Pecahkan rekor MURI
Zona untuk menyambut Tour de Singkarak etape Kerinci juga tidak bisa dilepaskan dengan kebun teh dan Gunung Kerinci, berkat kebun teh itulah Kerinci menjadi begitu menarik. Dua hari sebelum para sepeda kelas dunia itu menuju Kerinci, bertepatan hari Rabu 6 November 2019, ketika matahari mulai terbit cerah, sebanyak 3805 orang yang jumlahnya menandakan tinggi gunung Kerinci mulai sibuk menata diri, berpakaian kaos seragam warna-warni, dengan topi caping tani dan jangki tas khas petani Kerinci. Mereka yang terdiri dari unsur pemerintah Kabupaten Kerinci, warga sekitar, dan para pekerja PTPN VI Kayu Aro memecah rekor MURI sebagai petik teh massal terbanyak di Indonesia atau bahkan dunia.
Panitia memandu koreografi para pemetik teh, disusun dalam barisan yang membentuk huruf KERINCI. Jika berada di pinggir jalan raya, akan terlihat potret latar belakang Gunung Kerinci, awan yang memutih, siang hari suasana berubah agak mendung, dilengkapi dengan hiburan lagu-lagu daerah Kerinci, luapan keriangan warga begitu terasa, beberapa tamu undangan dari luar Kerinci merasakan pengalaman pertama memetik teh, wisatawan tidak mau melewatkan sebuah momen yang tidak akan terlupakan ini.
Cerita menarik Tour de Singkarak
Hari yang dinanti-nanti itu pun tiba, segerombolan pesepeda di seluruh belahan dunia menginjak bumi Kerinci, menganyuh pedal lebih cepat karena medan Kerinci yang naik turun tanjakan. Catat dalam kalender kita masing-masing, tanggal 8 November 2019 bertepatan dengan hari Jum€™at, seluruh warga Kerinci tumpah ruah di jalanan, padat merayap, riuh tepuk tangan, anak-anak sekolah memukul drum dan rebana, mengibarkan bendera merah putih, aksi-aksi budaya mulai dari garis start sekitar Air Terjun Telun Berasap hingga garis finish Danau Kerinci dengan jarak tempuh 82,9 Km.
Keluar sebagai pemenang dalam tour de Singkarak Etape Kerinci yaitu Mohammad Ganjkhanlou dari tim Foolad Mobarakeh Sepahan yang merupakan warga negara Iran, mencatat waktu satu jam 50 Menit 6 detik, menyusul di urutan kedua dan ketiga, Akmal Hakim Zakaria dan Jesse Ewart yang sama-sama dari tim Sapura Cycling Team.
Warga Kerinci di sepanjang jalan dan persimpangan menanti penuh deg-degan, menyiapkan handphone dan kamera masing-masing, setiap kali mendengar suara kendaraan ada harapan bahwa pembalap sudah datang, maka tidak heran setiap warga yang lalu lalang selalu diteriakin. Seperti yang viral di kawasan Kayu Aro, seorang kakek ngontel di kerumunan massa, langsung jadi candaan warga, mereka menyemangati kakek itu "Ayo, ayo, ayo kek, semangaat. Sepasang muda-mudi yang bawa motor juga tak luput dari perhatian warga, "Huuu. Huuu, Huuh,"
Di jagat media sosial, viral emak-emak yang bersepeda ontel memakai mukena dengan tagar #Tour De Masjid dengan latar belakang lagu 'Suasana di kota santri, asyik senangkan hati'. Selain itu, viral juga di pengakuan seorang peserta yang menyebut "Kerinci canteeeik lah," dengan dialek asing yang lucu.
Keseruan yang terekspos oleh warga menjadi cerita-cerita menarik tour de Singkarak etape perdana di Kerinci. Keramahan warga, kultur menghormati tamu, budaya kolektif masyarakat Kerinci juga menjadi cerita-cerita penting untuk dikenang oleh peserta dan wisatawan. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Kerinci sangat siap menjadi tuan rumah bagi setiap event Internasional, serta menjadi pusat wisata Indonesia atau bahkan dunia.