Senin, 06 Juli 2020

3 Produk yang Diklaim Pemerintah Anti-Corona

Pemerintah sempat beberapa kali mengumumkan produk yang diklaim bisa membunuh virus Corona atau Anti-Corona. Ada produk apa saja ya?

Kementerian Pertanian ( Kementan) melalui Badan Litbang Pertanian (Balitabangtan) mengaku telah menemukan formula paling efektif yang mampu menangkal virus corona. Formula tersebut dijadikan beberapa medium, mulai dari inhaler hingga kalung.

Kalung
Yang terakhir diluncurkan adalah kalung 'antivirus' Corona. Kalung antivirus Corona berbahan eukaliptus akan siap dipasarkan pada Agustus ini.

Menurut Kepala Balitbang Kementan Fadjry Djufry, kalung ini akan diproduksi oleh PT Eagle Indopharma.

"Kalung pada bulan Agustus akan siap dipasarkan untuk masyarakat. Sementara itu, untuk inhaler dan roll on itu produknya akan siap akhir Juli ini," ujarnya.

Roll On
Fadjry menyebut, selain dikemas dalam bentuk kalung, formula yang mengandung eucalyptus itu juga dibuat dalam bentuk roll on.

"Yang sudah didaftarkan adalah roll dan inhaler, sudah keluar izinnya minggu lalu. Nanti bisa dibeli di toko obat dan minimarket dengan harga sangat terjangkau," katanya.

Inhaler
Selain bentuk kalung dan roll on, produk antivirus yang diklaim punya potensi bunuh Corona juga dibentuk dalam inhaler. Rencananya, produk-produk ini akan tersedia di pasaran mulai bulan Agustus mendatang.

Dua bulan setelah launching, tepatnya di awal Juni ini produk eucalyptus menjadi perbincangan. Kemampuan dari produk eucalyptus ini pun dipertanyakan, apakah benar-benar mampu menjadi antivirus Corona.

Hari ini, Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry memberikan klarifikasi atas produk tersebut. Ia menegaskan, pihaknya tak pernah memberikan klaim atas eucalyptus sebagai antivirus Corona. Pasalnya, izin edar dari BPOM sendiri atas 3 produk eucalyptus (minyak roll on, inhaler, dan kalung aromatherapy) hanya sebatas produk jamu.

Studi Sebut Kelamaan Duduk di Mobil Bisa Ganggu Kesuburan Wanita

Sebuah studi sebut bantalan beberapa kursi mobil bisa mengganggu kesuburan wanita. Para peneliti yang terlibat dalam studi University of California ini menjelaskan soal zat berbahaya yang terdapat pada busa di dalam kursi mobil tersebut.
Sebagian busa yang terdapat pada beberapa kursi mobil bahkan dikatakan bisa menyebabkan kanker. Hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental International itu menyebut bahan kimia berbahaya yang dimaksud adalah tris phospate yang dikenal juga sebagai 'chlorinated tris' atau TDCIPP.

TDCIPP sendiri terdaftar sebagai salah satu bahan kimia yang dapat memicu kanker dan masalah kesehatan lainnya. Meski dikenal sebagai karsinogen, zat pemicu kanker, banyak perusahaan terutama di industri otomotif masih menggunakan TDCIPP sebagai salah satu bahan yang digunakan pada kursi mobil.

Mengutip Medical News Today, studi menunjukkan, perjalanan panjang menggunakan mobil dapat membuat orang terpapar bahan kimia berbahaya seperti TDCIPP. Profesor David Volz dan timnya telah mempelajari efek yang dihasilkan TDCIPP dan bahan kimia serupa terhadap kesehatan sejak 2011 lalu.

Namun, para peneliti baru mengetahui bahwa TDCIPP yang digunakan di kursi mobil juga berbahaya bagi banyak orang, salah satunya terhadap tingkat kesuburan. Dalam studi ini, para peneliti mengintervensi embrio ikan zebra dengan TDCIPP. Hasilnya, terlihat bahwa bahan kimia tersebut dapat mencegah perkembangan normal embrio.
https://nonton08.com/black-clover-episode-54-subtitle-indonesia/

Ekspor ke Australia, Barang RI Bebas Bea Masuk

Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (CEPA) telah berlaku sejak kemarin, Minggu (5/7). Dengan berlakunya perjanian kemitraan ekonomi tersebut, maka Australia menghapus seluruh tarif bea masuk terhadap seluruh produk yang diekspor Indonesia. Para eksportir Indonesia akan menikmati tarif 0% hingga masuk ke pasar Australia.
"Seluruh produk ekspor Indonesia ke Australia dihapuskan tarif bea masuknya. Untuk itu tarif preferensi IA-CEPA ini harus dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku usaha Indonesia agar ekspor Indonesia meningkat," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto dalam keterangan resminya, Senin (6/7/2020).

Dengan fasilitas tersebut, Agus menuturkan, ekspor atas produk otomotif, kayu dan turunannya termasuk kayu dan furnitur, perikanan, tekstil dan produk tekstil, sepatu, alat komunikasi dan peralatan elektronik berpotensi meningkat.

Namun, perjanjian ini berarti mempermudah produk yang diimpor dari Australia masuk ke Indonesia. Produk-produk yang diimpor dari Australia juga tak akan dikenakan bea masuk oleh Indonesia.

Meski begitu, menurut Agus kemudahan ini justru akan mendongkrak pertumbuhan industri di Indonesia. Misalnya saja industri makanan yang memerlukan bahan baku daging atau gandum dari Australia.

"Karena sifat perdagangan Indonesia dan Australia yang komplementer, industri nasional juga mendapatkan manfaat berupa ketersediaan sumber bahan baku dengan harga lebih kompetitif karena tarif bea masuk 0%. Industri hotel restoran dan katering, serta industri makanan dan minuman akan mendapatkan harga bahan baku yang lebih berdaya saing sehingga konsumen dapat menikmati lebih banyak varian serta harga yang lebih terjangkau," jelasnya.

Ia menilai, dengan fasilitas tersebut maka industri nasional dapat mengolah produk dengan ongkos produksi yang rendah, sehingga harganya pun bersaing di pasar internasional. Fasilitas dari perjanjian ini pun berlaku pada industri lainnya seperti industri software, perfilman, efek dan animasi, dan lainnya.

3 Produk yang Diklaim Pemerintah Anti-Corona

Pemerintah sempat beberapa kali mengumumkan produk yang diklaim bisa membunuh virus Corona atau Anti-Corona. Ada produk apa saja ya?

Kementerian Pertanian ( Kementan) melalui Badan Litbang Pertanian (Balitabangtan) mengaku telah menemukan formula paling efektif yang mampu menangkal virus corona. Formula tersebut dijadikan beberapa medium, mulai dari inhaler hingga kalung.

Kalung
Yang terakhir diluncurkan adalah kalung 'antivirus' Corona. Kalung antivirus Corona berbahan eukaliptus akan siap dipasarkan pada Agustus ini.

Menurut Kepala Balitbang Kementan Fadjry Djufry, kalung ini akan diproduksi oleh PT Eagle Indopharma.

"Kalung pada bulan Agustus akan siap dipasarkan untuk masyarakat. Sementara itu, untuk inhaler dan roll on itu produknya akan siap akhir Juli ini," ujarnya.

Roll On
Fadjry menyebut, selain dikemas dalam bentuk kalung, formula yang mengandung eucalyptus itu juga dibuat dalam bentuk roll on.

"Yang sudah didaftarkan adalah roll dan inhaler, sudah keluar izinnya minggu lalu. Nanti bisa dibeli di toko obat dan minimarket dengan harga sangat terjangkau," katanya.

Inhaler
Selain bentuk kalung dan roll on, produk antivirus yang diklaim punya potensi bunuh Corona juga dibentuk dalam inhaler. Rencananya, produk-produk ini akan tersedia di pasaran mulai bulan Agustus mendatang.

Dua bulan setelah launching, tepatnya di awal Juni ini produk eucalyptus menjadi perbincangan. Kemampuan dari produk eucalyptus ini pun dipertanyakan, apakah benar-benar mampu menjadi antivirus Corona.

Hari ini, Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry memberikan klarifikasi atas produk tersebut. Ia menegaskan, pihaknya tak pernah memberikan klaim atas eucalyptus sebagai antivirus Corona. Pasalnya, izin edar dari BPOM sendiri atas 3 produk eucalyptus (minyak roll on, inhaler, dan kalung aromatherapy) hanya sebatas produk jamu.
https://nonton08.com/black-clover-episode-56-subtitle-indonesia/