Minggu, 01 Maret 2020

Terungkap! Ini Penyebab Kecelakan Pesawat Fatal di Nepal Tahun Lalu

Kecelakaan pesawat fatal terjadi di Nepal bulan Maret tahun 2018 lalu. Penyebab kecelakaan yang menewaskan 51 orang ini akhirnya diungkap ke publik.

Pesawat Bangla Airlines yang terbang dari Dhaka menuju ke Kathmandu mengalami kecelakaan fatal saat akan mendarat di Bandara Internasional Kathmandu bulan Maret 2018 lalu. Kecelakaan ini merenggut nyawa 51 orang sekaligus.

Peristiwa tersebut merupakan kecelakaan pesawat terburuk di Nepal selama 26 tahun terakhir. Laporan final hasil investigasi kecelakaan itu akhirnya dirilis ke publik.

Dilansir detikTravel dari Reuters, Minggu (10/2/2019), dari laporan itu diketahui bahwa penyebab kecelakaan ini ternyata karena kondisi emosional sang pilot yang tidak stabil. Sang pilot, Captain Abid Sultan rupanya memiliki masalah pribadi sebelum pesawatnya kecelakaan.

Captain Abid disebut dalam kondisi stress dan emosinya tidak stabil, setelah mendapat kritikan dari koleganya sesama pilot yang mempertanyakan kapabilitas Abid sebagai instruktur. Dari rekaman audio, Abid diketahui merokok di dalam kokpit dan terus-terusan mengeluh soal pilot wanita yang mengkritiknya.

Akibatnya, Captain Abid tidak bisa mengendalikan pesawat yang dikemudikannya saat akan mendarat di Bandara Kathmandu. Dia terbang terlalu rendah dan melenceng dari landasan tempat seharusnya dia mendarat.

"Sang pilot merasa dia bisa melakukan manuver dengan pesawatnya, tapi ternyata tidak. Ini, bersama dengan kegagalan sang pilot dan kopilot mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) di fase kritis, berkontribusi ke berkurangnya kewaspadaan terhadap situasi sekitar," ujar Buddhisagar Lamichhane, perwakilan dari Nepal Accident Investigation Commission.

Pesawat Bombardier Q400 Turboprop yang dikemudikan Captain Abid terbang melenceng dari jalur yang sudah ditentukan, mengakibatkan sang pilot tidak bisa melihat landasan bandara. Pesawat akhirnya terbang rendah ke arah utara dari posisi yang seharusnya.

Saat sudah berhasil melihat landasan, ternyata pesawat mereka sudah dalam posisi terlalu rendah. Seharusnya sang pilot membatalkan pendaratan dan berputar. Namun dia memutuskan untuk tetap mendarat. Akhirnya pesawat menghantam tanah, dan memicu kebakaran. 51 Orang pun meninggal dunia, termasuk sang pilot dan kopilot.

Maskapai Bangla Airlines pun mengeluarkan statemen resmi terkait hasil investigasi ini. Mereka menyebut Captain Abid memang punya sejarah dengan masalah depresi. Dia dikeluarkan dari Angkatan Udara Bangladesh pada 1993 karena depresi, tapi akhirnya Captain Abid dinyatakan layak terbang untuk penerbangan sipil.

Bandara Kathmandu diketahui memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Itu karena letak bandara ini dikelilingi pegunungan dan bukit. Sudah banyak kecelakaan terjadi karena faktor kelalaian pilot. 

Rayakan Valentine Lewat Glamping D'Loano di Purworejo

Ingin kemping sambil merayakan Hari Valentine? Datang saja ke Glamping D'Loano di Purworejo, Jawa Tengah. Dijamin bikin kamu makin mesra dengan pasangan.

Badan Otorita Borobudur (BOB) siap luncurkan destinasi wisata baru yakni Glamping D'Loano dan Pasar Menoreh di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Rencananya, destinasi wisata ini akan diresmikan pada Hari Valentine 14 Februari 2019 nanti.

Glamping atau Glamorous Camping membuat para wisatawan tidak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah.

Glamping memang diperuntukkan untuk wisatawan yang ingin menikmati sensasi kemping di alam dengan suasana hutan, tapi bisa tetap nyaman dengan tinggal di dalam tenda yang lengkap dengan fasilitas seperti kamar hotel. Karena tidak seperti tenda biasa, tarifnya pun tak jauh beda seperti sewa hotel yakni berkisar Rp 500.000 per orang dalam semalam.

Harga tersebut sudah termasuk makan 3 kali, snack dan bebas menikmati minuman teh serta kopi. Belasan tenda fasilitas lain nantinya akan menghiasi puncak perbukitan menoreh dengan luas 309 hektare tersebut.

"Dari 309 hektare Zona Otorita, akan dibagi kavling-kavling pengembangan dan pengelolaan. Destinasi wisata baru ini nantinya akan dilaunching ke publik pada 14 Februari 2019, termasuk Pasar Menoreh dengan bentuk digital," kata Direktur Destinasi BOB, Agustin Paranginangin ketika dihubungi detikTravel, baru-baru ini.

Untuk tenda sendiri memiliki kapasitas 6 orang dengan fasilitas tempat tidur, meja, listrik dan lain-lain. Selain tenda untuk beristirahat, di area ini juga tersedia fasilitas lain seperti mushola, toilet, restoran, ruang meeting, arena hiburan anak, hingga panggung pertunjukan.

Rumah Khusus Anak-anak Perempuan Keturunan Konfusius

Kediaman Konfusius gabungan antara rumah dan tempat kerja. Rumah keturunan Konfusius ada di bagian belakang, laki-laki dan perempuan dipisah!

Confucius Mansion adalah gabungan rumah dan tempat kerja dari keturunan Konfusius. detikTravel bersama Dwidaya Tour berkunjung ke sini saat berada di Kota Qufu, Provinsi Shandong, China.

Di dalam mansion ini ada banyak sudut menarik yang jadi sejarah. Menjelajahi bagian belakang mansion, ada sebuah gerbang yang jadi pembatas antara tempat kerja dan rumah tinggal. Gerbang ini bernama Dwelling Gate.

"Yang tinggal di sini hanya master of mansion, istri dan anak-anak perempuannya," ujar Dennis, pemandu dari China International Travel Service.

Rumah ini menjadi tempat tinggal dari kaum perempuan keturunan Konfusius. Ada peraturan ketat di rumah ini, laki-laki dilarang keras untuk masuk ke sini dan berada di rumah yang lain.

Semua kebutuhan anak-anak perempuan di rumah ini dikerjakan oleh pekerja perempuan. Bahkan pekerja laki-laki dilarang keras untuk menginjakkan kaki melewati gerbang.

"Tidak mudah untuk masuk ke dalam, anak-anak perempuan di mansion ini juga harus ijin untuk bisa keluar dari rumah," kata Dennis.

Ini adalah salah satu cara untuk memisahkan perempuan dan laki-laki di masa lampau. Ada jarak yang jelas antara laki-laki dan perempuan. Perempuan dianggap kurang pas untuk mengambil keputusan.

"Hal ini juga masuk ke dalam pengajaran Konfusius. Seperti perjodohan, pernikahan ditentukan oleh orang tua bukan dari anak. Beberapa ajaran bagus, tapi sebagian kurang cocok di masa sekarang," jelas Dennis.

Ajaran lainnya adalah perempuan harus mengikuti semua perkataan suami tanpa terkecuali. Begitu pula anak laki-laki dengan orang tua. Tak peduli apakah hal tersebut salah atau benar.

Sebagai pekerja perempuan di rumah ini, ada beberapa hal yang tidak bisa dikerjaan tanpa bantuan laki-laki, seperti mengangkat air. Saat tiba saatnya mencuci, pekerja laki-laki akan mengetuk di depan gerbang.

Pekerja laki-laki akan membawakan air untuk kebutuhan mencuci. Karena tak bisa diantar ke dalam rumah, rumah ini dilengkapi dengan bak batu atau stone trough.

Bak batu ini menjadi metode saat pekerja laki-laki ingin menyuplai kebutuhan air di dalam rumah. Air tersebut dimasukkan ke dalam bak dan mengalir ke balik gerbang.

Dari bagian dalam gerbang, pekerja perempuan menimba air dengan ember kecil. Mereka akan mengambil air sedikit demi sedikit sehingga tidak berat untuk dibawa.

Alasan kuat dari pemisahan ini adalah untuk menjaga kemurnian keturunan dari Konfusius. Dennis berpendapat bahwa poin ini salah satu kelemahan Konfusius.

"Setiap paginya juga ada hal yang dilakukan oleh kepala keluarga, dia akan berjalan ke depan lukisan," cerita Dennis.

Sebuah lukisan besar bergambar naga dan bulan terlihat cantik menghadap ke rumah. Rupanya ada arti mendalam dari lukisan ini.

Lukisan ini menggambarkan naga yang terbang untuk merengkuh bulan. Naga meninggalkan semua yang ia punya untuk ketamakannya untuk memiliki bulan. Namun tak sampai bulan, naga tersebut mati dan hilang ke dalam lautan.

"Lukisan ini mengingatkan untuk menjadi pemimpin yang baik, tidak korupsi dan tidak serakah," papar Dennis.

Di bagian dalam rumah terdapat perabotan peninggalan yang dijaga. Kebanyaka terbuat dari kayu, perabotan ini juga di cat dengan wana merah sebagai simbol keberuntungan.