Senin, 23 Maret 2020

Susul Italia, Spanyol Tutup Sementara Semua Hotel

Negeri indah Spanyol mulai goyah. Kasus pandemi Corona yang terus melonjak membuat Spanyol resmi menutup semua bangunan hotel. Dalam wabah Corona, Spanyol mulai menyusul Italia. Negara yang indah ini mengalami kenaikan kasus pandemi Corona sebanyak 17.149 dan kematian hingga 767 orang.

Dengan adanya jumlah tersebut menjadikan Spanyol sebagai negara kedua terparah di Eropa setelah Italia.

Pemerintah Spanyol membuat kebijakan baru dalam pencegahan penyebaran virus Corona. Diintip detikcom dari Channel News Asia, hotel-hotel Spanyol mulai ditutup.

Semua hotel dan akomodasi lainnya akan ditutup selama tujuh hari. Kos-kosan jangka panjang dibebaskan dari penutupan, namun masih menunggu keputusan pemerintah. "Saat-saat terberat masih akan datang, saat-saat ketika kita akan terus melihat peningkatan jumlah kasus," ujar Menteri Kesehatan Salvador Illa.

Untuk menekan penyebaran virus Corona, unit-unit tentara dikerahkan oleh pemerintah. Disinfektan dilakukan di bandara dan pelabuhan di Barcelona.

Kalau hotel-hotel lain ditutup sementara, Ayre Grand Hotel di Madrid justru membuka diri sebagai tempat karantina. Hotel ini menyediakan 60.000 tempat tidurnya untuk layanan kesehatan. Kamar-kamar hotel pun diisi dengan fasilitas medis.

Belum Ada Warga Positif Corona, tapi Uganda Sudah Pasang Kuda-kuda

Presiden Uganda, Yoweri Museveni, melakukan tindakan preventif untuk mencegah penyebaran virus Corona. Mumpung belum ada warga yang positif Covid-19.
Uganda belum menunjukkan data adanya warga yang terinfeksi virus Corona. Tapi, pemerintah langsung bergerak setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus Corona menjadi pandemi.

Museveni mengumumkan sejumlah langkah untuk meredam penyebaran virus Corona di negara yang dipimpinnya. Dia menutup sekolah, termasuk universitas mulai Jumat (20/3/2020).

Uganda juga melarang adanya resepsi pernikahan. Andai mempelai tak bisa menunda lagi acara pernikahan maka izin tetap dikeluarkan asalkan pesta cuma dihadiri maksimal sepuluh orang.

Aturan serupa diterapkan untuk acara pemakaman. Bahkan, pemerintah Uganda menjamin pemakaman untuk pasien yang meninggal dunia karena virus Corona akan menjadi tanggung jawab mereka.

Selain itu, Uganda melarang acara keagamaan yang melibatkan banyak orang. Salah satu hari raya keagamaan yang terimbas adalah Paskah.

"Hingga saat ini, Uganda tak memiliki kasus virus Corona, namun negara tetangga, termasuk Kenya, Tanzania, dan Rwanda mengonfirmasi ada kasus virus Corona akhir pekan lalu, sedangkan Kongo mengonfirmasi ada kasus coronavirus di pekan sebelumnya,' kata Museveni seperti dikutip CNN.

"Perayaan Paskah tetap dilanjutkan, namun di rumah masing-masing. Pemuka agama bisa menggunakan televisi atau stasiun radio untuk meneruskan khotbahnya," dia menjelaskan.

Sementara itu, bak, rumah sakit, serta supermarket dan pasar tak masuk daftar yang ditutup. Tapi, pemerintah Uganda menginstruksikan agar pemilik usaha itu mengikuti prosedur kebersihan serta menyediakan hand sanitizer kepada karyawan atau pelanggan.

Pemerintah Uganda meminta operator kendaraan umum menyediakan tempat mencuci tangan di setiap pemberhentian bus dan memastikan penumpang didisinfektan sebelum naik kendaraan umum itu.

"Tidak perlu melakukan perjalanan jika tak penting-penting amat, apalagi jika menggunakan kendaraan umum," dia mengingatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar