Selasa, 25 Agustus 2020

Riset Ungkap Kenapa Ibu-ibu Seperti Bu Tejo Bicaranya Tak Pakai Rem

Sosok Bu Tejo di film 'Tilik' yang tengah viral sukses mencuri perhatian. Karakternya yang julid alias judes lidah dan suka bergosip membuat banyak orang terhibur, jengkel tapi sekaligus tergelitik. Kok ada sih, orang yang bicaranya seperti tidak punya rem?
Dikutip dari laman Daily Mail, sebuah riset menyebut wanita memang lebih banyak berbicara dibanding pria yakni sekitar 20.000 kata sehari. Bandingkan dengan rata-rata pria yang hanya 13.000 perhari. Para ilmuwan mengatakan jumlah protein Foxp2 yang lebih tinggi adalah alasan wanita lebih cerewet dan julid.

Sebuah penelitian dari University of Maryland School of Medicine menunjukkan tingginya kadar protein Foxp2 di dalam otak manusia. Protein tersebut merupakan protein bahasa sehingga wanita jadi lebih banyak bicara. Pada manusia, protein tersebut banyak pada wanita sedangkan pada tikus terdapat pada jantannya.

Penelitian lain dari Universitas Maryland, menguji sampel dari sepuluh anak laki-laki dan perempuan berusia antara tiga dan lima tahun. Dan hasilnya, anak-anak perempuan tersebut memiliki protein 30 persen lebih banyak dibandingkan Foxp2 pada anak laki-laki. Dan ini terletak di area otak yang menjadi kunci bahasa pada manusia.

"Berdasarkan pengamatan kami, kami mendalilkan kadar Foxp2 yang lebih tinggi pada anak perempuan dan Foxp2 yang lebih tinggi pada tikus jantan yang merupakan indikasi bahwa protein Foxp2 berhubungan dengan jenis kelamin yang lebih komunikatif," jelas Peneliti Margaret McCarthy.

Peneliti juga menunjukkan bahwa perempuan senang mengobrol sejak usia muda. Anak perempuan pun belajar berbicara lebih cepat dibanding anak laki-laki. Anak perempuan memiliki kosakata yang lebih banyak dan berbagai jenis kalimat dibandingkan anak laki-laki dalam usia yang sama.

Seberapa Aman Nonton di Bioskop Saat Pandemi? Ini Kata Ahli

Beberapa tempat rekreasi mulai kembali beroperasi di tengah pandemi virus Corona COVID-19. Terkait hal tersebut, mungkin di antara kita ada yang penasaran apakah saat ini sudah aman nonton film di bioskop?
Menurut Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K), dari Satgas Waspada dan Siaga NcoV, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bioskop merupakan salah satu tempat berisiko. Ini karena orang-orang berada di ruang tertutup dalam jangka waktu yang lama sehingga ada bahaya penularan.

"Bioskop kan ruangan yang tertutup, menonton bioskop 2 jam, kalau ada satu orang terinfeksi Corona dan mengeluarkan droplet akan menular ke orang lain. Saat ini risiko peneluran virus Corona melalui airbone sangat tinggi," kata dr Erlina beberapa waktu lalu.

Satu studi yang dilakukan oleh peneliti di Technical University of Berlin menyebut bioskop sebetulnya bisa relatif lebih aman dari tempat tertutup lain, seperti area kantor. Studi menemukan tingkat partikel aerosol yang bisa dihirup di bioskop lebih rendah dari kantor karena orang-orang lebih jarang berbicara saat menonton.

Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunus Miko Wahyono, mengatakan bioskop di daerah 'aman' bisa dibuka bila menerapkan protokol kesehatan.

Berikut 6 protokol yang disarankan untuk bioskop, dikutip dari berbagai sumber:

1. Menggunakan masker
Wajib menggunakan masker adalah aturan terpenting ketika mengunjungi bioskop. Pihak manajemen bisa saja mengabaikan pengunjung tanpa masker. Artinya, tanpa masker seseorang tidak akan diizinkan masuk.

2. Sirkulasi udara yang baik
Bioskop harus dipastikan memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga partikel-partikel halus yang mungkin ada di udara dalam ruangan bisa keluar. Beberapa bioskop diketahui berinovasi dengan melakukan penayangan di tempat terbuka atau memasang filter udara tambahan.

3. Penjualan tiket online
Disarankan membeli tiket nonton lewat transaksi online. Tujuannya untuk mengurangi antrean di bioskop dan risiko paparan dari benda yang disentuh, seperti uang atau tiket masuk.

4. Pengurangan kapasitas dan jaga jarak nonton
Biasanya, kapasitas bioskop disesuaikan dengan jumlah kursi yang mengisi studio. Akan tetapi selama ditetapkan protokol kesehatan, disarankan kapasitas studio maksimal diterapkan 50 persen atau setengah dari jumlah keseluruhan kursi.

Tujuannya agar pengunjung duduk di kursi yang terpisah agak jauh sehingga jaga jarak bisa diterapkan selama menonton.
https://cinemamovie28.com/shut-in/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar