia, 9 di antaranya berada di Yogyakarta.
Dengan modal awal Rp 400 juta saja, dia juga tengah merintis jalan usaha ke Filipina.

"Kita pengen geprek Indonesia menjadi skala internasional makanya brand-nya, penyajiannya, kita pengennya standar internasional tapi yang pasti Indonesia. Kita pengen ke singapura dan Filipina yang sekarang mulai dipersiapkan. Kita sudah kirim proposal ke Filipina ada yang mau franchise buka di sana," kata Stevanus kepada detikcom di salah satu gerai Chicken Crush, Jalan Nologaten No.49, Dabaq, Caturtunggal, Depok, Yogyakarta, Sabtu (6/4/2019).

Diakui Stevanus, untuk mencapai langkah besar itu membutuhkan waktu lama karena harus ada banyak perizinan yang diproses, termasuk izin ekspor dan leasing. Kendati demikian, usahanya makin dekat ke dunia internasional sebab bulan depan akan ada kunjungan dari pihak Filipina yang tertarik bekerja sama dengannya.

Untuk mencapai ke tahap seperti itu bukanlah proses yang mudah. Stevanus yang merupakan lulusan James Cook University, Singapura, pernah diejek keluarganya.

"Katanya lulusan dari luar kok cuma bikin ayam dan cabangnya masih satu. Dulu saya juga geprek sendiri, ngambil sendiri ayam, tapi sekarang perspektifnya kan sudah berubah. Sekarang mereka bangga," kata pria yang ingin membuka 2.000 cabang di Indonesia ini.

Penasaran dengan rasa ayamnya, detikTravel pun mencoba mencicipi ayam dengan lumeran mozarella dan ayam geprek andalan Chicken Crush. Memang dibandingkan dengan ayam geprek yang lain, tekstur dan rasa ayamnya lebih juicy layaknya ayam goreng yang dijual fast food luar negeri.

"Geprek biasanya kan itu bikin asal-asalan karena mereka itu ayamnya setelah digeprek kualitasnya gak kelihatan. Minyaknya juga asal minyak, mereka asal goreng juga. Jadi bedanya kita, kualitas kita concren-nya pakai deep fryer dan standarisasinya sekelas fried chicken luar," promo dia.

Chicken Crush juga makin menarik dengan tampilan restoran berwana merah, lampu-lampu menggantung serta kemasan restoran yang tebuat dari kontainer bekas.

Tak heran, dengan perpaduan seperti ini, Chicken Crush berkembang hingga Batam dan mampu mencapai omzet hingga Rp 150 juta di semua cabang per bulannya. Untungnya juga makin berlipat saat dirinya memutuskan untuk bermitra bersama GrabFood sejak setahun lalu.

"Grab ini membantu meningkatkan penjualan. Orang yang mager atau nggak mau keluar bisa makan Chicken Crush pakai hp aja. Apalagi Grab kalau ada promo penjualan bisa meningkat lumayan banyak. Sangat berjasa dong," tambah pria yang telah mempekerjakan 4.000 orang ini.

Bagi kamu yang juga penasaran dengan cita rasa premium ayam di Chicken Crush? Yuk datang langsung ke Chicken Crush yang tersebar di wilayah Yogya dan lainnya. Atau agar lebih mudah, kamu juga bisa pesan menu-menunya di GrabFood kok. Jalan bareng, jajan bareng, dekat dengan Grab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar