Jumat, 07 Februari 2020

Brunei Hukum Mati LGBT, Ini Kata Orang Indonesia yang Tinggal di Sana

 Brunei Darussalam jadi sorotan dunia karena hukuman mati LGBT. Ini kata orang Indonesia yang tinggal di sana.

Sebut saja B, seorang warga Indonesia yang bekerja di Brunei Darussalam. Ia telah menetap selama kurang lebih setengah tahun di negara yang menetapkan sejumlah hukum Islam di sana.

Mengenai pemberitaan hukuman terhadap LGBT misalnya. Ia mengatakan, bahwa akhir-akhir ini hal tersebut kembali menjadi buah bibir. Sebelumnya, belum diterapkan secara pasti atau diimplementasikan ke publik.

"Di sini, kencang banget pemberitaannya (soal LGBT). Kata orang-orang (lokal) sini, sudah ada dari 3 tahun lalu tapi nggak diimplementasikan. Masih pelan-pelan gitu, baru mulai gencar tahun ini dan kemarin tanggal 3," ujarnya saat dihubungi detikcom Sabtu (6/4/2019).

B mengatakan, bahwa hukuman tersebut juga tidak sembarangan diberlakukan. Pelaku akan mendapat hukuman apabila terbukti melakukan hubungan seksual dengan saksi minimal 4 orang.

"Udah gitu, nggak bisa sembarang hukum rajam sampai mati. Harus ada beberapa saksi yang ngeliat dia ngelakuin (hubungan seksual) ada ini, itu. Jadi keputusannya panjang," tambahnya.

Menurut B, banyak orang-orang berorientasi gender dan seksual LGBT di Brunei cukup terbuka apalagi di media sosial. Itu pun, dinilai meresahkan warga Brunei pada umumnya.

Selain itu, Brunei juga membatasi hiburan malam. Tidak seperti negara lain yang ada bar atau club, tidak ada di Brunei.

"Di sini cuma ada bioskop, mall dan kafe-kafe. Minuman alkohol saja tidak ada, harus ke luar negeri," terangnya.

Bahkan, merokok saja susah di Brunei. Malah, ada dendanya!

"Kalau lagi merokok terus ketahuan sama bagian kesehatan, pasti ditangkap dan denda 300 Brunei Dollar (sekitar Rp 3,1 juta-red)," ungkap B.

Kembali soal hukum Islam, Brunei pun punya aturan tegas soal Salat Jumat. Ada polisi syariah yang akan melakukan inspeksi dan menangkap para pria yang tidak melakukan Salat Jumat.

"Ada polisi syariah, contoh kalau orang Brunei yang Islam cowok dan nggak Salat Jumat di denda berapa Brunei Dollar gitu. Kalau sampai 3 kali ketahuan hukumannya lebih berat lagi," kata B.

"Saat hari Jumat, pemilik toko menutup total toko-tokonya dari setengah 12 siang sampai setengah 3 sore," lanjutnya menjelaskan.

Namun, tempat ibadah agama lain masih bisa ditemukan di Brunei. Menurut B, ada 2 gereja di pusat kota dan 1 klenteng.

Sejauh ini, pihak aktivis kemanusiaan dunia masih mengecam Brunei terkait hukuman mati bagi para pelaku LGBT. Namun pemerintah Brunei dalam, hal ini Sultan Hassanal Bolkiah tetap pada ketegasannya.

Asyiknya Main Basah-basahan di Curug Ciparay

Kaki Gunung Salak bisa menjadi destinasi pilihan akhir pekan. Di sana ada Curug Ciparay yang asyik buat bersantai dan hilangkan penat.

Curug ciparay terletak di Kampung Menir, Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Traveler bisa mengakses jalur ke curug ciparay dengan sangat mudah.

Curug ciaparay terletak dikaki gunung salak, tidak diragukan lagi kalau soal pemandangannya, sangat indah dan banyak pohon pohon yang sangat rindang. Biaya yang dikeluarkan saya kira cukup murah untuk dikunjungi apalagi bermalam di sana.

Satu orang dikenakan biaya 50.000 per  malam sudah termasuk parkir kenadaraan roda dua. kalau anda hanya berkunjung saja mungkin bisa lebih murah. Ada penginapan yang dibuat dari bambu bagi anda yang tidak ingin repot-repot membawa peralatan tenda.

Selain itu disana juga terdapat warung dan toilet jadi ngga taku kelaparan deh. Satu lagi, keindahan curug ciparay masih sangat alami, di kelilingi tebing-tebing yang tinggi dan tentu airnya sangat dingin dan jernih.

Traveler bisa main basah-basahan di bawah air terjun. Suasana yang asri bakal bikin penat kamu hilang.

Bagi anda yang ingin kesana pastikan kendaraannya sebelum berangkat karena jalur yang dilalui cukup menanjak. Setelah sampai di sana jangan lupa untuk tidak buang sampah sembarang ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar