Jumat, 08 Mei 2020

6 Risiko Penyakit saat Puasa: Insomnia hingga Diare

 Puasa membuat asupan makanan berkurang atau justru berlebih. Kondisi ini rentan terhadap sejumlah penyakit yang biasa menyerang saat bulan puasa.

Tak hanya soal asupan makanan, pola atau kebiasaan makan yang Anda jalani selama bulan Ramadan juga rentan menimbulkan beberapa masalah kesehatan.

Apakah Anda mengalami masalah kesehatan seperti kembung? Jika iya, bisa jadi ada yang salah dalam pola makan Anda selama bulan Ramadan ini.

Berikut mengutip berbagai sumber, beberapa penyakit yang rentan terjadi saat puasa.

1. Refluks asam lambung
Kondisi ini terjadi saat asam lambung naik ke saluran makanan. Dalam kondisi yang lebih parah, asam lambung bisa naik hingga ke kerongkongan atau biasa dikenal dengan istilah gastroesophageal reflux disease (GERD).

Refluks asam lambung ditandai oleh adanya sensasi terbakar pada dada atau heartburn yang membuat Anda merasa tak nyaman.

Mengutip Antara, kondisi ini umumnya terjadi karena kebiasaan langsung tidur atau berbaring usai makan saat sahur. Anda disarankan untuk memberi jeda antara makan sahur dengan tidur selama dua jam.

Selain itu, makan dalam jumlah besar yang biasa terjadi saat berbuka puasa juga bisa memicu naiknya asam lambung. Ditambah lagi dengan konsumsi minuman berkarbonasi, minuman berkafein, serta makanan pedas dan asam.

2. Perut kembung
Menu berbuka puasa harus benar-benar diperhatikan untuk menghindari Anda dari risiko perut kembung. Komposisi makan yang seimbang membuat perut kembung menjauh dari Anda.

Hidangan seperti minuman bersoda dan makanan berlemak dapat memicu gas berlebih dan membuat perut terasa kembung.

Ahli gizi Marya W Haryno menyarankan, penuhi kebutuhan energi seperti karbohidrat, protein, lemak sehat, dan mikronutrien 40-50 persen saat sahur. Penuhi lagi sebanyak 10-20 persen kebutuhan energi saat berbuka puasa.

3. Insomnia
Asupan karbohidrat berlebih dapat meningkatkan kadar glukosa yang bisa mengganggu siklus tidur. Terlalu banyak karbohidrat saat berbuka puasa membuat Anda sulit tertidur.

4. Perasaan lesu
Lesu saat berpuasa disebabkan oleh minimnya aktivitas yang dilakukan. Ditambah lagi dengan faktor asupan gula yang dikonsumsi berlebih.

Anda disarankan untuk tetap bergerak selama menjalani puasa. Jangan lupa untuk tetap melakukan olahraga ringan agar kesehatan tubuh senantiasa terjaga.

5. Pusing
Ahli gizi Jovita Amelia mengatakan bahwa kepala pusing saat Ramadan umumnya disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi umumnya ditandai oleh mulut kering, lemas, disorientasi, hingga pingsan.

Penuhi asupan cairan harian saat sahur dan berbuka puasa yakni sebanyak delapan gelas per hari. Selain itu, menghindari minuman berkafein seperti beberapa jenis teh dan kopi saat sahur juga bisa membantu Anda terlindungi dari ancaman dehidrasi.

6. Diare
Diare menjadi salah satu penyakit yang kerap muncul di bulan Ramadan. Betapa tidak, orang Indonesia terbiasa berbuka puasa dengan makanan-makanan pedas dan kebiasaan makan yang kurang bersih.

Mengutip Halodoc, kondisi ini umumnya terjadi karena kebiasaan orang Indonesia untuk mencari menu takjil dengan jajan di pinggir jalan. Alih-alih membatalkan puasa dengan makanan yang lezat, salah pilih makanan justru bisa menimbulkan penyakit diare yang muncul saat puasa.

5 Olahraga yang Aman untuk Penderita Penyakit Jantung

Ibarat buah simalakama, penderita penyakit jantung mesti berolahraga untuk mencegah keparahan. Namun di sisi lain, jika salah memilih olahraga, maka dapat berbahaya untuk pasien penyakit jantung. Oleh karena itu, pilih olahraga yang aman untuk penderita jantung.

Olahraga yang tepat bagi pemilik masalah kardiovaskular dapat mempercepat pemulihan, meningkatkan fungsi jantung, memperkuat sistem kardiovaskular, meningkatkan sirkulasi oksigen, menurunkan tekanan darah, dan menjaga kadar kolesterol.

Olahraga yang terbilang aman ini mesti mempertimbangkan frekuensi, intensitas, durasi, dan jenis olahraga.

Penderita penyakit jantung disarankan berolahraga dengan frekuensi 5 kali seminggu dengan total 150 menit atau atau 30 menit setiap hari. Olahraga yang disarankan adalah olahraga dengan intensitas rendah ke sedang.

Dikutip dari Medical Encyclopedia, jenis olahraga yang aman adalah olahraga aerobik yang dapat merangsang aktivitas jantung. Mulai lah olahraga dengan peregangan dan akhiri dengan pendinginan untuk mencegah cedera.

Lakukan pula olahraga di saat cuaca tidak panas dan ketika masih memiliki banyak energi, misalnya di pagi hari. Saat berolahraga, jangan memaksakan diri dan pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

Berikut lima olahraga yang aman untuk penderita jantung:

1. Berjalan
Berjalan santai selama 30 menit dapat menjadi olahraga yang baik untuk pemilik masalah kardiovaskular, terutama bagi orang lanjut usia. Berjalan mengaktifkan seluruh tubuh dan memacu kerja jantung.

2. Jogging
Jogging adalah berlari-lari kecil dengan santai. Intensitas olahraga ini lebih tinggi dibandingkan berjalan. Jogging dapat memacu aktivitas jantung dengan baik.

3. Berenang
Berenang juga merupakan aktivitas aerobik yang disarankan untuk penderita penyakit jantung. Olahraga di dalam air dapat mengaktifkan saraf-saraf motorik dengan baik.

4. Bersepeda
Penderita penyakit jantung juga dapat bersepeda dengan santai untuk memacu kinerja jantung. Bersepeda dapat meningkatkan detak jantung dan membakar kalori.

5. Senam
Senam aerobik juga dapat menjadi olahraga alternatif untuk penderita penyakit jantung. Gerakan yang beragam dapat membuat olahraga menjadi lebih menyenangkan sekaligus memacu jantung.

6 Risiko Penyakit saat Puasa: Insomnia hingga Diare

 Puasa membuat asupan makanan berkurang atau justru berlebih. Kondisi ini rentan terhadap sejumlah penyakit yang biasa menyerang saat bulan puasa.

Tak hanya soal asupan makanan, pola atau kebiasaan makan yang Anda jalani selama bulan Ramadan juga rentan menimbulkan beberapa masalah kesehatan.

Apakah Anda mengalami masalah kesehatan seperti kembung? Jika iya, bisa jadi ada yang salah dalam pola makan Anda selama bulan Ramadan ini.

Berikut mengutip berbagai sumber, beberapa penyakit yang rentan terjadi saat puasa.

1. Refluks asam lambung
Kondisi ini terjadi saat asam lambung naik ke saluran makanan. Dalam kondisi yang lebih parah, asam lambung bisa naik hingga ke kerongkongan atau biasa dikenal dengan istilah gastroesophageal reflux disease (GERD).

Refluks asam lambung ditandai oleh adanya sensasi terbakar pada dada atau heartburn yang membuat Anda merasa tak nyaman.

Mengutip Antara, kondisi ini umumnya terjadi karena kebiasaan langsung tidur atau berbaring usai makan saat sahur. Anda disarankan untuk memberi jeda antara makan sahur dengan tidur selama dua jam.

Selain itu, makan dalam jumlah besar yang biasa terjadi saat berbuka puasa juga bisa memicu naiknya asam lambung. Ditambah lagi dengan konsumsi minuman berkarbonasi, minuman berkafein, serta makanan pedas dan asam.