Rabu, 05 Februari 2020

Panas Membara! Preksu Sajikan Ayam Geprek Pedas Berkali Lipat

Sajian ayam geprek memang familiar di Kota Pelajar, Yogyakarta. Hampir di setiap sudut kota ditemui banyak penjaja ayam geprek namun yang jadi favorit mahasiswa tentu tidaklah banyak.

Salah satunya adalah Preksu yang menyajikan menu andalan ayam geprek dan susu sapi murni. Baru-baru ini mereka bahkan meluncurkan menu baru yang bibir bergetar saat melahapnya. Menu itu disebut Geprek Bakar Preksu dengan bumbu barbeku dan bumbu pedas.

DetikTravel pun berkesempatan mencicipi menu tersebut, benar saja baru suapan pertama pedas langsung terasa sampai ke tenggorokan. Ayam yang empuk dipadu dengan serbuk cabai dan cabai ulek membuat sensasi yang enak sekaligus menantang. Tentu dengan citarasa seperti ini, para pecinta pedas pasti nagih.

Beruntung tersedia beragam susu sapi murni berukuran jumbo yang siap memadamkan rasa terbakar di mulut. Kepada detikTravel, Ferry Atmaja, sang pemilik, mengatakan memang memilih ayam bercita rasa pedas karena dianggap bikin nagih.

"Kita selalu inovasi menu, contohnya ada geprek bakar kecap barbeku ada mozarella yang rasa. Ada juga geprek bakar kasih saus barbeku dan juga yang dikasih cabai trus dibakar dikasih lagi bubuk cabai jadi pedasnya double," kata Fery Atmaja kepada detiktravel di salah satu kiosnya, Jalan Gambir Karangsem, Deresan, Yogyakarta, Sabtu (6/4/2019).

Menurutnya, menu tersebut tercipta dari ketidaksengajaan karyawan yang ingin makan dengan menu baru lalu tercipta ide untuk membakar ayam lalu digeprek.

Kendati demikian, menu favorit tetaplah ayam geprek keju tabur dan ayam geprek mozarella yang dibanderol dengan harga mulai Rp 9.000 saja. Dengan percaya diri pun, Fery mengatakan bahwa pelopor pertama ayam geprek keju di Indonesia adalah Preksu.

"Silakan tanya orang, Preksu itu pelopor atau gak. Boleh di-searching deh," ucap lulusan Teknik Industri ini percaya diri.

Oleh karena itu, dari ayam geprek keju itu, Fery mendulang untung yang lumayan. Sebab dia saja bisa menjual 1.000 sampai 1.500 porsi dalam sebulan dengan menghabiskan ayam hingga 150 kg.

Untungnya semakin berlipat saat dia mulai ikut bermitra dengan Grabfood. Apalagi mahasiswa yang merupakan para milenial cenderung mager dan mau serba instan.

"Ada peningkatan omzet sejak ada GrabFood. Bermitra dengan GrabFood itu sekitar setahunan. Bahkan salah satu cabang saya lebih besar untuk online daripada makan di tempatnya. Mungkin kebiasaan sekarang maunya makan di rumah gak mau ngantre," sebutnya.

Bagi kamu yang juga penasaran dengan rasa pedas menggigit Preksu? Yuk datang langsung ke Preksu yang tersebar di wilayah Yogya. Atau agar lebih mudah, kamu juga bisa pesan menu-menunya di GrabFood kok. Jalan bareng, jajan bareng, dekat dengan Grab.

Melihat Museum Teh Herbal di Negeri Jiran

Di Ipoh, salah satu wilayah Malaysia, ada museum unik yang membahas tentang teh herbal. Penasaran?
Ipoh, Sebuah kota besar di Malaysia, destinasi transit ketika menuju ke Hat yai Thailand. Sisa kejayaan Inggris masa lalu masih tersisa dengan kuatnya. Menarik untuk dinikmati, besar, lengang dan penuh kedamaian. Kota Tua berbasis timah.

IPOH, ibu kota negara bagian (atau provinsi) Perak Malaysia. Arah ke utara dari Kuala Lumpur, menuju ke Hatyai Thailand. Merupakan salah satu kota terbesar di Malaysia, terutama dari kepedatan penduduknya. Kotanya relatif tenang dan damai, tak nampak hiruk pikuk yang berlebihan. Berbeda dengan Kuala Lumpur, Penang ataupun Johor Baru Malaysia. Salah satu yang populer di Ipoh adalah tambang timahnya, ipoh berkembang secara pesat pada 1880 salah satunya karena keberdaan timah tersebut. Saat ini, yang bisa dinikmati di kota Ipoh adalah keberadaan bangunan-bangunan tua Peninggalan era Inggris.

Jika di Penang ataupun Melaka bangunan ini sebagian telah direnovasi ataupun direvitalisasi, berbreda halnya dengan yang di Ipoh, masih tersisa secara alami. Cantik, eksotis dan tersisa kemegahan masa lalunya. Terdapat satu museum, yakni Museum Ho Yan Hor, sebuah museum teh yang didedikasikan untuk Dr. Ho Kai Cheong yang memndedikasikan hidupnya untuk perkembangan teh herbal di Ipoh. Ho Yan Hor ini merupakan salah satu merek teh herbal terlama di Malaysia.

Bangunan museum ini tidaklah terlalu besar, menggambarkan tentang bagaimana Ho Kai Cheong memulai usahanya melalui warung sederhana yang menjual teh herbal. Dilanjutkan dengan bersepeda dari satu kota ke kota lainnya untuk mengenalkan lebih luas lagi tehnya. Kunci yang disampaikan adalah melalui tekad, kerja keras dan ketekunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar