Sabtu, 07 Maret 2020

Baru Dipasang, Solar Track di Jalur Pendakian Gunung Ijen Hilang

 Sekitar 12 solar track atau lampu penunjuk jalur tenaga matahari di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen hilang. Padahal solar track tersebut baru dipasang empat hari.

Solar track tersebut memang sengaja dipasang di sepanjang jalur pendakian di TWA Gunung Ijen. Ini sebagai penunjuk arah dan penerangan untuk jalan menuju puncak Ijen. Untuk pemasangan tahap pertama ini ada sekitar 60 buah lampu.

"Padahal kita akan pasang sekitar 300an unit akan kita pasang. Tapi karena empat hari kuta pasang hilang, ya kita tunda dulu," ujar Sigit Hari Wibowo, Kepala Pos Taman Wisata Alam Gunung Ijen, kepada detikTravel, Rabu (23/1/2019).

Belum diketahui, penyebab hilangnya solar track di jalur pendakian TWA Gunung Ijen ini apakah faktor alam atau memang sengaja dicuri oleh orang- orang yang tidak bertanggung jawab. BKSDA Jawa Timur akan menerjunkan tim untuk menyelidiki hilangnya lampu penunjuk arah bertenaga matahari tersebut.

"Yang terpasang itu pokoknya antara 65. Jadi 600 meter itu dipasang 10 meteran jadi menunjukan itu jalan. Empat harian gitu, ya memang ada yang diambil terus diambil secara paksa pecah itu ada memang. Ini rencana mau 300 lagi tapi dengan kondisi seperti gimana, apakah diteruskan atau tidak. kita sudah sedia 300 lampu lagi," tambahnya.

Sigit Hari Wibowo menambahkan, rencananya di sepanajng jalur pendakian dari pos Paltuding hingga puncak Gunung akan dipasang 300 buah solar track. Namun karena lampu yang dipasang sudah banyak yang hilang, pemasangan solar track dihentikan sementara.

"Pemasangan tahap selanjutnya masih menunggu kajian lebih lanjut dari BKSDA Jawa Timur," tegasnya.

Sigit mengharapkan kepada para pengunjung taman wisata alam Gunung Ijen untuk bisa bersama- sama menjaga fasiliatas yang ada saat ini. Tujuanya agar para wisatawan yang berkunjung di gunung yang mempunyai danau kawah terbesar di Asia ini merasa nyaman. Sebab BKSDA Jawa Timur, berkomitmen terus memperbaiki sarana dan prasarana yang berada di wilayah Gunung Ijen.

"Mohon wisatawan dan warga bisa menjaga bersama fasilitas yang ada. Ini untuk mempermudah wisatawan untuk menuju puncak Ijen," pungkasnya.

Banyak Sampah, Pengunjung Dilarang Surfing di Pantai Kuta-Petitenget

Gelombang tinggi dan cuaca ekstrem mengakibatkan banyak sampah yang terdampar di sepanjang Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Wisatawan harap hati-hati.

"Kita memang buka tutup istilahnya, kita nunggu kalau situasinya sudah aman kita buka lagi. Ini kita imbau kepada pengunjung supaya selalu berhati-hati khususnya yang tidak bawa boat, yang mandi/berenang karena sampah banyak, ombak besar, kemudian itu yang kita takutkan biar pengunjung tidak mendapat masalah di air," kata Koordinator Balawista Kabupaten Badung I Ketut Ipel ketika dihubungi detikTravel, Rabu (23/1/2019).

Ipel fenomena sampah kiriman ini biasa terjadi pada awal November sampai Maret. Dia menambahkan penutupan wisata air di kawasan Pantai Kuta hingga Seminyak itu dilakukan sejak Selasa (22/1) kemarin. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya insiden.

"Untuk sementara tidak melakukan aktivitas di air. Diimbau dari kemarin pagi karena ombak besar, sampah sepanjang pantai memenuhi Kuta sampai Seminyak. Takutnya kita biasanya ada bambu tajam-tajam, duri-durinya karena dulu pernah pengalaman pengunjung kena itu," terangnya.

Ipel mengatakan sampai hari ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada para pengunjung. Beruntung, banyak pengunjung yang menurut dan tidak beraktivitas di air.

"Banyak yang nurut, memang kita antisipasi semua, petugas kita di lapangan selalu waspada dan mengimbau pengunjung supaya menaati rambu-rambu yang sudah dipasang," terangnya.

"Satu-dua masih kita maklumi, karena dia pakai boat, masih bisa melihat sampah-sampah. Kalau di arus (sampahnya) sedikit," sambungnya.

Ipel menambahkan imbauan ini diberlakukan sampai kondisi cuaca kembali normal. "Yang kita larang untuk sementara sampai kondisi cuaca normal kembali," ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar