Senin, 23 Maret 2020

Belum Ada Warga Positif Corona, tapi Uganda Sudah Pasang Kuda-kuda

Presiden Uganda, Yoweri Museveni, melakukan tindakan preventif untuk mencegah penyebaran virus Corona. Mumpung belum ada warga yang positif Covid-19.
Uganda belum menunjukkan data adanya warga yang terinfeksi virus Corona. Tapi, pemerintah langsung bergerak setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus Corona menjadi pandemi.

Museveni mengumumkan sejumlah langkah untuk meredam penyebaran virus Corona di negara yang dipimpinnya. Dia menutup sekolah, termasuk universitas mulai Jumat (20/3/2020).

Uganda juga melarang adanya resepsi pernikahan. Andai mempelai tak bisa menunda lagi acara pernikahan maka izin tetap dikeluarkan asalkan pesta cuma dihadiri maksimal sepuluh orang.

Aturan serupa diterapkan untuk acara pemakaman. Bahkan, pemerintah Uganda menjamin pemakaman untuk pasien yang meninggal dunia karena virus Corona akan menjadi tanggung jawab mereka.

Selain itu, Uganda melarang acara keagamaan yang melibatkan banyak orang. Salah satu hari raya keagamaan yang terimbas adalah Paskah.

"Hingga saat ini, Uganda tak memiliki kasus virus Corona, namun negara tetangga, termasuk Kenya, Tanzania, dan Rwanda mengonfirmasi ada kasus virus Corona akhir pekan lalu, sedangkan Kongo mengonfirmasi ada kasus coronavirus di pekan sebelumnya,' kata Museveni seperti dikutip CNN.

"Perayaan Paskah tetap dilanjutkan, namun di rumah masing-masing. Pemuka agama bisa menggunakan televisi atau stasiun radio untuk meneruskan khotbahnya," dia menjelaskan.

Sementara itu, bak, rumah sakit, serta supermarket dan pasar tak masuk daftar yang ditutup. Tapi, pemerintah Uganda menginstruksikan agar pemilik usaha itu mengikuti prosedur kebersihan serta menyediakan hand sanitizer kepada karyawan atau pelanggan.

Pemerintah Uganda meminta operator kendaraan umum menyediakan tempat mencuci tangan di setiap pemberhentian bus dan memastikan penumpang didisinfektan sebelum naik kendaraan umum itu.

"Tidak perlu melakukan perjalanan jika tak penting-penting amat, apalagi jika menggunakan kendaraan umum," dia mengingatkan.

Uganda juga telah membatasi kedatangan orang asing dari 16 negara yang terpapar virus Corona, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Menteri Kesehatan Uganda, Jane Aceng, traveler yang ngotot datang ke Uganda haru mengkarantina diri sendiri selama 14 hari dengan biaya pribadii atau menggunakan fasilitas negara.

Belasan Ribu Triliun Menguap dari Bisnis Travel Seluruh Dunia

Bisnis pariwisata disebut-sebut sebagai bisnis yang paling terkena dampak virus Corona. Uang yang hilang dari bisnis pariwisata global diperkirakan mencapai USD 820 miliar atau sekitar Rp 12.486 triliun!
Pelaku wisata di China berkontribusi sekitar setengah dari pendapatan yang hilang tadi seiring banyak perusahaan yang membatalkan rencana bepergian mereka karena pandemi. Secara keseluruhan, bisnis wisata di Asia yang paling merana, sekitar 3 dari 4 perusahaan mengaku membatalkan rencana perjalanan bisnis ke China, Hong Kong, Taiwan dan negara Asia Pasifik lainnya.

Itu merupakan hasil perhitungan dari Global Business Travel Association (GBTA) seperti dikutip dari CNBC, Rabu (18/3/2020). Virus Corona yang pertama kali menyebar di Wuhan, China sudah menewaskan 4.000 orang, dan efek ke ekonomi dunia pun mengerikan.

"Dampaknya ke industri travel dan ekonomi tidak jangan diremehkan," ujar CEO GBTA Scott Solombrino .

Bisnis travel di China mengalami penurunan super drastis sebesar 95 persen dengan kerugian mencapai USD 404,1 miliar dollar, sementara di Eropa diperkirakan mencapai USD 190,5 miliar. Maskapai dan perhotelan yang biasanya diuntungkan juga terkena dampaknya.

Sementara untuk dampak virus Corona ke wisata Indonesia, kerugian ditaksir mencapai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,8 triliun.

"Untuk sementara waktu untuk sektor pariwisata kami menghitung sudah mengalami kerugianUSD 1,5 miliar. Itu dari turis Tiongkok sendiri saja sudah USD 1,1 miliar. Dan ditambah dengan ikutan-ikutan yang lain paling sedikit adaUSD 400 miliar," kata Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Hariyadi Sukamdani dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar