Minggu, 12 April 2020

Mengenang Cerita Menarik Tour de Singkarak Etape Kerinci (2)

Pecahkan rekor MURI

Zona untuk menyambut Tour de Singkarak etape Kerinci juga tidak bisa dilepaskan dengan kebun teh dan Gunung Kerinci, berkat kebun teh itulah Kerinci menjadi begitu menarik. Dua hari sebelum para sepeda kelas dunia itu menuju Kerinci, bertepatan hari Rabu 6 November 2019, ketika matahari mulai terbit cerah, sebanyak 3805 orang yang jumlahnya menandakan tinggi gunung Kerinci mulai sibuk menata diri, berpakaian kaos seragam warna-warni, dengan topi caping tani dan jangki tas khas petani Kerinci. Mereka yang terdiri dari unsur pemerintah Kabupaten Kerinci, warga sekitar, dan para pekerja PTPN VI Kayu Aro memecah rekor MURI sebagai petik teh massal terbanyak di Indonesia atau bahkan dunia.

Panitia memandu koreografi para pemetik teh, disusun dalam barisan yang membentuk huruf KERINCI. Jika berada di pinggir jalan raya, akan terlihat potret latar belakang Gunung Kerinci, awan yang memutih, siang hari suasana berubah agak mendung, dilengkapi dengan hiburan lagu-lagu daerah Kerinci, luapan keriangan warga begitu terasa, beberapa tamu undangan dari luar Kerinci merasakan pengalaman pertama memetik teh, wisatawan tidak mau melewatkan sebuah momen yang tidak akan terlupakan ini.

Cerita menarik Tour de Singkarak

Hari yang dinanti-nanti itu pun tiba, segerombolan pesepeda di seluruh belahan dunia menginjak bumi Kerinci, menganyuh pedal lebih cepat karena medan Kerinci yang naik turun tanjakan. Catat dalam kalender kita masing-masing,  tanggal 8 November 2019 bertepatan dengan hari Jum€™at, seluruh warga Kerinci tumpah ruah di jalanan, padat merayap, riuh tepuk tangan, anak-anak sekolah memukul drum dan rebana, mengibarkan bendera merah putih, aksi-aksi budaya mulai dari garis start sekitar Air Terjun Telun Berasap hingga garis finish Danau Kerinci dengan jarak tempuh 82,9 Km.

Keluar sebagai pemenang dalam tour de Singkarak Etape Kerinci yaitu Mohammad Ganjkhanlou dari tim Foolad Mobarakeh Sepahan yang merupakan warga negara Iran, mencatat waktu satu jam 50 Menit 6 detik, menyusul di urutan kedua dan ketiga, Akmal Hakim Zakaria dan Jesse Ewart yang sama-sama dari tim Sapura Cycling Team.

Warga Kerinci di sepanjang jalan dan persimpangan menanti penuh deg-degan, menyiapkan handphone dan kamera masing-masing, setiap kali mendengar suara kendaraan ada harapan bahwa pembalap sudah datang, maka tidak heran setiap warga yang lalu lalang selalu diteriakin. Seperti yang viral di kawasan Kayu Aro, seorang kakek ngontel di kerumunan massa, langsung jadi candaan warga, mereka menyemangati kakek itu "Ayo, ayo, ayo kek, semangaat. Sepasang muda-mudi yang bawa motor juga tak luput dari perhatian warga, "Huuu. Huuu, Huuh,"

Di jagat media sosial, viral emak-emak yang bersepeda ontel memakai mukena dengan tagar #Tour De Masjid dengan latar belakang lagu 'Suasana di kota santri, asyik senangkan hati'. Selain itu, viral juga di pengakuan seorang peserta yang menyebut "Kerinci canteeeik lah," dengan dialek asing yang lucu.

Keseruan yang terekspos oleh warga menjadi cerita-cerita menarik tour de Singkarak etape perdana di Kerinci. Keramahan warga,  kultur menghormati tamu, budaya kolektif masyarakat Kerinci juga menjadi cerita-cerita penting untuk dikenang oleh peserta dan wisatawan. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Kerinci sangat siap menjadi tuan rumah bagi setiap event Internasional, serta menjadi pusat wisata Indonesia atau bahkan dunia.

Mengenang Cerita Menarik Tour de Singkarak Etape Kerinci

Sebuah momen bersejarah bagi Kabupaten Kerinci, acara Tour de Singkarak untuk pertama kalinya melintasi kabupaten ini. Ada cerita menarik yang tersisa.

Jika tahun-tahun sebelumnya Kerinci hanya mengadakan event-event daerah berskala lokal dan cenderung menoton, seperti festival Danau Kerinci. Maka tahun 2019, pemerintah Kabupaten Kerinci melakukan akselerasi dengan menjadi tuan rumah dalam acara berskala Internasional Tour De Singkarak.

Upaya pemerintah Kabupaten Kerinci melakukan lobi-lobi ke pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan panitia tour de Singkarak patut diacungi jempol. Sehingga event tahunan tersebut terselenggara dengan meriah, penuh antusiasme dari warga yang bahagia dan gembira, termasuk juga diselingi dengan acara lainnya yang tidak kalah menarik.

Tour de Singkarak pertama kali digelar tahun 2009, acara ini  merupakan kerjasama antara Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Pemerintah Sumatera Barat, persatuan balap sepeda Internasional di Sumatera Barat, dan Amaury Sport Organization, sebuah organisasi yang juga menyelenggarakan lomba sepeda jarak jauh kelas dunia seperti Tour de France di Prancis.

Tour de Singkarak yang sebelumnya hanya diadakan di daerah Sumatera Barat, dengan menyajikan lomba sepeda sekaligus menawarkan keindahan alam Sumatera Barat seperti panorama alam Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Atas dan Bawah, Lembah Harau, Istana Pagaruyung, Kelok 44 serta berbagai atraksi wisata Minang lainnya.

Tahun ini etape baru pun dibuka yaitu etape tujuh dan delapan di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Kerinci dan Sungai Penuh yang dulu pernah menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Barat bahu membahu mensukseskan Tour de Singkarak, mempersiapkan segala hal jauh-jauh hari demi mempromosikan dan memperkenalkan alam Kerinci ke mata dunia. Alam Kerinci yang dikenal dengan sebutan sekepal tanah surga ini sukses menjadi tuan rumah dengan sangat memuaskan.

Menyambut Tour De Singkarak

Sebelum rute tour de Singkarak tiba di Kerinci, berbagai acara diselenggarakan untuk menambah semarak. Zona pertama terpusat di Danau Kerinci dalam  pagelaran festival Kerinci 2019, acara tersebut menampilkan berbagai atraksi budaya dan seni Kerinci, seperti tari yang sarat muatan keagamaan yaitu tari Rangguk dan Sike Rebana.

Tari yang mengandung unsur mistik seperti tari Marcok, tari Niti Naik Mahligai, tari Harimau dan lainnya. Tari yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan seperti tari Iyo-iyo dan Rentak kudo, budaya balas pantun, dan ngaji adat. Atraksi lain yang tidak kalah menarik yaitu aksi peralayangan, dan sebuah acara yang menjadi berita gembira bagi jomblowan dan jomblowati yaitu nikah massal gratis.

Belasan ribu orang memadati danau Kerinci, datang dari segenap penjuru Kerinci maupun luar Kerinci. Hari itu berlangsung begitu meriah dari tahun-tahun sebelumnya, energi dan perasaan berada pada level kegembiraan yang tinggi untuk menyaksikan sebuah pertunjukan festival Kerinci  sekaligus menyambut acara yang akan menjadi sejarah baru bagi wisata Kerinci, tour de Singkarak.