Kamis, 13 Agustus 2020

Happy Hypoxia, Gejala Kurang Oksigen yang Tak Disadari Pasien Corona

Happy hypoxia bisa dialami pasien virus Corona COVID-19. Gejala ini bisa berisiko fatal karena umumnya tidak disadari pasien. Sebenarnya apa itu happy hypoxia?
Ahli paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP, menjelaskan happy hypoxia adalah kondisi penurunan oksigen dalam darah yang tidak disadari pasien. Kondisi ini disebut dr Erlang dialami pasien Corona karena berkaitan dengan masalah di paru-paru.

"Penurunan oksigen di dalam darah tidak diikuti oleh rangsangannya, tidak sampai ke otak, jadi orangnya tidak sadar bahwa dia kadar oksigennya kurang," jelas dr Erlang saat dihubungi detikcom Kamis (13/8/2020).

Pasien yang mengalami 'happy hypoxia' pada awalnya tidak merasa sesak. Oleh sebab itu, pasien yang mengalami kondisi ini masih bisa beraktivitas seperti biasa tanpa menyadari adanya bahaya.

"Kalau pasien-pasien mengalami gangguan di paru secara luas, itu bisa jadi seperti itu, udara oksigen di dalam darahnya turun, tetapi dia tidak merasa sesak, jadi dia masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa," jelas dr Erlang.

Bahayanya, pasien yang mengalami kondisi ini suatu saat bisa merasa sesak napas secara tiba-tiba dan menyebabkan risiko fatal. Kondisi fatal ini juga dialami pasien Corona.

"Iya ada yang sampai fatal. Jadi kurang waspada karena tidak sadar tadi," lanjutnya.

Menurut dr Erlang ada baiknya untuk segera memeriksakan diri usai mengeluhkan gejala Corona pada umumnya seperti batuk dan demam, karena kondisi ini secara tidak sadar bisa dialami setiap pasien.

5 Provinsi di Indonesia dengan Penambahan Kasus Corona Terbanyak Per 13 Agustus

 Indonesia mencatatkan penambahan kasus baru positif COVID-19 sebanyak 2.098 kasus per 13 Agustus 2020. Dua provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta dan Jawa Timur mencatatkan penambahan kasus tertinggi.
Berdasarkan situs resmi Kementerian Kesehatan, kemkes.go.id pada hari Kamis (13/8/2020), sebanyak 2.098 orang telah terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga totalnya menjadi 132.816 kasus.

Data tersebut juga menunjukkan pasien Corona yang sembuh sebanyak 87.558 orang dan 5.968 lainnya meninggal dunia.

Berikut 5 provinsi dengan penambahan kasus baru Corona terbanyak pada 13 Agustus.

DKI Jakarta: 608 kasus
Jawa Timur: 314 kasus
Jawa Tengah : 204 kasus
Sulawesi Utara : 125 kasus
Jawa Barat : 111 kasus
Adapun 5 provinsi di Indonesia yang tidak ada penambahan kasus baru Corona pada 13 Agustus.

Aceh
Bangka Belitung
Jambi
Sulawesi Tengah
Nusa Tenggara Timur

Antisipasi Rabies dan Antraks, Hewan Ternak dan Peliharaan Brebes Divaksin

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, melakukan vaksin massal terhadap hewan peliharaan dan hewan ternak, Rabu (12/2/2020). Vaksinasi ini untuk mencegah penularan penyakit tertentu yang bisa menular dari hewan ke manusia (zoonosis).
Dua jenis hewan yang diperiksa kesehatannya dan divaksinasi masing masing jenis binatang peliharaan dan ternak. Binatang ini diperiksa untuk memastikan ada tidaknya penyakit rabies dan antraks.

Sasaran kegiatan ini adalah konumitas hewan kesayangan dan para peternak. Jenis hewan peliharaan atau kesayangan yang diperiksa dan divaksin pada kegiatan ini adalah kucing, anjing, tupai, kera dan ular. Sementara untuk jenis hewan ternak antara lain kambing, domba, dan kuda.

Khasanah (46) warga Desa Klampok, pemilik kucing hias mengaku sengaja membawa peliharaannya untuk diperiksa kesehatannya. Selain diperiksa rabies, kucing Khasanah juga diberi vitamin agar tidak mudah sakit.

"Sering sakit karena musim hujan. Sekalian memeriksakan ada tidaknya gejala rabies," ujar Khasanah.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, drh Ismu Subroto mengatakan, vaksinasi rabies dan pemeriksaan antraks di wilayah Brebes, mendesak dilakukan karena Brebes merupakan wilayah perbatasan.

Vaksinasi Rabies ini kata Ismu sebagai pencegahan penularan virus Rabies dari Jawa Barat. Provinsi ini merupakan daerah yang diwaspadai karena bisa merambah ke daerah Jawa Tengah yang merupakan daerah bebas rabies.
https://nonton08.com/finding-mr-right-2/

Manfaat Sinar Matahari untuk Kesehatan, Sumber Vitamin D Tubuh

 Mungkin tidak semua orang tahu manfaat sinar matahari untuk kesehatan. Kadang ada mereka yang justru sengaja menghindari sinar matahari karena alasan tidak ingin panas-panasan atau takut kulitnya gelap.
Padahal menurut berbagai pendapat ahli dan studi, paparan sinar matahari yang sesuai dan tidak berlebihan bisa menjaga kesehatan. Salah satunya, karena manfaat sinar matahari membantu tubuh memproduksi vitamin D yang penting untuk tulang, imun, hingga suasana hati.

"Berbeda dari vitamin penting lain, yang bisa didapat dari makanan, vitamin D hanya bisa diproduksi di dalam kulit lewat reaksi fotosintesis yang dipicu paparan radiasi ultraviolet B (UVB)," tulis peneliti Mark Nathaniel Mead seperti dikutip dari jurnal Environmental Health Perspectives 2008.

Berikut penjelasan manfaat sinar matahari untuk kesehatan, seperti dikutip detikcom dari berbagai sumber:

1. Kurangi risiko depresi
Kekurangan vitamin D disebut-sebut bisa berkaitan dengan gangguan emosi seperti depresi. Beberapa ahli menyebut kemungkinan ini yang jadi alasan kenapa sebagian orang bisa merasa lebih 'sendu' di musim dingin atau hujan saat paparan sinar matahari berkurang.

Dikutip dari Healthline, sinar matahari diketahui dapat memicu otak untuk memproduksi hormon serotonin yang mendorong rasa bahagia dan tenang.

2. Tidur nyenyak
Bagi orang-orang yang sering kesulitan tidur di malam hari, coba habiskan waktu lebih banyak di luar ruangan agar terpapar sinar matahari. Menurut peneliti sinar matahari dapat membantu mengatur ritme sikardian atau jam biologis tubuh.

3. Gigi dan tulang kuat
Vitamin D dibutuhkan oleh tubuh untuk bisa menyerap kalsium. Kekurangan vitamin D bisa berdampak pada asupan kalsium yang penting untuk kepadatan tulang serta kesehatan rongga gigi tidak bisa dimanfaatkan tubuh dengan baik.

Cukup berjemur selama 15-30 menit untuk bisa mendapat manfaat sinar matahari.

4. Dorong imunitas
Vitamin D juga berperan penting dalam menjaga imunitas tubuh. Beberapa studi melihat vitamin D bisa membantu menurunkan risiko penyakit jantung, influenza, kanker, hingga penyakit auto imun lainnya.

Happy Hypoxia, Gejala Kurang Oksigen yang Tak Disadari Pasien Corona

Happy hypoxia bisa dialami pasien virus Corona COVID-19. Gejala ini bisa berisiko fatal karena umumnya tidak disadari pasien. Sebenarnya apa itu happy hypoxia?
Ahli paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP, menjelaskan happy hypoxia adalah kondisi penurunan oksigen dalam darah yang tidak disadari pasien. Kondisi ini disebut dr Erlang dialami pasien Corona karena berkaitan dengan masalah di paru-paru.

"Penurunan oksigen di dalam darah tidak diikuti oleh rangsangannya, tidak sampai ke otak, jadi orangnya tidak sadar bahwa dia kadar oksigennya kurang," jelas dr Erlang saat dihubungi detikcom Kamis (13/8/2020).

Pasien yang mengalami 'happy hypoxia' pada awalnya tidak merasa sesak. Oleh sebab itu, pasien yang mengalami kondisi ini masih bisa beraktivitas seperti biasa tanpa menyadari adanya bahaya.

"Kalau pasien-pasien mengalami gangguan di paru secara luas, itu bisa jadi seperti itu, udara oksigen di dalam darahnya turun, tetapi dia tidak merasa sesak, jadi dia masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa," jelas dr Erlang.

Bahayanya, pasien yang mengalami kondisi ini suatu saat bisa merasa sesak napas secara tiba-tiba dan menyebabkan risiko fatal. Kondisi fatal ini juga dialami pasien Corona.

"Iya ada yang sampai fatal. Jadi kurang waspada karena tidak sadar tadi," lanjutnya.

Menurut dr Erlang ada baiknya untuk segera memeriksakan diri usai mengeluhkan gejala Corona pada umumnya seperti batuk dan demam, karena kondisi ini secara tidak sadar bisa dialami setiap pasien.
https://nonton08.com/finding-the-adolescence/