Sabtu, 31 Oktober 2020

Kabar Baik! Dari 104.235 Kasus COVID-19 di DKI, 87,5 Persen Sudah Sembuh

 Kabar baik datang dari DKI Jakarta. Jumlah kasus sembuh virus Corona COVID-19 di ibu kota terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data corona.jakarta.id pada Jumat (30/10/2020) pagi, persentase jumlah pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 di DKI Jakarta sudah mencapai 87,5 persen dari total kasus positif Corona di ibu kota, yakni 104.235 kasus.


Persentase jumlah tersebut didapatkan setelah pasien sembuh COVID-19 di DKI Jakarta mengalami penambahan sebanyak 1.078 orang pada Kamis (29/10/2020), sehingga totalnya menjadi 91.235 orang. Total kasus sembuh ini mengalami peningkatan dari jumlah sebelumnya, yaitu 90.157 orang.


Dari data tersebut juga diketahui, saat ini ada 10.775 kasus aktif COVID-19 di ibu kota, yang berasal dari 262 kelurahan di DKI Jakarta.


Kasus aktif sendiri artinya adalah orang-orang yang masih dianggap sakit dan dalam perawatan. Dari 10.775 kasus aktif COVID-19 di DKI Jakarta, sebanyak 2.824 pasien dirawat dan 7.951 pasien masih menjalani isolasi mandiri.


Sementara itu, dilaporkan juga sudah ada 2.225 pasien COVID-19 di DKI Jakarta yang meninggal dunia hingga saat ini.

https://nonton08.com/danau-hitam/


Moderna Bakal Laporkan Hasil Uji Klinis Vaksin COVID-19 Bulan Depan


Salah satu produsen vaksin COVID-19, Moderna, mengumumkan bahwa uji klinis yang dilakukannya berjalan sesuai rancana. Direncanakan, November hasil uji klinisnya sudah bisa dipublikasikan.

Rencana ini menjadi salah satu yang paling menjanjikan terkait penantian vaksin COVID-19. Interim review terhadap uji klinis yang melibatkan 3.000 orang tersebut diharapkan bisa dipublikasikan bulan depan.


Vaksin COVID-19 yang dikenal sebagai mRNA-1273 tersebut diharapkan juga bisa diproduksi 20 juta dosis pada akhir tahun, an antara 500 juga hingga 1 miliar dosis pada 2021. Moderna menyebut, tingkat infeksi dalam uji klinis sudah sesuai harapan.


"Saya pikir kami 'on track' dengan harapan tersebut," kata Chief Medical Officer Moderna, Tal Zaks, dikutip dari Reuters, Jumat (30/10/2020).


Vaksin COVID-19 Moderna menggunakan mRNA (messenger RNA) sintetis untuk menyamai permukaan virus Corona agar sistem imun mengenalinya dan menetralkannya. Teknologi yang sama juga dipakai oleh Pfizer dan BioNTech.


Long Weekend di Rumah Aja? Yuk Jaga Tubuh Tetap Sehat dengan Tips Ini


 Libur panjang yang jatuh di minggu ini, dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk bepergian. Namun, ada juga yang menggunakannya hanya untuk beristirahat sembari beraktivitas di rumah saja.

Memang beraktivitas di rumah menjadi pilihan terbaik, mengingat kasus COVID-19 di Indonesia yang sudah menembus 400 ribu kasus. Walaupun di rumah saja bukan berarti tidak melakukan apa-apa ya. Dilansir dari website resmi WHO, ternyata tetap aktif selama di rumah itu sangat penting lho. Ini karena kegiatan fisik dengan intensitas ringan mampu memberikan berbagai manfaat bagi tubuh.


Cara yang bisa dilakukan antara lain dengan melakukan gerakan fisik dengan intensitas ringan selama 3-4 menit seperti jalan kaki atau peregangan otot. Hal ini membantu dalam melemaskan otot dan memperlancar peredaran darah.


Ada juga beberapa aktivitas fisik kecil lainnya yang bisa dilakukan di rumah, seperti melakukan latihan dengan menontonnya dari YouTube, berdansa sambil ditemani musik, bermain game yang aktif, lompat tali, dan melakukan latihan otot ringan. Selain itu, cobalah untuk melakukan aktivitas naik turun tangga, melakukan latihan peregangan, dan kalau diperlukan cari ide-ide baru di internet untuk menambahkan pengetahuan.


Aktivitas fisik yang teratur juga bermanfaat bagi tubuh dan pikiran, bahkan dapat menurunkan tekanan darah tinggi, membantu mengatur berat badan, dan mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan berbagai jenis kanker.

https://nonton08.com/cermin-penari-jaipong/

Cerita Eks Petinggi WHO Soal Murahnya Tes PCR dan Harga Obat di India

 Sebelum kembali ke tanah air dalam rangka persiapan pensiun sebagai Direktur Penanggulangan Penyakit Menular WHO untuk Kawasan Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menjalani uji PCR pertengahan September lalu. Tes dilakukan di teras rumah dinasnya oleh petugas laboratorium di New Delhi, India. Biayanya cuma Rp 480 ribu.

Atas saran anaknya yang seorang dokter, dia kembali menjalani tes PCR di sebuah rumah sakit di Jakarta. "Tarifnya Rp 1,3 juta ha-ha-ha," kata Prof Tjandra Yoga dalam program Blak-blakan yang tayang di detikcom, Jumat (30/10/2020).


Tak cuma itu. Ahli paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu juga menyebut harga obat-obatan di India juga jauh lebih murah ketimbang di Indonesia. Tak heran bila sejumlah koleganya yang menjadi dokter kerap minta dibelikan obat di India.


Sebelum ada pandemi COVID-19, Prof Tjandra Yoga mengaku biasa pulang ke Jakarta sebulan sekali. Di saat itulah koleganya titip dibelikan obat-obatan tertentu.


"Harganya memang bisa lebih murah 50 persen bahkan lebih dari harga di sini. Jadi, bukan cuma biaya PCR harga obat pun lebih murah," kata mantan Dirjen Perlindungan Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI itu.


Kenapa India bisa demikian, Prof Tjandra Yoga menduga karena 'Negeri Sungai Gangga' itu punya banyak persediaan bahan baku obat. Jumlah penduduk yang mencapai 1,3 miliar jiwa menjadi pangsa pasar sangat besar sehingga bisa menurunkan ongkos produksi. Selain itu, upah pekerja di India kemungkinan lebih murah.


"Tapi soal upah pekerja ini saya tidak tahu persis ya," ujarnya.


Duta Besar India untuk Indonesia Gurjit Singh, 2012-2015, pernah mengungkapkan alasan lain kenapa negerinya dapat memproduksi dan menjual obat dengan harga sangat murah. Selain punya bahan baku dan pangsa pasar di dalam negeri sangat besar, kata dia, banyak ilmuwan yang belajar di Amerika lalu mengembangkan obat di negaranya.


Dalam bidang farmasi India merupakan negara eksportir obat generik terbesar di dunia. Secara volume, negeri itu juga menjadi eksportir obat generik terbesar dengan jaringan industri yang kuat karena 15% ilmuwan farmasinya berada di AS.

https://nonton08.com/hantu-kuburan-tua/


Kabar Baik! Dari 104.235 Kasus COVID-19 di DKI, 87,5 Persen Sudah Sembuh


Kabar baik datang dari DKI Jakarta. Jumlah kasus sembuh virus Corona COVID-19 di ibu kota terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data corona.jakarta.id pada Jumat (30/10/2020) pagi, persentase jumlah pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 di DKI Jakarta sudah mencapai 87,5 persen dari total kasus positif Corona di ibu kota, yakni 104.235 kasus.


Persentase jumlah tersebut didapatkan setelah pasien sembuh COVID-19 di DKI Jakarta mengalami penambahan sebanyak 1.078 orang pada Kamis (29/10/2020), sehingga totalnya menjadi 91.235 orang. Total kasus sembuh ini mengalami peningkatan dari jumlah sebelumnya, yaitu 90.157 orang.


Dari data tersebut juga diketahui, saat ini ada 10.775 kasus aktif COVID-19 di ibu kota, yang berasal dari 262 kelurahan di DKI Jakarta.


Kasus aktif sendiri artinya adalah orang-orang yang masih dianggap sakit dan dalam perawatan. Dari 10.775 kasus aktif COVID-19 di DKI Jakarta, sebanyak 2.824 pasien dirawat dan 7.951 pasien masih menjalani isolasi mandiri.


Sementara itu, dilaporkan juga sudah ada 2.225 pasien COVID-19 di DKI Jakarta yang meninggal dunia hingga saat ini.

https://nonton08.com/carrie-pilby/