Senin, 02 Maret 2020

Tahun 2018, Makin Banyak Orang Indonesia Terbang Keluar Negeri

Di akhir 2018, ramai cerita soal tiket pesawat mahal. Data BPS membuktikan, sepanjang 2018 memang makin banyak orang Indonesia terbang keluar negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data terbaru terkait perkembangan pariwisata dan transportasi selama tahun 2018. Salah satunya terkait jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri selama tahun 2018.

Dilihat detikTravel, Jumat (1/2/2019), selama Januari-Desember 2018 jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri baik menggunakan penerbangan nasional maupun asing mencapai 17,9 juta orang atau naik 8,21 persen dibandingkan jumlah penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya. Diketahui, tahun 2017 lalu jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri adalah 16,6 juta orang.

Diketahui, jumlah penumpang ke luar negeri terbesar melalui Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta) mencapai 7,8 juta orang atau 43,36 persen dari jumlah seluruh penumpang ke luar negeri. Diikuti di posisi kedua ada Bandara Ngurah Rai (Denpasar) 6,4 juta orang atau 35,64 persen.

Sedangkan apabila dibandingkan dengan bulan November 2018, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri pada bulan Desember 2018 adalah sebanyak 1,6 juta orang atau naik 12,04 persen.

Di satu sisi, kalangan traveler mulai mengeluhkan kebijakan maskapai yang menaikkan harga tiket dan pengenaan tarif bagasi di awal tahun 2019. Buntutnya, wisatawan dari Aceh bahkan rela terbang ke Jakarta via Kuala Lumpur karena harga tiket yang dirasa lebih murah dari pada terbang langsung.

Keluhan itu pun berdampak pada penurunan tarif tiket penerbangan sejak 11 Januari 2019 kemarin oleh Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia atau INACA untuk seluruh maskapai nasional yang tergabung di dalamnya. Harga tiket turun kisaran antara 30 hingga 60 persen.

Bukan SIM Keliling, Ini Layanan Paspor Keliling

Layanan SIM keliling sudah biasa. Tapi sekarang juga ada layanan paspor keliling untuk membantu traveler yang mau keluar negeri.

Traveler yang berada di DKI Jakarta perlu tahu nih, layanan keliling tidak hanya untuk pembuatan SIM saja lho. Ternyata juga ada layanan pembuatan paspor keliling.

Syarat pembuatan paspor keliling juga sama dengan pembuatan paspor saat di kantor imigrasi. Hal ini disampaikan oleh Ruly Sadi Kusuma, Kepala Seksi Pelayanan Imigrasi Jakarta Selatan.

"Jika ada masyarakat yang ingin meggunakan jasa pembuatan paspor keliling, bawa saja syarat-syarat lengkapnya ya. Syaratnya sama dengan pembuatan paspor biasa di kantor imigrasi," ungkap Ruly di sela layanan paspor keliling di Gedung Transmedia, Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Mobil keliling ini ternyata beroperasinya di DKI Jakarta saja. Mobil ini akan berkeliling sesuai dengan wilayah kerjanya masing-masing.

"Mobil keliling ini bekerja per wilayah. Jadi selama 2 bulan kami dipinjamkan Direktorat Jenderal Imigrasi untuk beroperasi di wilayah selatan saja. Nanti 2 bulan ke depan bisa jadi yang memakai imigrasi wilayah timur, begitu seterusnya bergantian," tambahnya.

Bagi traveler yang ingin menggunakan jasa pembuatan paspor keliling ini, kuotanya dibatasi lho. Untuk info lokasi, nantinya akan diumumkan di media sosial masing-masing kantor wilayah.

Kunjungan Turis ke Aceh Meningkat 2 Kali Lipat, Inggris Mendominasi

Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Aceh akhir tahun lalu meningkat 2 kali lipat. Yang sebelumnya didominasi Malaysia, kini malah Inggris.

Berdasarkan data dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, jumlah wisatawan mancanegara yang berlibur ke Aceh pada Desember 2018 sebanyak 4.056 orang. Jumlah ini meningkat 138,59 persen jika dibandingkan November lalu dengan total 1.700 orang. Jika dibanding Desember 2017, jumlah pelancong ke Aceh juga meningkat 20,86 persen.

"Secara kumulatif (Januari-Desember 2018), total wisman yang masuk melalui pintu kedatangan di Provinsi Aceh sebesar 33.787 orang mengalami peningkatan sebesar 2,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017," kata Kepala BPS Aceh Wahyudin dalam konferensi pers di Kantor BPS Aceh, Jumat (1/2/2019).

Dari jumlah kunjungan turis yang meningkat drastis itu, negara asal wisatawan juga mengalami perubaham. Selama sebelas bulan, pelancong asal Malaysia selalu mendominasi kunjungan ke Aceh. Namun pada Desember, jumlah wisatawan Inggris yang berlibur ke Serambi Mekkah meningkat hampir 13 kali lipat.

Pada akhir tahun, jumlah wisatawan asal Inggris yang masuk ke Aceh yaitu 1.811 orang atau meningkat dibanding November sebanyak 145 orang. Empat besar wisman lainnya yang melancong ke Tanah Rencong yaitu dari negara Malaysia (992 orang), Amerika Serikat (182 orang), Australia (84 orang), dan Jerman (45 orang).

"Jika total dari Januari-Desember 2018, wisman yang masuk melalui pintu kedatangan di Provinsi Aceh secara lima besar berasal dari Negara Malaysia sebanyak 24.652 orang, Inggris sebanyak 2.356 orang, Tiongkok sebanyak 854 orang, Amerika Serikat sebanyak 784 orang, dan Perancis sebanyak 493 orang," jelas Wahyudin.

Sedangkan jika dilihat dari wilayah, pada Desember 2018 wisman terbanyak berasal dari Eropa berjumlah 2.206 orang. Jumlah itu meningkat sebesar 541,28 persen dibanding bulan November 2018.

"Kemudian disusul oleh wilayah ASEAN sebanyak 1.033 orang atau mengalami peningkatan sebesar 5,30 persen dibandingkan bulan November 2018. Selanjutnya dari wilayah Timur Tengah sebanyak 367 orang," ujarnya.

Meski jumlah wisatawan meningkat, tapi tingat penghunian kamar (TPK) hotel berbintan di Aceh justru mengalami penurunan akhir tahun lalu. Pada Desember 2018, jumlah penghuni kamar sebesar 43,38 persen atau mengalami penurunan sebear 4,79 poin dibanding November.

Menurut Wahyudin, rata-rata lama tamu menginap total di Desember 2018 pada hotel bintang yaitu selama 1,84 hari, lebih tinggi dibandingkan akomodasi lainnya yaitu selama 1,53 hari. Pada bulan Desember 2018, rata-rata lama menginap tamu asing di hotel bintang lebih tinggi dibandingkan dengan tamu nusantara, begitu juga pada akomodasi lainnya.

"Tercatat rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel bintang selama 3,63 hari, sedangkan tamu nusantara selama 1,77 hari. Rata-rata lama menginap tamu asing pada akomodasi lainnya adalah selama 5,53 hari sedangkan tamu nusantara selama 1,49 hari," rinci Wahyudin.