Senin, 24 Februari 2020

Ritual Jumat Kliwon di Gunung Tidar

Gunung Tidar bukan cuma cantik dan segar dengan pepohonan. Gunung di Magelang ini juga sarat dengan ritual-ritual pada jumat kliwon.

Traveler yang datang dari luar kota dan ingin menaiki puncak Gunung Tidar sangat gampang menemukannya. Pengunjung nantinya setelah memasuki Kota Magelang , Jawa Tengah , utamanya dari arah Yogyakarta, akan menemukan gong besar bertuliskan Wisata Budaya Gunung Tidar.

Untuk sampai di puncak Gunung Tidar, sudah dibangun tangga naik yang dilengkapi tempat istirahat jika kelelahan. Dengan menaiki 574 tangga dan perjalanan sekitar 15 menit, nantinya akan sampai puncak Gunung Tidar di 506 mdpl. Retribusi masuk pun cukup dengan membayar Rp 3.000 per orang.

Dalam sepanjang perjalanan menuju puncak Gunung Tidar, traveler akan menemukan jenis pinus, pohon khaya, asem londo, salak dan jenis tanaman lainnya. Kita berjalan menaiki ratusan anak tangga di bawah rerimbunan pohon pinus yang sejuk dan nyaman. Masih juga terdengar ocehan burung-burung, bahkan terkadang bisa bertemu dengan monyet ekor panjang.

Di Gunung Tidar ini pun terdapat makam Syeh Subakir, Kyai Sepanjang dan Makam Mbah Semar. Entah ini makam sungguhan atau sejatinya hanya petilasan. Pengunjung yang datang ke Gunung Tidar, kebanyakan berziarah.

Ada juga rombongan peziarah yang datang malam hari. Turis maupun masyarakat sekitar yang datang menuju puncak Gunung Tidar biasanya hanya sekadar jalan-jalan menikmati keindahan dan pemandangan pepohonan menghijau tersebut. Selain itu, di puncak Gunung Tidar terdapat tugu.

Kepala UPT Kawasan Gunung Tidar, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, Widodo mengatakan, kawasan yang ada di Gunung Tidar meliputi Gunung Tidar dan sekitarnya seperti Magersari dan Trunan. Untuk para peziarah yang ramai datang pada bulan atau penanggalan Jawa seperti Rejeb, Ruwah dan Sura.

"Untuk berziarah di Gunung Tidar, ada kelompok tertentu yang melakukan pada Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Yang ramai pada bulan Rejeb, Ruwah dan Sura," kata Widodo saat ditemui di kantor UPT Kawasan Gunung Tidar, Kamis (21/2/2019).

Pengunjung yang datang menuju puncak Gunung Tidar datang dari berbagai kota. Bagi para peziarah datang secara berombongan mencater bus, ada juga yang datang membawa mobil pribadi. Pada bulan Januari 2019, pengunjung tercatat sebanyak 5.521 orang, sedangkan bulan Februari sampai kemarin tercatat sekitar 2.300-an pengunjung.

"Retribusi masuk Gunung Tidar sebesar Rp3.000, ini sesuai dengan Perda Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perda Nomor 18 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. Di Gunung Tidar tersedia fasilitas seperti toilet, lampu penerangan dan sebagainya," katanya.

Menurut Widodo, hewan yang berada di Gunung Tidar antara lain monyet ekor panjang, berbagai jenis burung dan ular. Untuk itu, keberadaan tetap dijaga.

"Kawasan ini harus dipertahankan tetap hijau, lestari serta semua harus mendukung keberadaan Gunung Tidar ini," ujar dia.

Salah satu peziarah, Mugiyono (36), warga Parakan, Temanggung, mengaku, datang ke Gunung Tidar rombongan bersama 29 orang. Kedatangan untuk berziarah di Makam Syeh Subakir.

"Kami dari Parakan pertama ke sini (Makam Syeh Subakir), terus ini mau melanjutkan menuju Yogya dan Bayat Klaten," ujarnya.

Pengunjung lain di Gunung Tidar, Ariadi Brata Kusuma (31), warga Kota Magelang mengaku, sengaja datang untuk jalan-jalan. Hal ini dilakukan karena sudah lama tidak naik menuju Gunung Tidar dan diakui tiket masuknya murah.

"Tiket masuk murah, suasana enak, kebetulan sepi, fasilitas bagus, ada warung, toilet dan musala. Suasananya enak dan sejuk. Terkadang kesini baca buku-buku," tuturnya.

Salah satu penjaga makam, Sumarlan (63), menambahkan, para peziarah yang datang menuju Gunung Tidar datang dari berbagai kota. Untuk bulan Ruwah dan Sura, hampir 24 jam peziarah datang silih bergantian dari berbagai kota.

"Bulan Ruwah dan Sura, sebulan 24 jam ramai hampir seluruh Indonesia ke sini," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar