Sabtu, 29 Agustus 2020

Di Tengah Rumor Koma, Kim Jong Un Dikabarkan Beri Perintah Soal Corona

 Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan pasukan negaranya untuk menembak siapa pun yang berada di dekat perbatasan Korea Utara-China dalam jarak satu kilometer. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran virus Corona di negara tersebut.
Kabar ini beredar di tengah klaim dirinya sedang koma. Seorang diplomat Korea Selatan menyebut Jong Un sudah koma selama beberapa waktu dan meragukan keaslian foto-foto terbarunya.

Berdasarkan keterangan salah satu penduduk di Provinsi Hamgyong, kebijakan itu berlaku di sepanjang perbatasan antara Korea Utara dan China sampai pandemi Corona berakhir.

"Polisi di Kota Hoeryong mengumumkan pemberitahuan darurat dari Kementerian Jaminan Sosial, yang mengatakan mereka akan membunuh siapa saja yang berada dalam jarak satu kilometer dari perbatasan Korea Utara-China, terlepas dari apapun alasan mereka berada di sana," katanya yang dikutip dari Mirror, Jumat (28/8/2020).

"Setelah mengumumkan deklarasi tersebut, departemen kepolisian mengatakan pada publik bahwa 'virus Corona telah menyebar ke mana-mana, kecuali negara kita jadi musuh mencoba menyusup ke perbatasan dengan mengirimkan virus'," lanjutnya.

Tak hanya itu, pihak departemen kepolisian setempat pun menekankan bahwa penduduk di sana harus melaporkan jika ada orang asing ataupun aktivitas dari musuh.

Kebijakan itu diterapkan di seluruh perbatasan Korea Utara-China yang panjangnya sekitar 1.400 kilometer dan membentang di empat provinsi. Menurut sumber tersebut, polisi yang berada di perbatasan sudah mengirim amunisi tambahan untuk membantu menjalankan kebijakan baru tersebut.

"Mereka mengatakan tidak akan bertanggung jawab atas kematian akibat penembakan yang dilakukan di perbatasan tersebut," ujarnya.

Berdasarkan laporan RFA, perwakilan militer Korea Utara membenarkan adanya kebijakan baru tersebut. Melalui telegram, Komando Tertinggi memberitahu pasukan militernya untuk membunuh siapa saja yang berada dalam jarak satu kilometer dari perbatasan Korea Utara-China, yang dimulai sejak 26 Agustus 2020 lalu.

Kisah Wanita 21 Tahun yang Selamat dari Serangan Jantung

 - Serangan jantung dapat dialami siapa saja, bahkan saat dia masih berusia muda sekali pun. Seperti yang terjadi pada Molly Schroeder, ia pernah mengalami serangan jantung saat masih berusia 21 tahun.
Pada 14 September 2012, Molly merasakan dirinya terkena gejala serangan jantung setelah berlatih sepak bola di kampusnya. Ia memang seorang yang mencintai olahraga ini sejak masih berumur 4 tahun.

Namun, 17 tahun kemudian ia mendapati bahwa dirinya mengalami serangan jantung karena gumpalan darah yang menyumbat 90% di salah satu arteri koroner utamanya. Setelah dilakukan pengujian, dokter mengatakan bahwa dia memiliki cacat septum atrium sejak yang didiagnosis terjadi ketika Molly masih kecil.

Selain itu, pengujian lebih lanjut mengungkapkan dia memiliki kelainan pembekuan darah genetik yang menyebabkan gumpalan darah. Ia pun diberi resep obat untuk mengatasi gumpalan darah tersebut dan menjalani rehabilitasi penyakit jantung.

Lantaran masih berusia 21 tahun, Molly yang sedang dalam usia produktif dan aktif itu pun mencari cara baru agar tetap bisa beraktivitas normal seperti sedia kala. Sejak pulih, ia kembali aktif berolahraga lari dan hiking dengan tetap menjaga detak jantungnya agar selalu normal.

Ia juga menjaga asupan natrium dan beralih menjadi vegetarian untuk menghindari daging merah. Sebab, daging merah diketahui mengandung banyak kolesterol yang akan memperparah kondisi pasien penyakit jantung, terlebih ia memang memiliki riwayat penyakit jantung bawaan.

Dilansir situs Healthline, Molly sadar betul menjaga kesehatannya saat ini adalah hal yang utama. Apalagi ia memiliki riwayat keturunan, sehingga ia harus ekstra melakukan tindakan pencegahan dari risiko-risiko serangan jantung yang lain dengan cara tetap berolahraga dan menghindari makanan berkolesterol.

Sementara itu, ahli jantung di The Mount Sinai Hospital dan ahli medis untuk gerakan Go Red for Women dari American
Heart Association Dr. Suzanne Steinbaum mengatakan wanita perlu dipantau kesehatan jantungnya.

Sebab, meski 80% kasus serangan jantung dapat dicegah, tapi penyakit ini terus menjadi ancaman terbesar bagi wanita. Ia pun menyebutkan ada 5 indikator yang menjadi kunci kesehatan jantung yaitu, tekanan darah, indeks massa tubuh, gula darah dan kolesterol.

Penyakit kolesterol ini menjadi salah satu faktor risiko yang sulit untuk dikendalikan. Sebab, hampir setiap orang pasti pernah dan menyukai makanan-makanan berkolesterol tinggi seperti daging merah, seafood. Tak semua orang juga suka berolahraga, hal ini yang menyebabkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh semakin parah.
https://kamumovie28.com/dont-knock-twice-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar