Selasa, 12 Mei 2020

Gugus Tugas: Kasus Corona Naik karena Jumlah Tes Makin Banyak

 Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo menyatakan peningkatan angka kasus positif virus corona (covid-19) di Indonesia seiring dengan jumlah tes yang semakin banyak dilakukan.

"Kita lihat tren peningkatan kasus konfirmasi positif meningkat. Kenapa? Karena kemampuan kita untuk testing semakin besar. Jadi setiap kita lakukan testing dengan jumlah banyak sangat mungkin yang terkonfirmasi positif juga banyak," ujar Doni dalam jumpa pers melalui siaran langsung akun Instagram Sekretariat Kabinet, Senin (11/5).

Doni mengatakan terdapat sejumlah kelompok yang diprioritaskan untuk melakukan tes corona. Di antaranya adalah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan orang yang pernah kontak erat dengan pasien positif corona.


"Sasaran dari pemeriksaan itu yang prioritas adalah ODP, dan juga OTG (Orang Tanpa Gejala), dan mereka yang memiliki kontak erat," katanya.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, lanjut Doni, ditargetkan pengujian spesimen corona itu mencapai 10 ribu per hari. Ia tak menampik bahwa saat ini jumlah pengujian belum mencapai target tersebut.

Jumlah pemeriksaan terbanyak yang dilakukan adalah 9.630 pada 8 Mei lalu. Namun jumlah itu kemudian menurun ke angka 7.100 hingga 7.300 spesimen saja.

"Pemeriksaan spesimen mencapai 9.630 pada 8 Mei. Tapi ini hanya satu hari saja," ucap Doni.

Untuk itu, Doni mengatakan pihaknya telah berupaya memberi arahan kepada seluruh lab di Indonesia untuk merekrut personel baru termasuk melibatkan bantuan dari TNI/Polri. Selama ini personel yang bertugas di lab terbatas sehingga pengujian tak bisa dilakukan tiap hari.

"Selama ini rotasi (pergantian tugas pengujian) hanya satu kali atau maksimal dua kali. Kalau sumber daya manusia sudah memadai bisa tiga kali, sehingga bisa bekerja 24 jam," tuturnya.

Data pasien positif corona per 10 Mei 2020 diketahui mencapai 14.032 orang. Dari jumlah tersebut jumlah pasien meninggal sebanyak 973 orang dan pasien sembuh 2.698 orang.

Jumlah kasus terbanyak masih didominasi Jakarta dengan 5.056 kasus. Sementara Jawa Timur berada di posisi kedua disusul Jawa Barat.

Berhasil Atasi Corona, Selandia Baru Segera Akhiri Lockdown

 Selandia Baru akan mengakhiri lockdown virus Corona dalam 10 hari ke depan usai berhasil mengendalikan wabah ini. Meskipun begitu, beberapa aturan pembatasan akan tetap ada.
Seperti dilansir dari AFP, Senin (11/5/2020) Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa mulai Kamis (14/5), mal, restoran, bioskop, dan taman bermain akan dibuka kembali - status negara itu berpindah ke Level Dua dengan sistem empat tingkatnya.

Pemimpin berusia 39 tahun itu memperingatkan "tidak ada di antara kita yang bisa menganggap COVID tidak bersama kita" tetapi mengatakan Selandia Baru saat ini hanya memiliki 90 kasus aktif setelah penutupan selama tujuh minggu.

"Upaya Anda Selandia Baru telah membawa kami ke tempat ini di depan sebagian besar dunia dan tanpa pembantaian yang ditimbulkan COVID di banyak tempat lain," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, Senin (11/5).

"Tapi ada risiko di depan, jadi harap waspada," sambung Ardern.

Selandia Baru, dengan populasi sebanyak lima juta orang telah mencatat 1.147 kasus virus Corona, termasuk 21 kematian. Jumlah kasus baru telah menurun dalam satu digit sejak pertengahan April, dengan tiga infeksi baru tercatat pada hari Senin.

Di bawah batasan Level Dua, perbatasan internasional tetap tertutup tetapi kehidupan di dalam negeri akan kembali ke sesuatu yang mendekati normalitas.

Sementara jarak sosial masih harus diikuti, saran bahwa orang mengisolasi diri di rumah dan "tetap berpegang pada gelembung Anda" tidak akan berlaku lagi.

Tidur Terlalu Larut Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

 Ternyata waktu tidur juga bisa berpengaruh pada kesehatan, seperti imunitas, emosional, hingga penyakit jantung. Sebuah penelitian menunjukkan tidur lebih lambat satu menit saja bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Para ahli menemukan bahwa tidur malam yang lebih lambat 1-30 menit dari biasanya bisa meningkatkan denyut jantung istirahat atau resting heart rate (RHR). Hal ini karena tidur larut malam adalah salah satu faktor risiko dari penyakit kardiovaskular dan masalah kesehatan jantung.

Semakin malam kamu tidur, maka semakin tinggi juga peningkatan RHR. Mereka akan mengalami peningkatan detak jantung sepanjang malam, hingga keesokan harinya. Bahkan jika tidur 30 menit lebih cepat pun punya efek negatif juga.

"Jika kamu tidak tidur tepat pada waktunya tiap malam, detak jantung akan terus meningkat bahkan saat tidur, hingga keesokan harinya," kata Dr Nitesh Chawla, dari Universitas Notre Dame di Indiana, dikutip dari The Sun.

Agar hal ini tidak terjadi, Dr Chawla terus mengingatkan untuk tetap menjaga waktu tidur tiap harinya sesuai dengan waktunya. Ini menjadi langkah utama untuk menjaga kesehatan jantung.

45 Tahun ke Bawah Boleh Beraktivitas, Usia Berapa Paling Banyak Kena Corona?

Pandemi virus Corona atau COVID-19 memberikan dampak badai PHK. Terbatasnya aktivitas sosial dan ekonomi menjadi penyebab utamanya.
Pemerintah sendiri saat ini tengah mencari titik keseimbangan agar masyarakat tidak banyak terpapar virus Corona dan juga tidak terpapar PHK. Salah satunya dengan mempersilahkan masyarakat berusia 45 tahun ke bawah untuk beraktivitas kembali.

"Kelompok ini tentunya kita berikan ruang untuk bisa beraktivitas lebih banyak lagi, sehingga potensi terkapar karena PHK akan bisa kita kurangi," kata Kepala BNPB yang juga Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo dalam konferensi pers virtual, Senin (11/5/2020).

Doni menjelaskan kebijakan tersebut diharapkan dapat membuat masyarakat memulai kehidupan 'new normal'. Namun menurut data yang dimuat dalam laman Covid19.go.id pada Senin (11/5/2020) menunjukkan yang paling banyak terkena virus Corona COVID-19 dimulai dari rentang usia 31 tahun.

Persentase kasus positif Corona di Indonesia paling banyak ditemukan pada rentang usia 46 hingga 59 tahun yaitu sebanyak 29,5 persen. Selisih 0,5 persen, rentang usia 31 hingga 45 tahun juga dilaporkan terbanyak pada kasus positif Corona yaitu sebanyak 29 persen.

Sementara persentase terbanyak lainnya ada di rentang usia 18 hingga 30 tahun dengan angka 18,8 persen. Meskipun, laporan kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia yang meninggal terbanyak ada pada usia di atas 60 tahun yaitu 45,3 persen. Lalu menyusul di rentang usia 46 hingga 59 tahun dengan angka 39,5 persen.

Berikut data lengkap yang dikutip dari laman peta sebaran Covid19.go.id:

0-5 tahun 1,2 persen
6-17 tahun 4,3 persen
18-30 tahun 18,8 persen
31-45 tahun 29 persen
46-59 tahun 29,5 persen
60 tahun ke atas 17,2 persen