Selasa, 09 Juni 2020

JARI, Robot Pembunuh Tak Berawak China Si Pemburu Kapal Selam

Jauh sebelum Presiden China Xi Jinping mengatakan meninggikan anggaran pertahanan negara 6,6 persen agar siap perang pada Mei lalu, negara asal pandemi virus corona (Covid-19) ini sudah memiliki kapal robot pembunuh bernama JARI untuk misi anti-kapal selam dan anti-kapal.

JARI merupakan kapal permukaan tak berawak (USV) pertama di dunia. Selain untuk misi anti-kapal selam, JARI juga memiliki kemampuan pertahanan udara dan pertempuran permukaan, serta dibekali sistem persenjataan yang kuat.

Melansir SCMP, prototipe JARI diluncurkan pada bulan Agustus 2019. Edisi terbaru Ordnance Industry Science Technology berhasil mengabadikan sejumlah gambar ketika JARI melakukan uji coba laut perdana meski tidak membeberkan informasi secara rinci.


Berdasarkan laporan berbagai sumber, JARI dilengkapi radar array bertahap aktif dan sistem elektronik canggih lainnya, mirip dengan yang ada di kapal perusak Aegis kelas Arleigh Burke AS atau penghancur rudal berpemandu Tipe 052D China.

Sistem sonar yang terpasang pada JARI diklaim dapat melacak target bawah laut sejauh 7 km. Kapal yang dikembangkan oleh China Shipbuilding Industry Corporation (CSIC) itu memiliki panjang 15 meter dan bobot 20 ton.

Kapal tanpa pengemudi itu disebut mampu menjangkau 500 mil laut dengan kecepatan tertinggi 42 knot.

Pada bagian persenjataan, JARI punya meriam 30 mm (satu inci), rudal pertahanan udara jarak dekat, dua peluncur rudal darat-ke-udara dan anti-kapal kecil, serta dua peluncur torpedo anti-kapal selam.

"JARI USV dapat dimuat ke kapal induk atau kapal serbu amfibi untuk memberi dukungan pengintaian dan serangan tambahan. Ketika teknologi telah dikembangkan, kapal-kapal ini bahkan dapat meluncurkan paket serangan pada kapal besar permukaan musuh," kata laporan itu.

Melansir Asia Times, JARI USV lebih kecil daripada kapal perusak berawak Tipe-55 milik People's Liberation Army. Namun, JARI memiliki kesamaan sebagai kapal anti kapal selam, permukaan, dan udara.

JARI sempat dipajang di Pameran dan Konferensi Pertahanan Internasional di Abu Dhabi. Dalam pameran itu diketahui JARI juga memiliki sensor elektro-optik di atas superstruktur.

Jet Tempur China Chengdu J-20 Pesaing Sukhoi dan Raptor

Chengdu J-20, jet tempur milik China yang pertama kali diperkenalkan pada pagelaran bertajuk Airshow China 2016 di Kota Zhuha. Jet tempur ini dikembangkan agar mampu menghindari tangkapan radar.

Diproduksi Chengdu Aerospace Corporation, jet bermesin ganda tersebut dirakit untuk menandingi jet tempur siluman Raptor F-22 milik Amerika Serikat. Oleh pemerintah China, jet menjalani uji terbang pertama pada 11 Januari 2011.

Jet Chengdu J-20 berukuran lebih besar dibanding Raptor F-22 dan Sukhoi T-50 dengan memanfaatkan sayap delta.

Pengembangan J-20 dimaksudkan untuk menggantikan jet tempur SU-27sk Flanker B, Su-30MKK Flanker-G, dan Su-30MK2 Flanker-G, seperti dikutip Airforce Technology.

Chengdu J-20 menampilkan perpaduan intake engine jet rendah, konfigurasi canard delta, sistem fly-by-wire yang lebih modern, inletless supersonic inlet (salah satu komponen mesin jet yang kecepatannya bisa melebih kecepatan suara), dan ekor jet berbentuk V.

Beralih ke sisi kokpit jet, kokpit diselimuti bahan kaca yang dilengkapi two liquid crystal display (LCD) dan head up display (HUD). Jet dapat dioperasikan melalui hand on throttle and stick system (HOTAS) yakni sistem kendali yang menempatkan semua fungsi pada tongkat kemudi.
https://cinemamovie28.com/black-clover-episode-13-subtitle-indonesia/

UI Dapat Guyuran Dana Segar Rp8 Miliar untuk Riset Covid-19

Sebanyak 24 judul proposal riset dan inovasi guna percepatan penanganan virus corona Covid-19 dari berbagai fakultas di Universitas Indonesia (UI) dapat kucuran dana segar Rp8 Miliar lebih penelitian dari pemerintah.

UI memperoleh Pendanaan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 tahap pertama senilai Rp8.142.785.000 dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).

Wakil Rektor UI Bidang Riset dan Inovasi Abdul Haris mengklaim UI tengah menggencarkan riset guna kemandirian produksi dalam negeri akan alat kesehatan, obat-obatan dan terapi, serta penunjang kesehatan lainnya terkait Covid-19.


"Hasil riset dan inovasi UI yang tertuang pada 24 judul proposal tersebut ditujukan untuk mendukung pemerintah dalam penanganan Covid-19 serta menjawab kebutuhan masyarakat di situasi darurat akibat pandemi," kata Haris seperti dilaporkan Antara, Senin (8/6).

Pendanaan terbesar senilai Rp1,980,600,000 diperoleh kelompok peneliti dari Fakultas Kedokteran (FKUI) dengan judul penelitian 'Penggunaan Umbical Cord Mesenchymal Stem Cell sebagai terapi pasien COVID-19' yang diketuai oleh dr. Erlina Burhan.

Beberapa judul proposal lainnya dari FKUI yang menerima pendanaan di antaranya adalah Portable Device Sampling Virus Sars-Cov-2 dari Droplet dan Nafas Ekspirasi; Pengembangan Vaksin Sars COV 2; dan Studi Kohort Persepsi Risiko Penularan dan Tingkat kepatuhan Karantina Rumah, Rumah Sakit atau Fasilitas Rujukan COVID-19 di Indonesia.

Terdapat pula 17 judul proposal lain yang diajukan oleh peneliti dari fakultas yang sama.

Direktur Inovasi dan Science Techno Park UI Ahmad Gamal mengatakan proposal riset dan inovasi tersebut diajukan secara kolektif oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP UI) ke Kemenristek/BRIN.

Selain proposal dari FKUI, pihaknya juga mengajukan 3 judul dari Fakultas Teknik (FTUI) dan 1 judul proposal yang diusulkan oleh peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA UI).

"Selain 24 proposal yang telah ditetapkan, peneliti UI dari berbagai fakultas bersama dengan DISTP juga mengajukan 84 judul proposal lain untuk mendapatkan Pendanaan Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Tahap 2 yang akan diumumkan pada tanggal 20 Juni 2020 nanti," katanya.

Sementara itu, Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan di tengah situasi darurat akibat pandemi Covid-19, bentuk engagement yang UI jalankan adalah mendukung pemerintah dengan menghasilkan ragam inovasi alat kesehatan dan penunjangnya. Selain itu UI secara aktif mengajukan sejumlah rekomendasi kebijakan kepada pemerintah. 

Sebelumnya, Kemenristek/BRIN tengah menganggarkan dana guna mendukung riset dan inovasi di bidang pencegahan, skrining dan diagnosis, alat kesehatan dan pendukung, serta obat dan terapi COVID-19 yang akan disalurkan dalam dua tahapan.

JARI, Robot Pembunuh Tak Berawak China Si Pemburu Kapal Selam

Jauh sebelum Presiden China Xi Jinping mengatakan meninggikan anggaran pertahanan negara 6,6 persen agar siap perang pada Mei lalu, negara asal pandemi virus corona (Covid-19) ini sudah memiliki kapal robot pembunuh bernama JARI untuk misi anti-kapal selam dan anti-kapal.

JARI merupakan kapal permukaan tak berawak (USV) pertama di dunia. Selain untuk misi anti-kapal selam, JARI juga memiliki kemampuan pertahanan udara dan pertempuran permukaan, serta dibekali sistem persenjataan yang kuat.

Melansir SCMP, prototipe JARI diluncurkan pada bulan Agustus 2019. Edisi terbaru Ordnance Industry Science Technology berhasil mengabadikan sejumlah gambar ketika JARI melakukan uji coba laut perdana meski tidak membeberkan informasi secara rinci.


Berdasarkan laporan berbagai sumber, JARI dilengkapi radar array bertahap aktif dan sistem elektronik canggih lainnya, mirip dengan yang ada di kapal perusak Aegis kelas Arleigh Burke AS atau penghancur rudal berpemandu Tipe 052D China.

Sistem sonar yang terpasang pada JARI diklaim dapat melacak target bawah laut sejauh 7 km. Kapal yang dikembangkan oleh China Shipbuilding Industry Corporation (CSIC) itu memiliki panjang 15 meter dan bobot 20 ton.
https://cinemamovie28.com/black-clover-episode-10-subtitle-indonesia/