Sabtu, 14 Maret 2020

Ramai Bagasi Lion Air Tak Lagi Gratis, Ini Kata Menteri Pariwisata

Bagasi maskapai dari Lion Group yang berbayar jadi perbincangan termasuk dari wisatawan. Bagaimana tanggapan Menpar Arief Yahya?

Mulai tanggal 22 Januari, Lion Group memberlakukan bagasi berbayar alias bagasinya tidak lagi gratis. Ini sudah disetujui Kemenhub, aturan baru tersebut jadi perbincangan wisatawan.

Sebab, 2 maskapainya yakni Lion Air dan Wings Air menjadi salah satu pilihan penerbangan ke berbagai destinasi domestik. Apakah bagasi bertarif dari maskapai-maskapai tersebut mempengaruhi wisatawan untuk traveling?

"Kita lihat namanya elastisitas. Tarif naik dengan alasan apapun, volume (penumpang-red) akan turun," kata kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di sela-sela 'Rapat Koordinasi Pemulihan Sektor Pariwisata Selat Sunda Bangkit' di Marbella Hotel, Anyer pada hari ini, Jumat (11/1/2019) pada awak media.

Arief menjelaskan, Kementerian Pariwisata akan memberikan feedback kepada maskapai tersebut. Jika nantinya bakal jadi masalah berlarut-larut, dinilai bakal ada semacam kebijakan baru.

"Nanti akan muncul kesimbangan baru karena bisa jadi turun 20-30 persen SLF-nya (Seat Load Factor)," pungkasnya.

Pasca Erupsi Gunung Agung, Polisi Bagi Masker ke Wisatawan

 Erupsi Gunung Agung, Bali sempat menyebabkan sejumlah wilayah di Bali hujan abu. Polisi pun membagikan masker ke turis lokal maupun mancanegara di kawasan obyek wisata Penelokan, Bangli.

Kawasan ini merupakan salah satu wilayah yang terdampak hujan abu meski tipis. Inisiatif ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat yang sedang berwisata.

"Kami bersama anggota membagikan kurang lebih 200 masker kepada wisatawan yang berkunjung ke Penelokan," kata Kasat Lantas Polres Bangli AKP I Nengah Sona kepada wartawan, Jumat (11/1/2019).

Sona bersama jajarannya itu membagikan masker sekaligus mengimbau warga agar tetap taat berlalu lintas. Tak hanya turis asing, para pedagang di kawasan tersebut juga mendapat masker gratis dari polisi.

Terpisah, Kapolser Bangli AKBP Agus Tri Waluyo mengatakan bagi masker tersebut merupakan bentuk kepedulian Polres Bangli kepada masyarakat. Dia tak ingin abu vulkanik tersebut mengganggu kesehatan para wisatawan yang sedang piknik.

"Saya mengimbau kepada para wisatawan untuk menggunakan masker saat berkunjung ke objek wisata Penelokan, demi kesehatan," tutur Agus.

Penumpang Citilink Kini Dapat Fasilitas Shuttle Bus Gratis dari tiket.com

Penumpang pesawat Citilink kini mendapatkan sejumlah kemudahan jika traveling ke beberapa destinasi. Bisa dapat shuttle bus gratis!

Seperti dalam rilis yang diterima detikTravel dari tiket.com, Jumat (11/1/2019) shuttle bus ini diberikan kepada penumpang Citilink yang terbang dari Jakarta lewat Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bali, Yogyakarta dan Malang. Shuttle pun diberikan di kota tujuan.

"Mekanismenya nanti penumpang akan segera mendapatkan link reservasi via SMS untuk Shuttle Gratis dan wajib melakukan reservasi maksimal H-1 sebelum tanggal keberangkatan. Lalu shuttle akan menunggu di bandara kedatangan sesuai dengan jam reservasi yang telah ditentukan," ujar Senior Transportation Manager tiket.com, Nugroho Ari Wibowo.

Penumpang dapat menggunakan fasilitas ini saat membeli tiket periode 9-29 Januari 2019 mendatang. Traveler hanya perlu melakukan reservasi online melalui website, mobile web atau aplikasi tiket.com, penumpang bisa mendapatkan shuttle gratis maksimal pembelian tiket pesawat H-2 sebelum tanggal pemberangkatan.

Selain fasilitas shuttle gratis, tiket.com juga memberikan fasilitas ekstra. Seperti promo makanan dan minuman gratis di pesawat dan bonus voucher senilai Rp 150 ribu jika pelanggan naik pesawat Citilink yang memiliki logo atau livery tiket.com

Layanan yang ada di 3 bandara yaitu Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Adisucipto Yogyakarta dan Bandara Abdurrahman Saleh Malang dan berlaku mulai berlaku untuk periode terbang 11 Januari hingga 29 Januari 2019 mendatang.

Ternyata, Membuat Barong Bali Ada Pantangannya

Tidak sembarangan cara membuat barong untuk upacara di Bali. Ada pantangan yang tidak boleh dilanggar lho. Begini ceritanya.

Membuat barong yang menjadi bagian dari ritual upacara keagamaan di Bali rupanya tak bisa sembarangan dan ada sejumlah pantangan. Perlu ada upacara untuk memulai membuat bahkan menyelesaikan barong tersebut.

"Pertama harus disucikan cari hari yang baik. Mulainya ada sajen paling kecil canang pejati, baru mulai kerja. Terakhir pasupati untuk menyucikan itu," kata salah satu pengrajin barong di Banjar Puaya, Desa Batuan, Sukawati, Gianyar I Made Puji ketika ditemui di rumahnya, Jumat (11/1/2019).

Made mengatakan dalam setahun dia bisa menerima 3 pesanan barong. Tak hanya itu dia juga menerima servis untuk barong-barong yang ada di pura. Ada pengalaman tak biasa yang dia alami ketika bekerja.

"Kalau servis saya biasa minta pemilik untuk 'mengosongkan' dulu. Soalnya pernah ada orang bawa topeng yang pernah disakralkan mau diservis. Saya tanya sudah dikosongkan apa belum bilangnya sudah. Cuma pesan jangan ditaruh di bawah. Pas nglembur saya lupa sampai jam 23.30 WITA sudah ngantuk saya taruh sembarangan langsung tidur. Di kamar antara setengah tidur saya kayak lihat dua orang tinggi besar, saya langsung ingat dan taruh topeng ke meja," tuturnya.

Antara percaya tak percaya, Made juga pernah kebingungan ketika mengukur kayu untuk servis barong di salah satu pura di Desa Sibang. Menurutnya ukurannya sudah presisi, namun saat dipasang ukuran kayu itu lebih panjang.

Biasanya kalau sudah menemukan hal seperti itu, Made mengaku langsung meminta petunjuk dari Pemangku setempat. Ternyata ada syarat-syarat yang terlupa atau belum minta izin kepada penjaga pura.

Made mengatakan biaya pembuatan barong yang sedang dia kerjakan senilai Rp 250 juta. Untuk mengerjakan barong tersebut dia dibantu 20 pegawai mulai dari membuat ornamen, mengecat hingga memasang ornamen-ornamen tersebut.

"Biasa kalau untuk pura itu juga pesan Rangda dan Rarung. Masa pengerjaannya satu macam bisa sampai tiga bulan, " ujarnya.

Ramai Bagasi Lion Air Tak Lagi Gratis, Ini Kata Menteri Pariwisata

Bagasi maskapai dari Lion Group yang berbayar jadi perbincangan termasuk dari wisatawan. Bagaimana tanggapan Menpar Arief Yahya?

Mulai tanggal 22 Januari, Lion Group memberlakukan bagasi berbayar alias bagasinya tidak lagi gratis. Ini sudah disetujui Kemenhub, aturan baru tersebut jadi perbincangan wisatawan.

Sebab, 2 maskapainya yakni Lion Air dan Wings Air menjadi salah satu pilihan penerbangan ke berbagai destinasi domestik. Apakah bagasi bertarif dari maskapai-maskapai tersebut mempengaruhi wisatawan untuk traveling?

"Kita lihat namanya elastisitas. Tarif naik dengan alasan apapun, volume (penumpang-red) akan turun," kata kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di sela-sela 'Rapat Koordinasi Pemulihan Sektor Pariwisata Selat Sunda Bangkit' di Marbella Hotel, Anyer pada hari ini, Jumat (11/1/2019) pada awak media.

Arief menjelaskan, Kementerian Pariwisata akan memberikan feedback kepada maskapai tersebut. Jika nantinya bakal jadi masalah berlarut-larut, dinilai bakal ada semacam kebijakan baru.

"Nanti akan muncul kesimbangan baru karena bisa jadi turun 20-30 persen SLF-nya (Seat Load Factor)," pungkasnya.