Minggu, 03 Mei 2020

Bisakah Masker Scuba Tangkal Corona? Ini Catatan Dokter Paru

Masker scuba sangat populer belakangan ini, terutama sejak pemerintah dan organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan pemakaian masker kain untuk mencegah virus Corona COVID-19. Selain murah, jenis masker ini juga dinilai nyaman karena bisa melar alias stretch mengikuti bentuk wajah.
Tapi karena tipis dan hanya selapis, apakah cukup aman untuk menangkal virus Corona? Dokter paru dari Omni Hospitals Pulomas dr Frans Abednego Barus, SpP, mengatakan, kemampuan proteksi masker semacam ini memang terbatas.

"Tingkat keamanan tetap di bawah masker standar bedah maupun N95," katanya saat dihubungi detikcom, Minggu (3/5/2020).

Faktanya, tidak semua orang mengenakan masker dalam kesehariannya untuk perlindungan semata. Beberapa orang memakai masker lebih untuk memenuhi peraturan terkait PSBB (pembatasan sosial berskala besar), misalnya saat hendak memasuki pusat perbelanjaan.

Dalam pencegahan virus Corona, penggunaan masker kain saat beraktivitas di luar rumah juga harus diikuti dengan physical distancing atau jaga jarak aman sekitar 1-2 meter dan cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer. Asal anjuran-anjuran lainnya juga diikuti, dr Frans menilai masker scuba aman-aman saja digunakan.

"Nggak masalah asal jarak tetap jaga," tegasnya.

Masker scuba merupakan sebutan untuk masker kain dari bahan 'scuba' atau neophrene (polychloroprene), yang belakangan ini banyak sekali dijual di pasaran. Sebelum populer dipakai untuk masker, bahan neophrene banyak dipakai sebagai bahan untuk membuat pakaian penyelam scuba.

5 Manfaat Tidur Siang Singkat Saat Puasa Ramadhan

Manfaat tidur saat puasa tidak hanya menghilangkan kantuk. Tidur siang yang singkat saat puasa juga mendatangkan berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh lho. Normalnya kamu tidur selama 7-8 jam per hari.
Namun, saat puasa kamu hanya bisa tidur selama 5-6 jam saja karena harus bangun untuk makan sahur. Karena itulah kamu harus menyempatkan tidur siang tidak lebih dari 30 menit setiap harinya saat puasa. Eits, tapi jangan sampai tidur siang terlalu lama ya detikers, karena dapat memberikan efek buruk pada tubuh.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa manfaat tidur siang saat bulan puasa Ramadhan.

1. Menghilangkan rasa lapar
Saat berpuasa, biasanya kamu akan kurang tidur karena harus bangun tidur lebih awal untuk sahur, atau waktu tidur berkurang karena dipergunakan untuk beribadah. Ini tentu bisa bikin perut jadi keroncongan, bahkan sebelum tengah hari.

Peneliti sebuah studi yang dilakukan di Universitas Stanford, Amerika Serikat (AS), menemukan, kurang tidur memicu hormon gherkin (yang membuat kamu ingin makan lebih banyak) dan menurunkan kadar hormon leptin (yang memberi sinyal saat kenyang).

Rasa lapar yang datang di siang hari adalah hal yang wajar. Ini terjadi akibat pergeseran ritme sirkadian yang membuat kamu lelah dan ingin makan. Tidur siang bisa menjadi cara untuk menahan lapar dan menekan keinginan untuk makan. Tidur terbukti membatasi ghrelin dan meningkatkan leptin, yaitu dua hormon metabolik yang mengatur rasa lapar dan nafsu makan.

2. Memperbaiki mood
Kurang tidur selama puasa membuat hormon neuroendokrin di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Kamu menjadi lebih mudah lelah dan marah, salah satu manfaat tidur siang saat puasa adalah untuk memperbaiki mood.

Luangkan waktu untuk tidur siang singkat selama 15-30 menit. Tidur siang membantu mengembalikan sistem tubuh dan hormon neuroendokrin kembali ke tingkat normal, sama seperti tingkat hormon setelah kamu tidur malam yang nyenyak.

3 Buah Kaya Air, Bantu Tetap Terhidrasi Selama Puasa

Memastikan tubuh tetap terhidrasi merupakan salah satu cara untuk menjaga daya tahan tubuh tetap terjaga. Pada saat berpuasa di bulan Ramadhan, menghidrasi tubuh bisa dilakukan pada saat sahur dan berbuka.
Selain dengan minum air mineral, agar tubuh tetap terhidrasi juga bisa dilakukan dengan cara mengonsumsi buah yang kaya akan air. Dilansir dari NDTV, mengonsumsi 3 buah kaya akan air berikut bisa membantu tubuh terhindar dari dehidrasi.

1. Semangka
Anda bisa mengonsumsi semangka dan menjadikannya cemilan saat berbuka maupun makanan pencuci mulut setelah makan malam. Semangka merupakan salah satu buah yang paling kaya akan air dan dapat membuat hari Anda selalu terhidrasi.

2. Melon
Buah melon juga merupakan buah yang kaya akan air. Menikmati buah melon secara langsung ketika sahur dan berbuka selain bisa membantu memenuhi cairan tubuh, juga dapat mengatur tekanan darah Anda.

3. Anggur
Anggur sebenarnya buah yang sangat baik untuk kesehatan jantung, namun kandungan air yang banyak di dalamnya juga dapat membuat anggur menjadi camilan pencuci mulut yang bisa membantu proses hidrasi tubuh.

Itulah ketiga buah kaya air yang bisa membantu Anda terhidrasi sepanjang hari selama bulan Ramadhan. Bisa dikonsumsi langsung maupun dijadikan olahan seperti manisan, jus, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan buah-buahan segar Anda cukup memesannya secara online melalui fitur Groceries pada aplikasi Grab. Groceries menyediakan berbagai macam buah segar dari supermarket pilihan di Indonesia.

Tinggal pesan dari rumah, mitra pengantar Grab akan membawa buah segar pesanan Anda sampai ke depan rumah.

Bisakah Masker Scuba Tangkal Corona? Ini Catatan Dokter Paru

Masker scuba sangat populer belakangan ini, terutama sejak pemerintah dan organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan pemakaian masker kain untuk mencegah virus Corona COVID-19. Selain murah, jenis masker ini juga dinilai nyaman karena bisa melar alias stretch mengikuti bentuk wajah.
Tapi karena tipis dan hanya selapis, apakah cukup aman untuk menangkal virus Corona? Dokter paru dari Omni Hospitals Pulomas dr Frans Abednego Barus, SpP, mengatakan, kemampuan proteksi masker semacam ini memang terbatas.

"Tingkat keamanan tetap di bawah masker standar bedah maupun N95," katanya saat dihubungi detikcom, Minggu (3/5/2020).

Faktanya, tidak semua orang mengenakan masker dalam kesehariannya untuk perlindungan semata. Beberapa orang memakai masker lebih untuk memenuhi peraturan terkait PSBB (pembatasan sosial berskala besar), misalnya saat hendak memasuki pusat perbelanjaan.

Dalam pencegahan virus Corona, penggunaan masker kain saat beraktivitas di luar rumah juga harus diikuti dengan physical distancing atau jaga jarak aman sekitar 1-2 meter dan cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer. Asal anjuran-anjuran lainnya juga diikuti, dr Frans menilai masker scuba aman-aman saja digunakan.

"Nggak masalah asal jarak tetap jaga," tegasnya.

Masker scuba merupakan sebutan untuk masker kain dari bahan 'scuba' atau neophrene (polychloroprene), yang belakangan ini banyak sekali dijual di pasaran. Sebelum populer dipakai untuk masker, bahan neophrene banyak dipakai sebagai bahan untuk membuat pakaian penyelam scuba.