Jumat, 05 Juni 2020

Kehilangan Satu Ginjal karena Donor, Masih Bisakah Hidup Normal?

 Ginjal adalah salah satu organ penting di dalam tubuh yang berfungsi sebagai penghilang racun dan membersihkan darah. Di samping itu, ginjal juga berperan penting dalam mengatur tekanan darah dan kestabilan hormon.
Umumnya, manusia diberkahi dengan dua ginjal namun beberapa orang terlahir atau mengidap kondisi kronis sehingga salah satu ginjalnya tidak berfungsi dengan sempurna. Terkadang, orang terkasih mengalami kondisi di mana mereka harus mendapatkan donor ginjal untuk mengembalikan kualitas hidup mereka. Lalu bisakah seseorang tetap hidup 'normal' dengan satu ginjal?

"Daya cadang ginjal cukup besar. Dikatakan bahwa ginjal orang sehat atau normal, bisa sampai empat kali kebutuhannya. Jadi kalau misalnya satu diambil, (satu ginjal berfungsi) dua kali dari kebutuhannya," sebut dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGEH, dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia saat dijumpai di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Kamis (12/3/2020).

"Pasien yang mendonorkan ginjalnya satu, masih bisa beraktivitas normal. Tapi kalau dalam kondisi ginjalnya sehat," sambungnya.

Satu ginjal disebut cukup untuk menyaring darah agar tetap bersih. Orang yang hidup dengan satu ginjal pun sebenarnya masih bisa berolahraga seperti biasa walau ada beberapa hal yang tetap harus dipantau seperti gaya hidup dan pola makan.

Bahkan, dr Pringgo mengatakan ada sebuah penelitian yang menunjukkan mereka yang telah mendonorkan ginjal lebih sehat dari orang normal. Namun perlu juga diingat bahwa orang dengan satu ginjal bisa mengalami penurunan stamina dengan cepat.

"Ada yang menarik, studi yang mengikuti pasien donor ginjal dan mereka yang tidak mendonorkan ginjal, ternyata lebih sehat yang mendonorkan ginjal. Karena yang donor lebih menjaga kesehatannya sebab dia tahu dia hanya punya satu (ginjal) jadi dia menjaga kesehatannya dengan baik," pungkasnya.

Marak Virus Corona, Kapan Harus Cuci Tangan?

Untuk mencegah terinfeksi virus corona, berbagai hal mulai rutin dilakukan. Misalnya rajin melakukan medical check up, menggunakan hand sanitizer, hingga menjaga kebersihan.
Penggunaan hand sanitizer sebenarnya bisa dilakukan sebagai pencegahan. Tapi, hal itu tidak terlalu efektif untuk mematikan kuman-kuman yang ada di tangan.

Hal yang paling mudah dilakukan untuk mencegah infeksi ini adalah dengan mencuci tangan menggunakan air mengalir dan juga sabun. Ini juga sudah disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar tidak terkena virus corona atau penyebaran penyakit lainnya.

Tapi, kapan saja sih waktu yang tepat untuk mencuci tangan di tengah wabah corona seperti ini? Dikutip dari Metro, berikut waktu-waktu yang sangat disarankan.

1. Setelah menggunakan toilet

2. Sebelum dan sesudah mengolah bahan makanan mentah, seperti daging dan sayuran

3. Sebelum atau sesudah mengelola makanan

4. Setelah menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk

5. Sebelum dan sesudah mengobati luka

6. Setelah menyentuh binatang, makanannya, hingga membersihkan kandang

7. Saat tiba di rumah

8. Setelah menggunakan transportasi dan fasilitas umum

9. Sebelum menyentuh wajah dan area sekitarnya

WHO menyarankan, sebagai tindakan perlindungan yang terbaik dan mudah dari virus corona, cuci tangan sesering mungkin. Lakukan selama sekitar 20 detik untuk mencuci tangan, dari telapak hingga sela-sela jari.

Marak Virus Corona, Kapan Harus Cuci Tangan?

Untuk mencegah terinfeksi virus corona, berbagai hal mulai rutin dilakukan. Misalnya rajin melakukan medical check up, menggunakan hand sanitizer, hingga menjaga kebersihan.
Penggunaan hand sanitizer sebenarnya bisa dilakukan sebagai pencegahan. Tapi, hal itu tidak terlalu efektif untuk mematikan kuman-kuman yang ada di tangan.

Hal yang paling mudah dilakukan untuk mencegah infeksi ini adalah dengan mencuci tangan menggunakan air mengalir dan juga sabun. Ini juga sudah disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar tidak terkena virus corona atau penyebaran penyakit lainnya.

Tapi, kapan saja sih waktu yang tepat untuk mencuci tangan di tengah wabah corona seperti ini? Dikutip dari Metro, berikut waktu-waktu yang sangat disarankan.

1. Setelah menggunakan toilet

2. Sebelum dan sesudah mengolah bahan makanan mentah, seperti daging dan sayuran

3. Sebelum atau sesudah mengelola makanan

4. Setelah menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk

5. Sebelum dan sesudah mengobati luka

6. Setelah menyentuh binatang, makanannya, hingga membersihkan kandang

7. Saat tiba di rumah

8. Setelah menggunakan transportasi dan fasilitas umum

9. Sebelum menyentuh wajah dan area sekitarnya

WHO menyarankan, sebagai tindakan perlindungan yang terbaik dan mudah dari virus corona, cuci tangan sesering mungkin. Lakukan selama sekitar 20 detik untuk mencuci tangan, dari telapak hingga sela-sela jari.

4 Hal yang Bisa Mengacaukan Pengecekan Suhu Tubuh

 Di tengah maraknya virus corona di Indonesia, berbagai pencegahan mulai dilakukan. Misalnya seperti rutin cek kesehatan, mulai rajin mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, hingga pengecekan suhu tubuh secara rutin.
Saat suhu tubuh dicek menggunakan thermal scanner atau pengecek lainnya, suhu tubuh ternyata selalu berubah-ubah. Suhu tubuh bisa naik turun tidak tentu. Kenapa bisa begitu ya?

Sebuah penelitian menunjukkan, pukul 3-5 pagi dan pukul 1-4 sore, suhu tubuh akan lebih rendah. Hal ini membuat seseorang merasa dingin meskipun suhu di sekitarnya sama saja.

Suhu tubuh normal saat ini yaitu 36,6 derajat celsius. Namun, sebenarnya suhu tubuh akan mengalami perubahan sekitar 0,6 derajat celcius tiap harinya, tergantung aktivitas orang tersebut.

Dikutip dari WebMD, tubuh manusia akan mengatur sendiri suhunya sesuai dengan keadaan sekitarnya. Tubuh juga akan bereaksi terhadap suhu dengan cara yang berbeda. Fluktuasi atau perubahan suhu ini bisa disebut sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Gejala umum yang terjadi saat fluktuasi terjadi seperti menggigil dan berkeringat.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan suhu tubuh manusia berubah-ubah, yaitu:

1. Pertumbuhan tubuh
Biasanya sejak bayi lahir, suhu tubuh akan terus meningkat dalam waktu satu sampai dua hari. Kemudian, suhu akan menurun sedikit sampai usia tertentu dan bisa meningkat lagi.

2. Perubahan hormon
Perubahan suhu tubuh juga biasa terjadi saat sedang menstruasi, menopause, dan juga kehamilan. Terutama saat kehamilan, kecepatan metabolisme meningkat hingga terjadi kenaikan suhu.
http://kamumovie28.com/w-adultery/