Kamis, 05 Maret 2020

Serambi Mekkah yang Penuh Cerita (2)

Museum ini merupakan rancangan Ridwan Kamil (pada waktu itu beliau belum menjabat sebagai wali kota Bandung, melainkan seorang dosen jurusan arsitektur di ITB) yang berhasil memenangkan perlombaan desain pada sayembara merancang Museum Tsunami Aceh. Museum ini terbuka untuk umum pada 8 Mei 2009 dengan menelan biaya kurang lebih 140 Miliar. Pengunjung yang datang seolah-olah dapat merasakan kejadian tsunami Aceh 14 tahun silam.

Ada satu ruangan yang bernama Space of Sorrow (Sumur Doa), di ruangan ini anda dapat melihat nama para korban tsunami Aceh 2004 silam yang tertera di dinding ruangan ini. Hebatnya bukan saja berfungsi sebagai monumen peringatan,tetapi museum ini juga bisa dijadikan tempat perlindungan jika tsunami datang kembali, Desainnya yang berbentuk bukit, bisa dijadikan lokasi penyelamatan. Atapnya yang landai dimaksudkan untuk bisa menampung penduduk.

Cukup dengan cerita kelam tsunami, mari kita beranjak ke keindahan alam Serambi Mekah. Aceh terkenal dengan pantai yang bersih, indah, dengan garis pantai yang panjang. Kala itu saya hanya sempat mengunjungi Pantai Lampuuk dan Pantai Pasir Putih Lhok Me. Garis pantai yang panjang,pasir yang putih, bersihnya lingkungan membaut saya betah berlama-lama menikmati keindahan alam Serambi Mekkah.

Penduduk setempat menamakan kampung ini adalah kampung Jackie Chan, karena sang aktor dan penyanyi ini turut menyumbang pembangunan kampung ini. Kampung ini berada di atas bukit dengan pemandangan gunung dan laut. Rumah-rumah yang d bangun pun sangat rapi dan sangat layak tinggal. Jalanannya pun di aspal sangat rapi.

Matahari sudah dipuncak, kami pun berhenti untuk sekedar makan siang menikmati ayam sampah atau ayam tangkap khas Banda Aceh. Namanya saja sampah mungkin karena tampilannya yang berserakan seperti sampah.Tetapi soal rasa jangan ditanya, lezat dan unik.

Selain itu, Aceh juga terkenal dengan kopinya yang nikmat. Kopi sanger adalah minuman kopi susu khas Aceh. Kuliner yang tidak kalah menarik untuk di coba adalah Sate Matang dan Mie Aceh.Jangan sampai dilewatkan yah kuliner-kuliner ini. Menuju perjalanan ke hotel kami sempatkan untuk singgah melihat salah satu mesjid terbesar di Aceh, yaitu Mesjid Baiturrahman.

Selain itu Masjid Baiturrahman ini juga merupakan salah satu bangunan paling megah di Asia Tenggara. Masjid ini sudah melalui tragedi pembakaran oleh kolonial Belanda tahun 1973 sampai hantaman tsunami tahun 2004. Bangunan Mesjid ini selamat dari hantaman tsunami walaupun terjadi kerusakan di beberapa bagian mesjid. Renovasi pasca tsunami 2004 menelan biaya kurang lebih sekitar 20 Miliar, dananya di dapat berasal dari bantuan dunia internasional.

Besarnya tsunami kala itu turut menyeret kapal PLTD Apung ke daratan,bukan itu saja bahkan ada kapal yang nyangkut di atap rumah warga. Kapal ini setidaknya menyelematkan 59 nyawa penumpang didalamnya. Baik kapal PLTD Apung dan Kapal di atas Rumah  Lampulo ini sekarang menjadi objek wisata tsunami. Sebagai tempat pendidikan bencana serta perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi, Aceh sudah memiliki Museum Tsunami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar