Senin, 31 Agustus 2020

Kasus Harian Corona RI Diprediksi Bisa Tembus 60 Ribu, Kapan Wabah Berakhir?

 Virus Corona di Indonesia masih meningkat setiap harinya. Kapan sebenarnya wabah Corona di Indonesia akan mencapai puncaknya?
Ahli epidemiologi, Pandu Riono menyebut puncak kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia akan mencapai puncak hingga pertengahan 2021. Tingkat penularan Corona akan mulai melandai pada akhir 2021 hingga 2022.

Menurut Pandu, proyeksi tersebut memungkinkan jika penanganan Corona masih lambat seperti sekarang ini. Menurutnya, karena melihat kurva penyebaran sejak awal bulan Maret, belum ada tanda-tanda kurva akan melandai. Bahkan, pada Jumat (28/8/2020) kasus positif virus Corona harian kembali memecahkan rekor baru, bertambah 3.003 orang dalam 24 jam.

"Kecepatan penularan dilihat bertahap, dari beta statistik percepatan transmisi, wow kaget. Kalau tidak melakukan penanganan secara serius, kemungkinan akan terus sampai 2021, pertengahan atau awal semester pertama baru sampai puncaknya," ucapnya dalam diskusi daring Ancaman Karhutla di Tengah Pandemi COVID-19, Sabtu (22/8/2020), dikutip dari CNN Indonesia.

Pandu mengatakan, jika penanganan pandemi tidak kunjung serius, ia khawatir pada titik puncak tahun depan, infeksi harian tertinggi dapat mencapai 60 ribu kasus.

Oleh karena itu, Pandu mendesak pemerintah untuk lebih agresif dalam mengendalikan penyebaran. Tidak perlu khawatir soal gelombang kedua, tapi fokus dulu pada penanganan penyebaran gelombang pertama yang hingga saat ini pun tak kunjung melandai.

"Banyak pemimpin menyebut waspada gelombang dua, padahal gelombang pertama saja belum selesai," lanjutnya.

Pandu menyarankan pemerintah untuk menggalakkan pembatasan sosial berbasis komunitas. Hal ini disebutkan Pandu akan lebih efektif dalam mengendalikan penyebaran, daripada mengucurkan dana bombastis yang tujuannya tak terukur.

"Lebih efektif kalau PSBB berbasis komunitas karena kekuatan kita ada di komunitas. Ketahanan sosial masyarakat jauh lebih besar nilainya dibandingkan uang pemerintah," pungkasnya dia.

Mutasi 10 Kali Lebih Menular Ada di Jakarta, Ini Sebabnya Corona Terus Bermutasi

 Mutasi virus Corona D614G yang disebut-sebut menular 10 kali lipat ditemukan di beberapa kota termasuk DKI Jakarta. Sebenarnya apa yang membuat virus Corona terus bermutasi?
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio menjelaskan beberapa alasan atau penyebab virus Corona terus bermutasi. Disebutkan, virus Corona termasuk RNA, bereplikasi atau memperbanyak diri secara acak.

"Virus corona itu memang virus RNA. Iya jadi mereka ketika bereplikasi itu secara acak, memang terus bermutasi untuk memperbaiki diri," ungkapnya saat dihubungi detikcom Senin (31/8/2020).

"Dan juga untuk menyesuaikan dengan lingkungan," lanjutnya.

Virus Corona COVID-19 disebutkan memiliki 7 clade. Tujuh di antaranya adalah S, V, L, G, GH, GR dan O. Jenis virus Corona yang telah di-sequence Eijkman sebelumnya masuk didominasi clade L.

"Yang di Indonesia sebagian besar saat ini dari 22 yang disubmit Eijkman, sebagian besar ada 10 itu masuk clade L," jelasnya.

"Ada beberapa yang belakangan ini sebagian masuk di kelompok Gh, atau Gr," lanjutnya.
https://cinemamovie28.com/young-execution-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar