Selasa, 17 Maret 2020

Awal Tahun 2019, Banyak Pendaki Gunung Kena Hipotermia

Kalau kamu berencana naik gunung di awal tahun 2019 ini, sebaiknya waspada. Ada banyak pendaki yang kena hipotermia.

Beberapa akun Instagram yang khusus membahas soal pendakian gunung, salah satunya @mountnesia memposting beberapa pendaki yang terkena hipotermia. Dilihat detikTravel, Selasa (8/1/2019) ada pendaki yang terkena hipotermia di Gunung Semeru dan Gunung Slamet.

Dua peristiwa itu terjadi di tanggal 1 Januari 2019. Beruntung, kedua pendaki tersebut bisa ditangani dan selamat.

detikTravel mewawancarai Tjahjadi Nurtantio, seorang penjelajah alam sekaligus guide bagi para pendaki ke Kilimanjaro, Annapurna dan gunung-gunung di Eropa. Tjahjadi bekerja di DAKS Die Welt der Berge (German Alpine and Climbing School) dari Jerman, sudah berpengalaman membawa turis-turis Eropa dalam pendakian gunung di dunia.

"Akhir sampai awal tahun, adalah musim hujan di Indonesia. Risiko terkena hipotermia saat mendaki gunung makin besar," katanya.

Oleh sebab itu, dia menjelaskan ada baiknya para pendaki mengecek ramalan cuaca. Jika intensitas hujan sedang sampai lebat, maka perlengkapan pendakian harus disiapkan lebih teliti dan membawa jaket atau baju ganti. Supaya jika pakaiannya nanti basah, bisa diganti dengan yang kering dan menghindarkan tubuh dari serangan hipotermia.

"Hipotermia itu ringkasnya adalah suhu tubuh yang turun karena kedinginan, sampai di bawah 37 derajat Celcius. Oleh sebab itu, perlengkapan pendakian gunung harus lengkap dan jangan lupa siapkan jaket windproof. Sebab, di puncak itu anginnya kencang dan bisa membuat tubuh cepat kedinginan hingga terjadi hiportemia," paparnya.

"Jaga diri dari angin dan dari dingin, jangan sampai keringetan dan basah. Segera ganti pakaian yang basah, usahakan badan tetap hangat. Hipotermia jangan dianggap sepele," tutup Tjahjadi.

Polewali Mandar Punya Air Terjun yang Cantik Banget

 Satu lagi destinasi cantik dari Sulawesi Barat. Namanya Air Terjun Limbong Kamandang dengan aliran jernih di antara pepohonan hijau. Cantik!

Berbicara tentang destinasi wisata di Kabupaten Polewali Mandar , Sulawesi Barat, masih banyak yang belum terungkap luas. Selain pantai dan sungai, daerah ini juga memiliki sejumlah potensi wisata air terjun. Salah satunya Limbong Kamandang, yang berada di Desa Kurrak, Kecamatan Tapango.

Air Terjun Limbong Kamandang memiliki ketinggian tidak kurang dari 50 meter dengan sebuah kolam air di bawahnya. Tdak mengherankan jika lokasi Air Terjun Limbong Kamandang selalu didatangi warga, khususnya saat akhir pekan.

Kolam alam di kaki air terjun ini juga tidak begitu dalam, sehingga cukup aman dijadikan lokasi bermain ataupun berenang. Siapa saja yang ingin merasakan kesegaran dan sensasi dinginnya Air Terjun Limbong Kamandang bisa langsung bermain air di sini.

Posisi Air Terjun Limbong Kamandang yang dikelilingi rimbunnya daun pepohonan yang menjulang tinggi, juga memberikan kenikmatan tersediri bagi pengunjung yang ingin menikmati udara segar tanpa polusi. Dan pastinya dengan suasana yang teduh, dijamin bisa membuat traveler melupakan penat akibat rutinitas kerja sehari-hari.

Walau berada di daerah terpencil, pengunjung jangan khawatir karena lantaran Air Terjun Limbong Kamandang dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Waktu tempuh menuju lokasi kurang lebih satu jam dari Polewali, ibu Kota Kab.Polewali Mandar.

Perjalanan menuju lokasi Air Terjun Limbung Kamandang juga menyenangkan, apalagi menggunakan sepeda motor. Selain mata pengunjung dimanjakan dengan pemandangan khas daerah pegunungan, adrenalin juga dapat terpacu saat melewati sejumlah jalan menanjak dan menikung, dengan jurang curam di sisi jalan.

Air Terjun Limbong Kamandang, memiliki dua aliran air sehingga tampak terlihat air terjun kembar. Namun bedanya, yang satu mengalirkan air dengan cukup deras, sedangkan yang satunya mengalir sedang.

Tenangnya Danau Hoan Kiem Sampai Gemerlapnya Birdcage di Hanoi

Beragam cara dilakukan untuk merayakan pergantian tahun di penjuru negara. Hanoi, Vietnam misalnya, masyarakat di sana ternyata mempunyai selera tempat yang berbeda menghabiskan Tahun Baru.

Hal tersebut dicatat oleh Grab, sebagai jasa transportasi online yang mengantarkan ke berbagai tempat menarik tersebut. Terhitung titik antar terbanyak antara pukul 17.00 - 00.00 pada 31/12/2018 yaitu Hoan Kiem Lake, Hang Day Stadium, Trang Tien Plaza .

Sementara titik jemput terbanyak antara pukul 00.00 - 04.00 pada 01/01/2019 adalah Hang Day Stadium, Stasiun Bus Nuoc Ngam, Birdcage. penasaran dengan tempat-tempat tersebut? Berikut ulasannya dari berbagai sumber.

1. Danau Hoan Kiem

Danau Hoan Kiem adalah tempat terbaik untuk mmenyepi dan menghindari hingar bingar kota Hanoi. Dengan mnawarkan suasana tenang dan damai di danau yang dekat dengan Kuil Ngoc Son ini, banyak masyarakat Hanoi menghabiskan Tahun Baru mereka.

Biasanya mereka hanya duduk-duduk dan memandangi pagoda Ngoc Son yang berada tepat di tengah danau. Danau ini pun makin cantik dengan adanya Jembatan Huc yang berdesain Vietnam kuno dengan berbagai lampu di malam hari.

2. Hang Day Stadium

Stadiun yang juga dikenal sebagai Stadion Hanoi ini merupakan stadium multifungsi yang biasanya digunakan untuk pertandingan bola. Berkapisitas 22.500 orang, stadion ini juga sebagai tempat latihan atlet sepak bola serta tempat event budaya kota.

3. Trang Tien Plaza

Trang Tien Plaza adalah salah satu mal mewah yang menyediakan beragam barang bermerek, seperti Bvlgari, Dior, Cartier and Louis Vuitton. Menjadi pusat prbelanjaan tertua, mal ini terletak tidak jauh dari Danau Hoan Kiem. Uniknya, selain berbelanja pengunjung juga bisa menikmati desain artsitektur yang penuh dengan sejarah di era kolonial Prancis.

4. Birdcage

Bagi traveler yang mau menikmati dunia malam ala Hanoi bisa singgah ke Bridcage club. Klub ini merupakan klub yang berada di luar ruangan. Kamu bisa bergoyang dan berbaur dengan para turis hingga pagi menjelang.

Awal Tahun 2019, Banyak Pendaki Gunung Kena Hipotermia

Kalau kamu berencana naik gunung di awal tahun 2019 ini, sebaiknya waspada. Ada banyak pendaki yang kena hipotermia.

Beberapa akun Instagram yang khusus membahas soal pendakian gunung, salah satunya @mountnesia memposting beberapa pendaki yang terkena hipotermia. Dilihat detikTravel, Selasa (8/1/2019) ada pendaki yang terkena hipotermia di Gunung Semeru dan Gunung Slamet.

Dua peristiwa itu terjadi di tanggal 1 Januari 2019. Beruntung, kedua pendaki tersebut bisa ditangani dan selamat.

detikTravel mewawancarai Tjahjadi Nurtantio, seorang penjelajah alam sekaligus guide bagi para pendaki ke Kilimanjaro, Annapurna dan gunung-gunung di Eropa. Tjahjadi bekerja di DAKS Die Welt der Berge (German Alpine and Climbing School) dari Jerman, sudah berpengalaman membawa turis-turis Eropa dalam pendakian gunung di dunia.

"Akhir sampai awal tahun, adalah musim hujan di Indonesia. Risiko terkena hipotermia saat mendaki gunung makin besar," katanya.

Oleh sebab itu, dia menjelaskan ada baiknya para pendaki mengecek ramalan cuaca. Jika intensitas hujan sedang sampai lebat, maka perlengkapan pendakian harus disiapkan lebih teliti dan membawa jaket atau baju ganti. Supaya jika pakaiannya nanti basah, bisa diganti dengan yang kering dan menghindarkan tubuh dari serangan hipotermia.

"Hipotermia itu ringkasnya adalah suhu tubuh yang turun karena kedinginan, sampai di bawah 37 derajat Celcius. Oleh sebab itu, perlengkapan pendakian gunung harus lengkap dan jangan lupa siapkan jaket windproof. Sebab, di puncak itu anginnya kencang dan bisa membuat tubuh cepat kedinginan hingga terjadi hiportemia," paparnya.

"Jaga diri dari angin dan dari dingin, jangan sampai keringetan dan basah. Segera ganti pakaian yang basah, usahakan badan tetap hangat. Hipotermia jangan dianggap sepele," tutup Tjahjadi.