Jumat, 03 Juli 2020

Virus Corona Dicurigai Bermutasi Jadi Lebih Menular

 Virus Corona mungkin telah mengalami mutasi sehingga penularannya lebih cepat. Demikian dugaan yang disampaikan Dr Anthony Fauci, ilmuwan kesehatan terpandang di Amerika Serikat dan direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID).
Dikutip detikINET dari CNBC, ia menyatakan riset sedang dilakukan untuk memastikan kemungkinan mutasi itu dan apa akibatnya. Memang virus secara alami bermutasi dan sebelumnya ada ilmuwan mengatakan mutasi virus Corona minor dan walau saat itu disebut tak berdampak besar pada kecepatan penularannya.

Menurut Dr Fauci, kemungkinan mutasi ditemukan oleh periset di Los Alamos National Laboratory. Jika benar pun, belum jelas kapan mutasi virus Corona ini terjadi.

"Data menunjukkan ada mutasi tunggal yang membuat virus itu mampu bereplikasi lebih baik dan mungkin tinggi penularannya," kata Dr Fauci.

Namun demikian, tidak diketahui apakah mutasi ini juga berdampak pada lebih parahnya virus Corona menimpa individu. "Kami tak memiliki sebuah koneksi apakah individu lebih buruk dengan (mutasi) ini atau tidak," tambah dia.

"Hanya saja sepertinya virus tersebut bereplikasi dengan lebih baik dan mungkin lebih menular," tambahnya. Pada saat ini, penelitian masih berada dalam tahap awal untuk mengkonfirmasinya.

Menurut ilmuwan, semua virus berkembang atau bermutasi. Pihak WHO sebelumnya mengatakan virus jenis RNA seperti virus Corona bermutasi lebih cepat dibandingkan beberapa virus lain. Tidak setiap mutasi akan berdampak pada perilaku virus itu atau pengaruhnya pada manusia.

Duh! Oknum Karyawan Ovo Ganggu Privasi Pengguna, Ajak Kenalan

Orang yang diduga sebagai karyawan Ovo dilaporkan berkomunikasi dengan pelanggan langsung melalui WhatsApp secara pribadi. Peristiwa ini viral di media sosial karena dianggap sebagai pelanggaran privasi.
Awalnya, seorang user Twitter di akun @prayogoafang membagikan screenshot yang berisi obrolan antara adiknya dengan seorang karyawan dari Ovo. Karyawan tersebut menanggapi permintaan sang adik untuk upgrade akun Ovo, tapi tidak dengan cara yang semestinya.

"Halo @ovo_id ini adek saya mau upgrade akun kemudian dapet chat seperti ini. Apakah memang prosedurnya seperti ini? Jika tidak, kenapa bisa ada chat ke nomer pribadi yang pada dasarnya privasi pengguna jasa ya?," tulis Prayogo.

Dalam percakapan itu, sang oknum karyawan menyapa untuk berkenalan dengan bahasa candaan dan bahkan mengirimkan KTP sang pengguna. Hal tersebut tentu dianggap kurang pantas dan mengganggu privasi.

Postingan itu pun viral dan banyak netizen menyayangkan tindakan sang karyawan. "Data pribadi aman darimana? Itu aja udah di wa segala dengan data2 ktp," cetus seorang netizen.

Beberapa saat kemudian, Prayogo melaporkan bahwa pihak Ovo telah menghubunginya dan meminta maaf. Pihak Ovo berjanji melakukan investigasi dan hasilnya kemudian, sang karyawan telah diberhentikan karena perbuatan itu.

"Adek saya baru saja ditelpon pihak @ovo_id yang secara lisan mengatakan oknum terkait sudah dibebastugaskan dari ovo juga secara lisan menjamin data pribadi adek saya akan aman. Semoga kejadian ini jadi pembelajaran untuk kita semua dalam melakukan apapun," cuitnya.

Akun resmi Ovo di Twitter juga telah mengeluarkan pernyataan. Mereka menyatakan komitmennya untuk melindungi data privasi pengguna dan telah menindak sang oknum karyawan.

"Pertama-tama, kami mohon maaf atas terjadinya ketidaknyamanan terkait dengan layanan Ovo," tulis pihak Ovo.

"Tindakan oknum karyawan tersebut merupakan pelanggaran berat dari prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan terkait perlindungan data pengguna. Dan saat ini, yang bersangkutan sudah tidak berstatus karyawan Ovo," tambah mereka. Saat ini, detikINET tengah mengubungi pihak Ovo tapi belum mendapatkan tanggapan.
https://cinemamovie28.com/inazuma-eleven-episode-20-subtitle-indonesia/

12 Negara yang Belum Laporkan Kasus Baru Virus Corona, Mana Saja?

Pada bulan Desember 2019, virus Corona mulai merebak di China. Kemudian beberapa minggu setelahnya, virus Corona COVID-19 menjadi pandemi global.
Virus yang menyebabkan penyakit pernapasan ini dapat ditularkan melalui droplet orang yang terinfeksi, dan setidaknya virus Corona telah menginfeksi 188 negara di seluruh dunia.

Para ilmuwan, pejabat kesehatan, dan pemerintah di seluruh dunia telah meminta masyarakat untuk selalu menerapkan jaga jarak fisik (physical distancing) dan tidak keluar rumah dahulu jika tidak ada keperluan yang mendesak.

Menurut data yang dihimpun oleh Universitas Johns Hopkins, setidaknya lebih dari 10 juta orang telah terinfeksi virus Corona, dan jumlah kematian global mencapai 520.000. Lebih dari 5 juta pasien telah pulih.

Meski saat ini seluruh dunia telah diselimuti rasa takut akan penyebaran virus Corona COVID-19, namun masih ada negara-negara yang dilaporkan belum terkena infeksi COVID-19.

Dikutip dari Al Jazeera Jumat (3/7/2020), berikut 12 negara yang belum laporkan kasus virus Corona, di antaranya:

1. Kiribati

2. Pulau Marshall

3. Mikronesia

4. Nauru

5. Korea Utara

6. Palau

7. Samoa

8. Pulau Solomon

9. Tonga

10. Turkmenistan

11. Tuvalu

12. Vanuatu

Saat ini, Amerika menempati posisi tertinggi di dunia dengan kasus positif virus Corona akumulatif sebanyak 2.735.554, dengan angka kematian 128.684 jiwa. Brasil menduduki posisi kedua dengan kasus positif Corona dengan 1.496.858 dan 61.884 meninggal dunia.

Virus Corona Dicurigai Bermutasi Jadi Lebih Menular

 Virus Corona mungkin telah mengalami mutasi sehingga penularannya lebih cepat. Demikian dugaan yang disampaikan Dr Anthony Fauci, ilmuwan kesehatan terpandang di Amerika Serikat dan direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID).
Dikutip detikINET dari CNBC, ia menyatakan riset sedang dilakukan untuk memastikan kemungkinan mutasi itu dan apa akibatnya. Memang virus secara alami bermutasi dan sebelumnya ada ilmuwan mengatakan mutasi virus Corona minor dan walau saat itu disebut tak berdampak besar pada kecepatan penularannya.

Menurut Dr Fauci, kemungkinan mutasi ditemukan oleh periset di Los Alamos National Laboratory. Jika benar pun, belum jelas kapan mutasi virus Corona ini terjadi.

"Data menunjukkan ada mutasi tunggal yang membuat virus itu mampu bereplikasi lebih baik dan mungkin tinggi penularannya," kata Dr Fauci.

Namun demikian, tidak diketahui apakah mutasi ini juga berdampak pada lebih parahnya virus Corona menimpa individu. "Kami tak memiliki sebuah koneksi apakah individu lebih buruk dengan (mutasi) ini atau tidak," tambah dia.

"Hanya saja sepertinya virus tersebut bereplikasi dengan lebih baik dan mungkin lebih menular," tambahnya. Pada saat ini, penelitian masih berada dalam tahap awal untuk mengkonfirmasinya.

Menurut ilmuwan, semua virus berkembang atau bermutasi. Pihak WHO sebelumnya mengatakan virus jenis RNA seperti virus Corona bermutasi lebih cepat dibandingkan beberapa virus lain. Tidak setiap mutasi akan berdampak pada perilaku virus itu atau pengaruhnya pada manusia.
https://cinemamovie28.com/inazuma-eleven-episode-18-subtitle-indonesia/