Senin, 09 Maret 2020

Penumpang Bandara Jember Menurun, Garuda Kurangi Frekuensi Terbang

Maskapai Garuda Indonesia mengurangi frekuensi penerbangan di Bandara Notohadinegoro, Jember. Alasannya, terjadi penurunan penumpang.

Dalam kurun waktu seminggu, maskapai pesawat ini hanya menyediakan penerbangan selama 3 hari untuk rute Jember - Surabaya.

Sales Manager Garuda di Jember Heru Joko Satria menyampaikan, akibat kurangnya peminat dari masyarakat, pihaknya hanya menerbangkan pesawat dari Bandara Notohadinegoro Jember ke Bandara Juanda Surabaya pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Sebelumnya, Garuda melayani penerbangan tiap hari.

"Memang kondisinya kami sedang mengalami low demand (penurunan minat). Ini mungkin dialami seluruh airlines di nusantara untuk penerbangan domestiknya," kata Sales Manager Garuda di Jember, Heru Joko Satria, Sabtu (19/1/2019).

Heru mengatakan, pengurangan frekuensi penerbangan ini berbeda dengan tahun sebelumnya. "Tahun ini sangat low sekali. Nanti kami akan lakukan evaluasi hingga akhir Januari, melihat pertumbuhannya, apakah membaik. Nanti kami putuskan lagi secara global, penerbangan mana saja yang dikategorikan low demand. Kami menunggu keputusan head office," katanya.

Saat ini, tingkat okupansi penumpang Garuda pada Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu kurang lebih 50-60 persen dari 70 kursi. "Masih di atas setengah. Tapi kalau kita ngomong business oriented, kan untuk break event point tidak masuk. Kami putuskan, kami orientasi bisnis, maka kami kurangi frekuensinya," kata Joko.

Jumlah penumpang ini jauh menurun dibandingkan tahun lalu. Menurut Joko, okupansi penumpang Garuda tahun lalu mencapai 80-82 persen. Ia menduga berkurangnya jumlah penumpang pada Januari 2019 ini dikarenakan beberapa faktor.

"Mungkin budget pemerintahan dan swasta (untuk perjalanan dinas) belum keluar, sehingga mobilisasi perjalanan masih menunggu. Tapi kok Januari tahun ini? Januari tahun kemarin kami tidak mengurangi frekuensi," katanya.

Joko mengatakan, pengurangan frekuensi penerbangan ini terjadi dalam skala nasional. "Bukan hanya Garuda. Setahu kami pihak Wings Air (yang juga memiliki rute penerbangan Jember-Surabaya) melakukan pengurangan frekuensi penerbangan di hari yang sama. Saya juga kaget kenapa Wings mengurangi penerbangan di hari yang sama. Mungkin ini memang low season skala nasional," katanya.

Joko melihat, 60 persen konsumen Garuda di Jember adalah pebisnis. "Jadi mereka connecting flight dari Jakarta. Ketika di Jakarta mengurangi frekuensi penerbangan, maka sangat berpengaruh sekali terhadap penerbangan Surabaya-Jember," pungkasnya. 

Tahun 2019, Museum Angkut Kota Batu Usung Tema Automotive Lifestyle

Automotive Lifestyle menjadi tema Museum Angkut di tahun 2019. Pengunjung bisa menerima informasi detil satu per satu terkait alat transportasi yang dipajang.

"Tahun ini, kami lebih memfokuskan kepada edukasi tentang seluruh alat transportasi koleksi kami. Automotive Lifestyle adalah tema yang kita pilih," ungkap Market & Promo Museum Angkut, Nunuk Liantin pada detikTravel, Sabtu (19/1/2019)

Nunuk menyatakan, dalam perjalanannya banyak dari pengunjung penasaran akan profil dari koleksi dimiliki Museum Angkut. Mungkin karena tidak paham dan mengetahui kegunaan dan manfaat dari alat transportasi tersebut.

"Berangkat dari itu, Automotive Lifestyle, akan membawa lebih jauh pengetahuan pengunjung akan koleksi kami. Istimewanya apa?, fungsinya apa?, dan tentunya koleksi terbaru kita apa," beber Nunuk.

Transformasi besar-besaran ini, kata Nunuk, tak lain menjadikan Museum Angkut bukan sekedar memajang beragam koleksi alat transportasi yang pernah ada di muka bumi.

"Hebatnya kita akan memberikan informasi lebih tentang koleksi kami. Bagi para pelajar ataupun mahasiswa dan masyarakat akan sangat penting, karena belum pernah diterima di bangku sekolah. Pengunjung akan tahu, transportasi bukan saja sebagai alat angkut manusia, hewan atau barang, melainkan ada fungsi lain yang lebih bermanfaat," terang Nunuk.

Setidaknya, kini sudah ada 600 koleksi alat transportasi dimiliki Museum Angkut. Dari yang klasik sampai kendaraan masa kini. Setiap tahun jumlah kunjungan di Museum Angkut terus mengalami peningkatan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar