Minggu, 29 Maret 2020

Setelah Corona Reda, Maukah ke Museum Ini Bersamaku?

Ada banyak obyek wisata di Kota Solo. Salah satunya Museum Tumurun yang belum banyak dikunjungi. Setelah Corona reda, maukah ke sini bersama?

Di Solo, terdapat museum milik perorangan yang wajib dikunjungi. Museum yang menyimpan berbagai karya seni ini bernama Tumurun Museum.

Tumurun berasal dari kata turun temurun yang artinya mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Museum ini dimiliki oleh Iwan Kurniawan Lukminto yang juga adalah pemilik dari PT Sritex.

Terletak di Jalan Kebangkitan Nasional No 8 Surakarta, museum nampak seperti rumah biasa. Seperti namanya Private Museum, koleksi di sini seluruhnya merupakan milik pribadi Iwan Kurniawan Lukminto yang juga diwarisi dari ayahanda HM Lukminto.

Pengunjung yang ingin datang ke tempat ini harus mendaftar terlebih dahulu dan memilih jadwal yang sesuai dengan waktu yang ada. Setiap hari jumlah pengunjung dibatasi.

Setelah mendapat jadwal, pengunjung bisa datang ke lokasi dan melapor kepada petugas di tempat. Sekedar informasi, untuk berkunjung ke sini pengunjung tidak dibebankan biasa masuk alias gratis.

Sebelum memasuki museum, pengunjung akan diberi arahan singkat mengenai peraturan yang ada di sini. Ada beberapa peraturan seperti tidak boleh menyentuh karya, tidak boleh memotret dengan lampu kilat.

Setelah diberi arahan, pengunjung dimohon untuk meninggalkan barang bawaan di meja yang telah disediakan dan hanya diperbolehkan membawa kamera ataupun telepon genggam. Kemudian pengunjung dipersilahkan berkeliling, ada pemandu yang mendampingi dan siap menjawab pertanyaan.

Museum ini terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama berisi karya seni kontemporer, sedangkan di lantai kedua berisi karya modern art dari seniman terkenal yang sudah meninggal. Pengunjung umum hanya boleh berkeliling di area lantai 1.

Setiap karya seni yang ada memiliki barcode berisi keterangan seniman yang membuat, lengkap dengan bahan yang digunakan, maksud karya seninya, serta media yang digunakan. Barcode ini dapat discan meggunakan telepon genggam.

Salah satu karya yang luar biasa adalah lukisan karya Eddy Susanto berjudul 'melencolia'. Lukisan berukuran 300x 200 cm ini dibuat dengan menggunakan aksara jawa.

Waktu 1 jam yang disediakan pengelola rasanya kurang, berkeliling dari satu karya ke karya lain, menyimak penjelasan pemandu yang menarik serta mengamati karya seni yang dibuat dengan ketrampilan, waktu yang cukup panjang dan nilai seni tertentu sungguh merupakan pengalaman yang mengasyikkan.

Di pintu keluar pemandu berpesan jika masih ingin melihat -lihat silahkan datang kembali, karena secara berkala koleksi yang dipamerkan juga diganti dengan koleksi lain yang dimiliki pemilik.

Berwisata Sambil Membantu Sesama di Kuil Wat Pho

 Ada berbagai hal menarik yang bisa ditemui dan dilakukan di Kuil Wat Pho, Thailand. Salah satunya adalah berwisata sambil berderma ke para bhiksu.

Di Kuil Wat Pho, traveler bisa berfoto di patung Buddha yang sedang berbaring, mencoba sensasi pijat khas Thailand atau Thai massage langsung di tempat lahirnya seni pijat tradisional ini, sampai beribadah bersama para Bhiksu.

Selain berwisata, di Wat Pho tentunya traveler juga bisa berbuat kebaikan dengan membantu sesama yang lebih membutuhkan. Caranya pun cukup unik, dengan memberikan koin donasi ke deretan wadah yang telah tersedia.

Pada saat saya berkunjung ke Wat Pho beberapa saat yang lalu, saya cukup tertarik dengan deretan mangkok tembaga berisi koin yang terdapat di area bagian belakang dari patung Buddha berbaring. Rupanya deretan mangkok itu adalah wadah yang menampung dana dari para pengunjung yang akan berdonasi.

Donasinya sendiri akan disalurkan untuk orang-orang yang membutuhkan dan tidak seberutung kita dalam kehidupannya. Jika tertarik dan ingin mencoba, padahal tidak membawa mata uang baht dalam bentuk koin.

Tidak perlu khawatir, sebab terdapat tempat penukaran uang dengan koin. Walaupun nominal donasinya sudah ditentukan yaitu sebesar 20 baht.

Setelah menukar uang, maka koin pun siap didistribusikan ke deretan mangkok emas yang telah tersedia. Karena unik, ada beberapa pengunjung yang mengabadikan proses saat memasukkan koin ke mangkok, dengan video melalui smartphone dan kameranya masing-masing.

Semoga cukup banyak pengunjung yang berdonasi ya traveller, agar dapat membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar