Sabtu, 07 Maret 2020

Banyak Sampah, Pengunjung Dilarang Surfing di Pantai Kuta-Petitenget

Gelombang tinggi dan cuaca ekstrem mengakibatkan banyak sampah yang terdampar di sepanjang Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Wisatawan harap hati-hati.

"Kita memang buka tutup istilahnya, kita nunggu kalau situasinya sudah aman kita buka lagi. Ini kita imbau kepada pengunjung supaya selalu berhati-hati khususnya yang tidak bawa boat, yang mandi/berenang karena sampah banyak, ombak besar, kemudian itu yang kita takutkan biar pengunjung tidak mendapat masalah di air," kata Koordinator Balawista Kabupaten Badung I Ketut Ipel ketika dihubungi detikTravel, Rabu (23/1/2019).

Ipel fenomena sampah kiriman ini biasa terjadi pada awal November sampai Maret. Dia menambahkan penutupan wisata air di kawasan Pantai Kuta hingga Seminyak itu dilakukan sejak Selasa (22/1) kemarin. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya insiden.

"Untuk sementara tidak melakukan aktivitas di air. Diimbau dari kemarin pagi karena ombak besar, sampah sepanjang pantai memenuhi Kuta sampai Seminyak. Takutnya kita biasanya ada bambu tajam-tajam, duri-durinya karena dulu pernah pengalaman pengunjung kena itu," terangnya.

Ipel mengatakan sampai hari ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada para pengunjung. Beruntung, banyak pengunjung yang menurut dan tidak beraktivitas di air.

"Banyak yang nurut, memang kita antisipasi semua, petugas kita di lapangan selalu waspada dan mengimbau pengunjung supaya menaati rambu-rambu yang sudah dipasang," terangnya.

"Satu-dua masih kita maklumi, karena dia pakai boat, masih bisa melihat sampah-sampah. Kalau di arus (sampahnya) sedikit," sambungnya.

Ipel menambahkan imbauan ini diberlakukan sampai kondisi cuaca kembali normal. "Yang kita larang untuk sementara sampai kondisi cuaca normal kembali," ucapnya.

Terkait TN Komodo, KemenLHK: Mau Ditutup Seperti Apa?

Wacana penutupan TN Komodo oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilo Laiskodat telah sampai ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pihak kementerian pun masih bertanya seputar teknis penutupan.

Dihubungi oleh detikTravel, Rabu (23/1/2019), Kabiro Humas KemenLHK, Djati Witjaksono membenarkan kalau Menteri LHK Siti Nurbaya dan pihaknya telah mengetahui seputar wacana penutupan TN Komodo yang baru-baru ini disuarakan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Dijawab oleh Djati, hingga saat ini pihak Kementerian LHK belum bertemu langsung dengan Gubernur Viktor maupun pihak pemerintah daerah setempat. Pembicaraan seputar penutupan TN Komodo pun masih akan dibicarakan lebih lanjut.

"Kita kan sampai sekarang belum ketemu secara langsung apa sih maunya Gubernur NTT, maksudnya nutupnya seperti apa. Tutup pengunjungnya, tutup kawasannya atau apa," ujar Djati.

Dijabarkan lebih lanjut oleh Djati, sejatinya konservasi terbagi menjadi 3 pilar utama. Yakni perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan. Masing-masing ada peruntukannya.

"Kalau misalnya pemanfaatannya mau ditutup, mungkin tertutup untuk pengunjung tapi kegiatan pengawetan dan perlindungan harus tetap berjalan nih. Bagaimana pengelolaan habitat, populasi ataupun perbaikan rehabilitasinya atau bekas areal kebakar. Kita belum tahu maksudnya yang ditutup seperti apa," papar Djati.

Diakui oleh Djati, TN Komodo itu sangat luas. Habitat Komodo pun sejatinya telah dilindungi di dalam zona inti yang tak boleh didatangi manusia. Selain itu juga ada zona untuk melihat pemandangan hingga bawah air.

"Kita kan juga punya daerah yang gak boleh dikunjungi, daerah perlindungan, daerah zona inti kan gak boleh didatangi pengunjung. Makanya daerah-daerah lain seperti Komodo itu pun kan luas. Ada yang mau lihat komodonya, ngeliat viewnya, ngeliat keanekaragaman di bawah air juga bisa, jadi kalau mau ditutup tempat lihat komodonya secara langsung ditutup. Makanya kita masih ingin mendengar dari Pemerintah daerah maunya yang ditutup yang mana," ujar Djati.

Dalam waktu dekat, pihak Kementerian LHK melalui Dirjen KSDAE juga telah menjadwalkan untuk bertemu dengan Gubernur NTT, Pemerintah daerah, pihak Kemenpar dan stakeholder terkait untuk mencari titik temu dari wacana tersebut.

"Kemarin saya tanyakan ke pak dirjen dalam minggu ini, mungkin Jumat" tutup Djati.

Baru Dipasang, Solar Track di Jalur Pendakian Gunung Ijen Hilang

 Sekitar 12 solar track atau lampu penunjuk jalur tenaga matahari di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen hilang. Padahal solar track tersebut baru dipasang empat hari.

Solar track tersebut memang sengaja dipasang di sepanjang jalur pendakian di TWA Gunung Ijen. Ini sebagai penunjuk arah dan penerangan untuk jalan menuju puncak Ijen. Untuk pemasangan tahap pertama ini ada sekitar 60 buah lampu.

"Padahal kita akan pasang sekitar 300an unit akan kita pasang. Tapi karena empat hari kuta pasang hilang, ya kita tunda dulu," ujar Sigit Hari Wibowo, Kepala Pos Taman Wisata Alam Gunung Ijen, kepada detikTravel, Rabu (23/1/2019).

Belum diketahui, penyebab hilangnya solar track di jalur pendakian TWA Gunung Ijen ini apakah faktor alam atau memang sengaja dicuri oleh orang- orang yang tidak bertanggung jawab. BKSDA Jawa Timur akan menerjunkan tim untuk menyelidiki hilangnya lampu penunjuk arah bertenaga matahari tersebut.

"Yang terpasang itu pokoknya antara 65. Jadi 600 meter itu dipasang 10 meteran jadi menunjukan itu jalan. Empat harian gitu, ya memang ada yang diambil terus diambil secara paksa pecah itu ada memang. Ini rencana mau 300 lagi tapi dengan kondisi seperti gimana, apakah diteruskan atau tidak. kita sudah sedia 300 lampu lagi," tambahnya.

Sigit Hari Wibowo menambahkan, rencananya di sepanajng jalur pendakian dari pos Paltuding hingga puncak Gunung akan dipasang 300 buah solar track. Namun karena lampu yang dipasang sudah banyak yang hilang, pemasangan solar track dihentikan sementara.

"Pemasangan tahap selanjutnya masih menunggu kajian lebih lanjut dari BKSDA Jawa Timur," tegasnya.

Sigit mengharapkan kepada para pengunjung taman wisata alam Gunung Ijen untuk bisa bersama- sama menjaga fasiliatas yang ada saat ini. Tujuanya agar para wisatawan yang berkunjung di gunung yang mempunyai danau kawah terbesar di Asia ini merasa nyaman. Sebab BKSDA Jawa Timur, berkomitmen terus memperbaiki sarana dan prasarana yang berada di wilayah Gunung Ijen.

"Mohon wisatawan dan warga bisa menjaga bersama fasilitas yang ada. Ini untuk mempermudah wisatawan untuk menuju puncak Ijen," pungkasnya.

Banyak Sampah, Pengunjung Dilarang Surfing di Pantai Kuta-Petitenget

Gelombang tinggi dan cuaca ekstrem mengakibatkan banyak sampah yang terdampar di sepanjang Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Wisatawan harap hati-hati.

"Kita memang buka tutup istilahnya, kita nunggu kalau situasinya sudah aman kita buka lagi. Ini kita imbau kepada pengunjung supaya selalu berhati-hati khususnya yang tidak bawa boat, yang mandi/berenang karena sampah banyak, ombak besar, kemudian itu yang kita takutkan biar pengunjung tidak mendapat masalah di air," kata Koordinator Balawista Kabupaten Badung I Ketut Ipel ketika dihubungi detikTravel, Rabu (23/1/2019).

Ipel fenomena sampah kiriman ini biasa terjadi pada awal November sampai Maret. Dia menambahkan penutupan wisata air di kawasan Pantai Kuta hingga Seminyak itu dilakukan sejak Selasa (22/1) kemarin. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya insiden.

"Untuk sementara tidak melakukan aktivitas di air. Diimbau dari kemarin pagi karena ombak besar, sampah sepanjang pantai memenuhi Kuta sampai Seminyak. Takutnya kita biasanya ada bambu tajam-tajam, duri-durinya karena dulu pernah pengalaman pengunjung kena itu," terangnya.

Ipel mengatakan sampai hari ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada para pengunjung. Beruntung, banyak pengunjung yang menurut dan tidak beraktivitas di air.

"Banyak yang nurut, memang kita antisipasi semua, petugas kita di lapangan selalu waspada dan mengimbau pengunjung supaya menaati rambu-rambu yang sudah dipasang," terangnya.

"Satu-dua masih kita maklumi, karena dia pakai boat, masih bisa melihat sampah-sampah. Kalau di arus (sampahnya) sedikit," sambungnya.

Ipel menambahkan imbauan ini diberlakukan sampai kondisi cuaca kembali normal. "Yang kita larang untuk sementara sampai kondisi cuaca normal kembali," ucapnya.