Jumat, 27 Maret 2020

Muncul Corona, Rumah-Rumah di Yorkshire Kabarkan Kesehatan Lewat Kartu

Traveler, kini saatnya untuk tinggal di rumah untuk meredam penyebaran virus Corona. Selain itu, menjadi celah untuk menjalin komunikasi lebih intens dengan tetangga tanpa bertatap muka dan tanpa telepon genggam, seperti apa?
North Yorkshire, Inggris menunjukkan peningkatan kasus virus Corona. Sebanyak 13 orang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19 dengan satu orang yang terinfeksi diumumkan pada Kamis (19/3/2020).

Di salah satu area di North Yorkshire, yakni di jalan Ripon, mematuhi imbauan untuk tinggal di rumah. Mereka juga membuat kartu-kartu seperti lampu lalu lintas untuk menunjukkan kondisi terkini anggota keluarga di dalam masing-masing rumah.

Kartu-kartu itu ditempel di salah satu jendela. Kartu hijau menunjukkan, anggota keluarga di dalam rumah itu sedang baik-baik saja, sedangkan untuk warna merah disepakati sebagai tanda bahwa anggota keluarga di rumah tersebut membutuhkan bantuan.


Beth Crompton
@bethanycrompto2
At home the whole street has added green paper to their windows. If it changes to red it’s means they require assistance, shopping, medication or transport. THIS IS AMAZING 💚 #coronavirus

Lihat gambar di Twitter
105 rb
22.34 - 18 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
29,1 rb orang memperbincangkan tentang ini


"Sejauh ini, semua rumah menunjukkan kartu hijau," kata Beth Crompton, pemilik akun yang mengunggah aktivitas warga setempat, dan dikutip The Sun.

"Andai kartu itu diganti menjadi merah mereka membutuhkan bantuan, belanja, medis, atau transportasi. Itu luar biasa," dia menjelaskan.

Unggahan Beth itu mendapatkan respons beragam dari netizen. Sebagian memuji, sebagian lain khawatir situasi itu akan dimanfaatkan pencuri.

Begini Kondisi Malioboro yang Sepi Pengunjung

Wabah Corona atau COVID-19 berdampak kepada semua sektor, khususnya pariwisata. Seperti halnya kawasan Malioboro yang biasanya ramai, kini sepi dari pengunjung dan pedagang.
Pantauan detikcom, suasana di Malioboro sangat sepi dan hanya beberapa toko saja yang beroperasi. Sedangkan untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) yang beroperasi juga sangat sedikit.

Meski sepi, beberapa orang tampak lalu lalang di kawasan Malioboro. Sesekali, tampak pula baik pegawai toko maupun pengunjung mencuci tangan di sebuah wastafel yang tersedia di sepanjang pedestarian Malioboro.

Selain itu, lalu lintas di kawasan tersebut juga terbilang sangat lancar. Pasalnya pada hari-hari biasa lalu lintas di kawasan tersebut terbilang cukup padat.

Salah seorang tukang becak di Malioboro, Rubiyat (52) menyebut, kondisi ini sudah berlangsung sejak pekan lalu. Bahkan, saat ini banyak PKL yang memilih tidak berjualan, atau beberapa toko hanya buka sampai sore hari.

"Ya pokoknya mulai seminggu ini sepi, kemarin-kemarin juga sepi tapi tidak sesepi ini," katanya saat ditemui di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Kamis (26/3/2020).

Pria yang sudah 27 tahun berprofesi sebagai tukang becak ini melanjutkan, bahwa sepinya Malioboro berdampak pada pemasukannya. Bahkan, dia menyebut penghasilannya turun drastis.

"Biasanya sehari itu minimal saya bisa dapat Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Nah, terus ada Corona ini penghasilan harian saya turun drastis," katanya.

Kendati demikian, warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul ini mengaku tetap bekerja di sekitar Malioboro. Bukan tanpa alasan, hal itu semata-mata untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

"Saya masih di luar (narik becak) karena belum ada sosialisasi dan jaminan dapat uang dari Pemerintah. Jadi ya saya modal nekat dan badan sehat saja, kerja ya kerja, masalah lainnya kan sudah ada Allah yang mengatur," ucapnya.

Rubiyat menambahkan, bahwa seumur hidup dia baru mengalami kejadian seperti ini. Karena itu, dia berharap wabah ini segera berakhir. "Mudah-mudahan Corona ini bisa segera berakhir, karena saat ini bisa dibilang sudah paceklik mas," ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar