Kamis, 26 Maret 2020

Seperti Singapura, Swiss Mulai Menutup Diri

Menghadapi pandemi virus Corona COVID-19, Swiss pun mulai menutup diri seperti Singapura. Berikut info terkini dari Swiss.
Swiss menambah daftar panjang negara Eropa yang mulai menutup diri di tengah pandemi virus Corona. Itu diketahui lewat penutupan sejumlah event dan tempat berkumpul keramaian di Swiss pada Senin (16/3).

Seperti dikutip detikcom dari portal berita Swiss Info, Kamis (19/3/2020), saat ini Pemerintah Swiss tengah memberlakukan Kejadian Luar Biasa atau KLB. Imbasnya tampak lewat penutupan sejumlah restoran dan lainnya.

Yang paling terasa tentu ada di pos imigrasi lintas batas negara yang bertetangga dengan Swiss, sebut saja Italia, Jerman, Prancis dan Austria. Saat ini, hanya warga Swiss, orang dengan izin tinggal di Swiss serta pelaku bisnis yang diperkenankan masuk ke Swiss.

Tak hanya menutup pusat keramaian dan event, Pemerintah Swiss juga meminta masyarakatnya untuk mengisolasi diri. Khususnya teruntuk kaum lansia dan yang tengah sakit pada hari Selasa setelahnya.

"Kami membutuhkan reaksi yang cepat di seluruh negeri sekarang, itu jadi satu-satunya cara untuk melewati krisis," ujar Presiden Swiss, Simonetta Sommaruga.

Selain yang telah disebutkan di atas, sejumlah objek transportasi masal di Swiss disebut juga terdampak. Swiss Federal Railways misalnya, menangguhkan layanan kereta lintas batas dan mengarungi intensitas kertas di Swiss.

Diketahui, kebijakan untuk menutup diri Swiss itu akan berlaku hingga setidaknya 19 April.

Republik Ceko Resmi Dikarantina Gara-gara Virus Corona

Republik Ceko secara resmi memberlakukan karantina di negaranya. Kebijakan itu diambil untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Republik Ceko secara resmi mengeluarkan kebijakan karantina di negaranya terkait mewabahnya virus Corona di benua Eropa. Kebijakan ini mulai berlaku Senin (16/3) hingga Selasa (24/3).

Kebijakan itu diambil oleh Perdana Menteri Andrej Babis untuk melindungi warganya dari tertular virus Corona. Pemerintah Ceko menyarankan agar warganya tetap berada di rumah saja.

"Di situasi seperti sekarang, kumpul-kumpul di pusat perbelanjaan atau di restoran risikonya terlalu besar. Orang-orang tidak perlu khawatir, pasokan makanan tidak akan dibatasi dan tidak perlu belanja sampai mengosongkan rak barang," kata PM Babis seperti dikutip detikTravel dari harian Prague Morning, Jumat (20/3/2020).

Republik Ceko akan menyiagakan 2.096 personel tentara dibantu dengan 400 petugas Bea Cukai untuk melakukan pengawasan di berbagai titik. Warga dengan keperluan yang tidak penting, diminta untuk tinggal di rumah saja.

"Pembatasan fundamental seperti ini sangat membantu untuk menghentikan persebaran infeksi Corona di negara ini. Meski tidak menyenangkan untuk kita semua, tapi ini tentag melindungi kesehatan kita," Adam Vojtech, menteri Kesehatan Republik Ceko, menambahkan.

Setelah Italia, Spanyol dan Austria, Republik Ceko adalah negara keempat di benua Eropa yang memberlakukan kebijakan karantina di seluruh negaranya. Saat ini, jumlah kasus positif Corona di Republik Ceko mencapai 253 orang.

Dari hasil diagnosa, dua per tiga dari jumlah kasus positif itu didapat penduduk Republik Ceko saat berada di luar negeri. Hingga saat ini, sudah ada 5.000 orang di Republik Ceko yang menjalani karantina terkait virus Corona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar