Filipina melaporkan 6.352 kasus baru positif COVID-19 pada Selasa (4/8/2020). Jumlah kasus harian ini menjadi yang paling tinggi di Asia Tenggara.
Dikutip dari Channels News Asia, lonjakan kasus ini membuat total kasus COVID-19 di Filipina menjadi 112.593 orang.
Filipina lockdown
Meningkatnya kasus COVID-19 di Filipina dalam beberapa hari terakhir sejak dilonggarkannya pembatasan pada Juni lalu membuat pemerintah kembali memberlakukan penguncian atau lockdown selama dua minggu.
Kebijakan tersebut dilakukan hingga 18 Agustus di Manila dan provinsi-provinsi di sekitarnya, seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan.
Pihak kepolisian Filipina telah memblokade jalan pada hari Selasa untuk melancarkan kebijakan lockdown. Selain itu, pemerintah pun hanya mengizinkan satu anggota keluarga dari setiap rumah yang diperbolehkan keluar untuk membeli makanan dan kebutuhan pokok.
Beban biaya berbagai produk jasa, seperti transportasi umum, salon, dan lain-lain akan ditanggung pemerintah.
"Benar-benar tidak ada yang bisa kita lakukan selain mengikuti langkah-langkah yang diberikan oleh pemerintah," kata seorang operator di sebuah perusahaan taksi, Cipriano Quirante (57).
Pengumuman terkait kebijakan lockdown ini disampaikan setelah 80 kelompok lokal yang mewakili 80.000 dokter dan 1 juta perawat di Filipina mendesak pemerintah untuk melakukan pembatasan yang lebih ketat agar penyebaran virus Corona bisa terkendali.
"Saya telah mendengar Anda. Jangan kehilangan harapan. Kami sadar Anda lelah," kata Presiden Rodrigo Duterte, Minggu (2/4/2020).
Saksi Ledakan di Lebanon Tuli Sesaat, Gejala Tinnitus?
Ledakan di Lebanon sontak memporak-porandakan sebagian besar wilayah di Kota Beirut. Dahsyatnya ledakan mengagetkan warga setempat. Bahkan ledakannya terdengar hingga ratusan kilometer dari pusat kejadian.
Seorang warga Lebanon bahkan menuturkan ia tuli sesaat usai mendengarkan ledakan dahsyat yang berasal dari Pelabuhan Beirut.
"Tiba-tiba saya tidak bisa mendengar lagi. Saya melihat sesuatu yang berkedip dan saya tidak bisa mendengar lagi," katanya dikutip dari AP News.
Saat terpapar suara yang sangat keras, seseorang bisa kehilangan pendengaran. Karena kerusakan akibat paparan bisingan biasanya bertahap, bisa jadi orang tersebut tidak menyadari atau mengabaikan tanda-tanda gangguan pendengaran.
Seiring waktu, suara mulai terdistorsi atau teredam dan akan terasa sulit untuk memahami orang lain ketika mereka berbicara. Suara yang keras, salah satunya akibat ledakan, dapat merusak sel-sel saraf sensitif di bagian dalam telinga.
Dikutip dari National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), paparan suara yang keras dapat menyebabkan tinitus atau dengungan yang jelas di telinga. Tinnitus dapat mereda dalam beberapa waktu, tetapi tidak sedikit juga yang akhirnya tuli permanen. Tinitus dapat terjadi pada satu atau kedua telinga.
Dilaporkan juga, tinitus adalah salah satu kondisi paling umum yang dikeluhkan para veteran yang kembali dari medan perang. Hal ini disebabkan karena mereka kerap terpapar suara yang sangat keras dalam waktu yang cukup sering.
Meski tinitus dapat mereda, beberapa orang mengalami kondisi yang memburuk sehingga merasa sulit mendengar, berkonsentrasi, bahkan tidur. Jika dengungan tidak hilang dalam waktu beberapa jam, disarankan segera hubungi dokter untuk berkonsultasi mengenai cara mengurangi kebisingan yang dialami.
https://cinemamovie28.com/final-destination-3/