Kamis, 13 Agustus 2020

Manfaat Sinar Matahari untuk Kesehatan, Sumber Vitamin D Tubuh

 Mungkin tidak semua orang tahu manfaat sinar matahari untuk kesehatan. Kadang ada mereka yang justru sengaja menghindari sinar matahari karena alasan tidak ingin panas-panasan atau takut kulitnya gelap.
Padahal menurut berbagai pendapat ahli dan studi, paparan sinar matahari yang sesuai dan tidak berlebihan bisa menjaga kesehatan. Salah satunya, karena manfaat sinar matahari membantu tubuh memproduksi vitamin D yang penting untuk tulang, imun, hingga suasana hati.

"Berbeda dari vitamin penting lain, yang bisa didapat dari makanan, vitamin D hanya bisa diproduksi di dalam kulit lewat reaksi fotosintesis yang dipicu paparan radiasi ultraviolet B (UVB)," tulis peneliti Mark Nathaniel Mead seperti dikutip dari jurnal Environmental Health Perspectives 2008.

Berikut penjelasan manfaat sinar matahari untuk kesehatan, seperti dikutip detikcom dari berbagai sumber:

1. Kurangi risiko depresi
Kekurangan vitamin D disebut-sebut bisa berkaitan dengan gangguan emosi seperti depresi. Beberapa ahli menyebut kemungkinan ini yang jadi alasan kenapa sebagian orang bisa merasa lebih 'sendu' di musim dingin atau hujan saat paparan sinar matahari berkurang.

Dikutip dari Healthline, sinar matahari diketahui dapat memicu otak untuk memproduksi hormon serotonin yang mendorong rasa bahagia dan tenang.

2. Tidur nyenyak
Bagi orang-orang yang sering kesulitan tidur di malam hari, coba habiskan waktu lebih banyak di luar ruangan agar terpapar sinar matahari. Menurut peneliti sinar matahari dapat membantu mengatur ritme sikardian atau jam biologis tubuh.

3. Gigi dan tulang kuat
Vitamin D dibutuhkan oleh tubuh untuk bisa menyerap kalsium. Kekurangan vitamin D bisa berdampak pada asupan kalsium yang penting untuk kepadatan tulang serta kesehatan rongga gigi tidak bisa dimanfaatkan tubuh dengan baik.

Cukup berjemur selama 15-30 menit untuk bisa mendapat manfaat sinar matahari.

4. Dorong imunitas
Vitamin D juga berperan penting dalam menjaga imunitas tubuh. Beberapa studi melihat vitamin D bisa membantu menurunkan risiko penyakit jantung, influenza, kanker, hingga penyakit auto imun lainnya.

Happy Hypoxia, Gejala Kurang Oksigen yang Tak Disadari Pasien Corona

Happy hypoxia bisa dialami pasien virus Corona COVID-19. Gejala ini bisa berisiko fatal karena umumnya tidak disadari pasien. Sebenarnya apa itu happy hypoxia?
Ahli paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP, menjelaskan happy hypoxia adalah kondisi penurunan oksigen dalam darah yang tidak disadari pasien. Kondisi ini disebut dr Erlang dialami pasien Corona karena berkaitan dengan masalah di paru-paru.

"Penurunan oksigen di dalam darah tidak diikuti oleh rangsangannya, tidak sampai ke otak, jadi orangnya tidak sadar bahwa dia kadar oksigennya kurang," jelas dr Erlang saat dihubungi detikcom Kamis (13/8/2020).

Pasien yang mengalami 'happy hypoxia' pada awalnya tidak merasa sesak. Oleh sebab itu, pasien yang mengalami kondisi ini masih bisa beraktivitas seperti biasa tanpa menyadari adanya bahaya.

"Kalau pasien-pasien mengalami gangguan di paru secara luas, itu bisa jadi seperti itu, udara oksigen di dalam darahnya turun, tetapi dia tidak merasa sesak, jadi dia masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa," jelas dr Erlang.

Bahayanya, pasien yang mengalami kondisi ini suatu saat bisa merasa sesak napas secara tiba-tiba dan menyebabkan risiko fatal. Kondisi fatal ini juga dialami pasien Corona.

"Iya ada yang sampai fatal. Jadi kurang waspada karena tidak sadar tadi," lanjutnya.

Menurut dr Erlang ada baiknya untuk segera memeriksakan diri usai mengeluhkan gejala Corona pada umumnya seperti batuk dan demam, karena kondisi ini secara tidak sadar bisa dialami setiap pasien.
https://nonton08.com/finding-the-adolescence/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar