Senin, 31 Agustus 2020

Begini Lho Dampak Psikis Jika 'Anjay' Dipakai untuk Bullying

 Istilah 'anjay' tengah viral setelah dilaporkan salah satu Youtuber, Lutfi Agizal, pada Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). 'Anjay' sendiri merupakan modifikasi dari sebutan nama binatang yang kerap dipakai untuk mengumpat.
Awalnya Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) meminta penggunaan kata 'anjay' dihentikan sekarang juga. Komnas PA menilai kata 'anjay' yang sedang populer dipakai anak-anak bisa berpotensi dipidana.

"Ini adalah salah satu bentuk kekerasan atau bullying yang dapat dipidana, baik digunakan dengan cara dan bentuk candaan. Namun jika unsur dan definisi kekerasan terpenuhi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, tindakan itu adalah kekerasan verbal. Lebih baik jangan menggunakan kata 'anjay'. Ayo kita hentikan sekarang juga," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu (29/8/2020).

Sebenarnya apakah penggunaan istilah kata 'Anjay' bisa berdampak pada kesehatan mental?

Psikolog sekaligus konselor Nuzulia Rahma Tristinarum menjelaskan, penggunaan kata 'Anjay' bisa saja berdampak pada kesehatan mental jika istilah tersebut ditujukan untuk membully orang lain.

"Bisa saja jika kata tersebut ditujukan untuk mencela, merendahkan, menghina atau membully orang lain. Ini bisa berdampak pada kesehatan mental jika orang yang menerima kata anjay mempersepsikan negatif pada kata tersebut," jelas Rahma saat dihubungi detikcom Senin (31/8/2020).

"Anjay adalah sebuah kata yang belum ada aturannya di kamus bahasa Indonesia. Sehingga sebenarnya belum ada arti yang tetap itu apa. Oleh karena itu artinya bisa dimaknakan berbagai macam rupa. Tergantung situasi, kondisi, tujuan penggunaan kata dan tergantung persepsi orang yang mendengar dan menerimanya," pungkas Rahma.

100 Dokter RI Meninggal Selama Pandemi COVID-19, Ini Daftarnya

 Tenaga kesehatan menjadi garda terdepan penanganan wabah virus Corona COVID-19. Hari ke hari, banyak dokter meninggal dunia karena tertular virus tersebut.
Baru-baru ini dilaporkan sudah ada 100 dokter yang dilaporkan meninggal dunia. Menurut keterangan dari Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M Faqih data ini dihimpun PB IDI hingga Minggu malam (30/8/2020).

"Iya itu data yg dihimpun oleh tim audit kematian PB IDI" sebut dr Daeng saat diminta konfirmasi detikcom melalui pesan singkat Senin (31/8/2020).

Berikut daftar 100 dokter yang meninggal dunia, diterima detikcom pada Senin (31/8/2020).

1. Prof Dr dr Iwan Dwi Prahasto (Guru Besar FK UGM)
2. Prof Dr dr Bambang Sutrisna (Guru Besar FKM UI/IDI Jakarta Timur)
3. dr Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
4. dr Exsenveny Lalopua, M.Kes (IDI Kota Bandung)
5. dr Hadio Ali K, Sp.S (IDI Jakarta Selatan)
6. dr Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
7. dr Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
8. dr Laurentius Panggabean, Sp.KJ (IDI Jakarta Timur)
9. dr Ucok Martin Sp. P (IDI Medan)
10. dr Efrizal Syamsudin, MM (IDI Prabumulih)
11. dr Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
12. Laksma (Purn) dr Jeanne PMR Winaktu, SpBS (IDI Jakarta Pusat)
13. Prof Dr dr Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
14. dr Bernadette Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)
15. dr dr Lukman Shebubakar SpOT (K) (IDI Jakarta Selatan)
16. dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangerang Selatan)
17. dr Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jakarta Selatan)
18. dr Wahyu Hidayat, SpTHT (IDI Kab. Bekasi)
19. dr Naek L. Tobing, SpKJ (IDI Jakarta Selatan)
20. dr Karnely Herlena (IDI Depok)
21. dr Soekotjo Soerodiwirio SpRad (IDI Kota Bandung)
22. dr Sudadi, MKK, SpOK (IDI Jakarta Pusat)
23. Prof dr H. Hasan Zain, Sp.P (IDI Banjarmasin)
24. dr Mikhael Robert Marampe (IDI Kab. Bekasi)
25. dr Berkatnu Indrawan Janguk (IDI Surabaya)
26. dr Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan)
27. dr Boedhi Harsono (IDI Surabaya)
28. dr Soeharno (IDI Kediri)
29. dr Amir Hakim Siregar SpOG (IDI Batam)
30. dr Ignatius Tjahjadi SpPD (IDI Surabaya)
31. dr Esis Prasasti Inda Chaula, SpRad (IDI Tegal)
32. dr Hilmi Wahyudi (IDI Gresik)
33. Dr dr Heru Prasetya, SpB, SpU (IDI Banjarmasin)
34. dr Miftah Fawzy Sarengat (PPDS FK Unair, RS Soetomo, IDI Balikpapan)
35. dr Bendrong Moediarso, SpF, SH (IDI Surabaya)
https://cinemamovie28.com/mother-of-the-same-age-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar