Minggu, 16 Februari 2020

Kata Otoritas Penerbangan Terkait Kecelakaan Boeing 737 MAX 8

Otoritas-otoritas penerbangan dunia turut membuka suara dalam kecelakaan Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines. Pihak berwenang yang bersuara ini datang dari Amerika hingga Eropa.

Melansir CNN, Selasa (12/2/2019), bisa dibilang bahwa merekalah yang berkewajiban meluluskan laik atau tidak jika ada pesawat baru. Berikut penuturannya:

1. Federal Aviation Administration (FAA) AS

Pada Minggu, otoritas penerbangan AS mengatakan akan membantu otoritas Ethiopia menyelidiki kecelakaan itu. Menyusul kecelakaan Lion Air yang melibatkan 737 MAX 8 pada Oktober, FAA mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim aturan baru.

"Mengirim Arahan Kelaikan Udara (Airworthiness Directive) darurat untuk memberi tahu operator dan pilot tentang pelatihan. Gunanya melepaskan kontrol otomatis pesawat jika ada anomali," kata mereka dalam sebuah pernyataan

2. Civil Aviation Authority (CAA) Inggris

"Saat ini ada 5 pesawat Boeing 737 Max 8 yang terdaftar dan beroperasi di Inggris," kata juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Inggris. Ia menambahkan bahwa pesawat keenam akan mulai beroperasi minggu ini.

"Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) bertanggung jawab untuk menyertifikasi semua model Boeing 737 Max 8 dan Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA) yang memvalidasi sertifikasi ini di seluruh Uni Eropa, termasuk Inggris," kata juru bicara itu, yang mengatakan bahwa CAA bekerjasama dengan EASA.

3. European Union Aviation Safety Agency (EASA)

Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA) mengatakan sedang memonitor investigasi kecelakaan Ethiopian Airlines ET-302 dengan cermat. Segera setelahnya akan diumumkan perkembangannya.

"Kami akan segera mempublikasikan informasi lebih lanjut di situs web kami ketika informasi yang diperlukan tersedia," bunyi pernyataan resmi mereka.

4. Indian Directorate General of Civil Aviation (DGCA)

Otoritas penerbangan India mengatakan bahwa mereka tidak akan mengoperasikan pesawat Boeing 737 MAX 8 di negaranya. Namun pihaknya mengumumkan serangkaian langkah-langkah keselamatan sementara yang diperlukan oleh maskapai penerbangan yang mengoperasikan pesawat Boeing jenis tertentu.

Menurut DGCA, hanya dua maskapai India yang memiliki pesawat 737 MAX 8 di dalam armadanya. Maskapai itu adalah Spicejet yang memiliki 12 pesawat dan Jet Airways memiliki 5 pesawat.

Arab Saudi Larang Istilah Wisata Religi, Apa Bedanya Sih?

Arab Saudi mengeluarkan larangan memakai istilah wisata religi untuk umrah dan haji. Memang apa bedanya wisata religi, wisata halal dan wisata muslim?

Ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH) Baluki Ahmad dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (11/3/2019) mengatakan imbauan Arab Saudi ini tidak berpengaruh banyak di Indonesia. Secara konsep tidak ada masalah.

"Ibadah umrah dan haji kita nggak pakai istilah wisata religi. Nggak tahu kenapa ada imbauan itu. Mungkin di Eropa disebut begitu ya (wisata religi-red). Kalau kita kan menyebutnya perjalanan ibadah haji dan umrah," kata Baluki.

Surat larangan dari Arab Saudi tidak mencantumkan alasan kenapa tidak boleh memakai istilah wisata religi. Baluki pun tidak paham betul maksud dari Arab Saudi. Yang jelas, memang ada perbedaan makna antara perjalanan ibadah (pilgrimage-red), wisata religi (religius/faith tourism atau siyaahah ad-diiniyyah) dan kemudian juga wisata halal serta wisata muslim.

"Perjalanan ibadah itu untuk umrah dan haji. Kalau wisata religi itu biasanya untuk di luar perjalanan umrah dan haji. Kan kita ingin perjalanan dikemas dengan nuansa ibadah," kata Baluki.

Nah, sekarang berkembang juga paket-paket wisata yang lebih memperhatikan kebutuhan traveler muslim. Namun perjalanannya adalah paket wisata secara umum.

"Kalau inbound kita bilangnya wisata halal, kalau outbound kita bilangnya wisata muslim. Tapi dua hal ini sebenarnya sama," jelas Baluki.

Wisata halal atau wisata muslim, destinasinya tidak harus negara Islam atau Timur Tengah. Wisatawan bisa saja ke Eropa, China atau negara populer lainnya untuk liburan. Yang penting paket wisatanya memperhatikan kebutuhan traveler muslim.

"Negaranya bisa kemana saja, yang penting saat waktu salat kita tetap ingat salat, dicarikan tempatnya. Lalu nanti makanannya yang halal dan kegiatannya tidak bermaksiat," tutup Baluki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar