Rabu, 11 Maret 2020

Kupang, Seafood dan Alam NTT yang Luar Biasa

Hari selanjutnya saya habiskan dengan menyelesaikan tugas saya, kerena perjalanan ini memang perjalanan dinas. Saya baru memiliki kesempatan untuk menikmati kembali Kupang pada hari ketiga. Sebagai kota yang memiliki banyak pantai, saya tidak melewatkan kesempatan ini untuk berkunjung ke salah satu pantai terkenal di sini yaitu Pantai Kolbano.

Perjalanan menuju Pantai Kolbano cukup lama karena kami harus menempuh perjalanan selama 4 jam. Kami berangkat cukup pagi agar bisa kembali sebelum malam ke Kota Kupang. Menghabiskan waktu pada awal perjalanan dengan tidur, saya terbangun setelah setengah perjalanan. Jalan yang kami lewati tidak begitu lebar, namun cukup untuk dilewati oleh dua mobil berpapasan.

Sepanjang perjalanan di sebelah kiri dan kanan jalan tak henti terlihat pohon-pohon pepaya berjejeran, wajar jika sayur bunga pepaya atau daun pepaya sangat mudah ditemui di mana-mana. Selain itu rumah-rumah tradisional NTT juga terlihat di sepanjang jalan. Memberikan perasaaan yang berbeda. Tak jarang mobil kami harus berhenti sejenak, bukan karena lampu merah, tetapi karena kami harus menunggu babi-babi kecil bersama induknya yang sedang menyeberang jalan.

Setelah cukup lama, akhirnya kami sampai di Pantai Kolbano. Tidak banyak orang. Sepi. Bunyi ombaknya yang besar terdengar dari kejauhan. Sangat cocok bagi yang ingin menyendiri. Berbeda dengan pantai pada umumnya, pasir Pantai Kolbano ditutupi oleh kerikil yang cukup besar dengan warna-warna pink, cream, abu, putih dan baby blue. Air laut yang berwarna biru gradasi, deburan ombak yang menghasilkan buih-buih putih, berpadu dengan kerikil beraneka warna menciptakan pemandangan yang sangat menyejukkan mata.

Selain itu, angin yang berhembus cukup kencang karena pantai ini berbatasan langsung dengan Australia menghasilkan ombak-ombak besar dengan suara deburan yang menenangkan. Tempat terbaik bagi yang ingin melarikan diri dari keramaian dan bagi yang ingin melepas penat dari kesibukan. Setelah puas menyaksikan laut dan bermain air di Pantai Kolbano, saya segera kembali ke Kota Kupang karena ada hal yang yang tak kalah mempesona.

Setelah melewati perjalanan panjang lagi, saya kembali ke Kota Kupang tepat sesaat sebelum matahari terbenam. Menyaksikan pemandangan yang luar biasa, langit senja di Kota Kupang akan membuat siapapun terpesona. Memang senja selalu memesona di mana pun, bahkan di langit ibu kota yang terhalang oleh gedung tinggi dan polusi. Namun langit senja di Kupang benar-benar memukau tiada tanding, membuat siapa saja terpana.

Saya meminta driver untuk berhenti sejenak dan meminta izin untuk turun agar dapat menatap langit senja dengan lebih khusyuk. Gradasi warna hitam, biru tua, kuning dan jingga benar-benar merupakan sebuah maha karya Sang Kuasa. Ditambah dengan bayangan pohon-pohon yang tumbuh tak beraturan di tanah Kupang semakin memperindah langit senja. Senja yang begitu indah, begitu jingga.

Perjalanan panjang yang cukup melelahkan, tetapi semua itu tidak dapat menghentikan semangat saya karena ada Tolak Angin yang selalu menemani di manapun dan kapanpun. Perjalanan saya diakhiri dengan menyaksikan terbenamnya matahari yang sekaligus mengakhiri pertunjukan langit senja. Tentunya tak lupa minum Tolak Angin yang dapat mengatasi masuk angin serta menghangatkan tubuh, sehangat udara di Kota Kupang. Sampai jumpa lagi, NTT!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar